Pembunuhan

13.4K 764 3
                                    

Tecna duduk diam di sofa yang berada di balkon. Semilir angin berhembus menerbangkan rambut nya.

Dia menatap kosong pada langit malam yang bertabur bintang serta cahaya bulan ikut meramaikan suasana di atas sana.

Dia rindu dunia nya. Dia rindu dengan dunia aslinya, tempat dimana dia dan keluarga nya hidup dengan bahagia.

Ini hanyalah dunia kertas.

Dia merindukan saat berkumpul dengan keluarga aslinya, rindu bermain dan bercanda dengan para sepupu nya.

Hati nya sedang gundah sekarang, dia kembali berpikir kenapa dia bisa berada di sini. Di tempat yang dia tidak tahu itu ada.

Dia mengutuk bajingan yang telah membawa nya kemari. Jika saja dia tahu siapa yang mengirim dia ke sini, dia akan membunuh mereka dengan kejam.

Dia masih bingung mengapa dia bisa masuk ke dalam dunia kertas ini hanya dengan membaca nya pertama kali. Dia hanya tidur sebentar dan wah dia sudah di sini. Sungguh ironi sekali.

Dia tidak memiliki siapa pun di sini, meski dia punya orang tua di sini, itu bukan orang tua aslinya. Meski dia punya teman di sini, mereka bukan teman aslinya, meski dia punya saudara di sini mereka juga bukan saudara aslinya.

Sebelum dia terkirim ke sini, jika dia sedang bingung, sedih, kesal, atau marah. Dia akan mencari ibu nya, dan mengeluh kesah kan isi hati nya pada sang Ibu.

Setelah itu ibu nya akan mengusap lembut kepala nya dan menyanyi kan lagu tidur untuk nya. Dia berada dalam pelukan hangat wanita itu hingga tertidur dengan tenang, melupakan semua masalah nya.

Tapi di sini berbeda tidak ada ibu nya di sini, yang ada hanya manusia di dunia kertas yang tidak pernah menunjukkan kalau dia seorang ibu dari anak anak nya.

Dia harus melampiaskan kekesalan ini, dia tidak sanggup lagi menahan kemarahannya akibat terdampar di dunia antah berantah.

Dia menyentuh benda yang sedari tadi tergeletak diam di atas meja samping tempat ia duduki.

Mengelus nya pelan dan mengangkat nya, menatap dengan lama. Cahaya bulan terpantul dari benda itu, terlihat sangat indah namun mematikan.

Itu adalah sebuah belati. Belati cantik yang ia desain sendiri bentuk nya, terdapat cetakan gambar di belati itu.

Seekor ular Viper yang sedang menganga. Memamerkan taring dan bisa nya. Terlihat cantik dan juga kejam.

Ini adalah simbol keluarga nya, keluarga aslinya, ular viper yang sangat berbisa.

Mata nya berkilat dingin, tidak lama dia berdiri dari duduk nya. Masuk ke dalam setelah menutup pintu balkon nya.

Ada seekor tikus yang perlu di buru nya.

.

.

.

Malam sunyi,

Terlihat seorang pria yang sedang berjalan sempoyongan sambil memegang botol kaca berisi alcohol.

Jalan terlihat sangat sepi, hanya ada cahaya bulan yang menerangi jalanan.

Pria itu bergumam tidak jelas dan meminum alcohol nya, terkadang dia akan tertawa tidak jelas sedetik kemudian dia akan mengutuk dengan keras.

Karena pengaruh alcohol mata nya buram tidak jelas saat melihat jalan, pria itu berhenti dan menyipitkan mata nya menatap kejauhan.

Dia seperti melihat ada seorang bertudung hitam sedang berjalan pelan ke arah nya, terlihat sangat tidak pantas di jam sedini ini.

Pria itu menyeringai bodoh, akibat pengaruh alcohol otak nya menjadi lebih berani. Pria itu berpikir dia akan merampok uang seseorang yang sedang berjalan sendiri ke arah nya itu.

Transmigrasi Ke Dalam Novel  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang