Part Sastra

40 23 0
                                    

Halo teman-teman balik lagi di Ave dan Sastra
Part 6 ( Sastra)
Kali ini adalah cerita Sastra

Jangan lupa baca part ini dengan lagu berjudul

-Kembali Pulang, Feby Putri-



"Selamat ulang tahun Ayah"
Ucapan Dariku Sastra


Setiap tahun di 1 September sejak 5 Tahun lalu, Sastra selalu menulis ucapan ulang tahun untuk sang Ayah dan menyimpannya dikotak khusus, berharap suatu keajaiban sangat Ayah membalas ucapannya tersebut.

Sastra anak bungsu dari 3 bersaudara
Kakak pertamanya seorang wanita, saat ini sudah memiliki rumah tangga dan tinggal terpisah dari Sastra, dan keluarganya, kakak keduanya saat ini sedang menempuh pendidikan psikologi di semester 7 dikampus yang sama dengan Sastra.

"Ayah, kenapa?"

"Kenapa tidak pernah membalas ucapan ulang tahu dariku, hufttt"Sastra menghela nafas

Tiba-tiba Aksara datang, Aksara adalah kakak Sastra yang lebih tua 3 tahun dari sastra.

"Heh, ngapain?" Tanya Aksara pada Sastra sambil mengeringkan rambutnya ( selesai mandi )

"Biasaa, rutinitas tiap tanggal 1 September" jawab Sastra sambil memasukan suratnya kedalam kotak berisi banyak surat ucapan itu.

"Sas, sudah 5 Tahun loh kamu buat ucapan seperti ini, Ayah sudah gak ada, Sas"ucap Aksara sambil duduk dikasur disamping sastra

"Iyaa aku tahu kok, tapi aku ngerasa Ayah masih ada di sini, di rumah ini"

"Gak ada Sas, Ayah udah di atas sana, gak ada istilah orang yang sudah meninggal masih menetap di dunia ini"

"Tapi aku ngerasa Ayah masih ada, kok kamu gak ngerti sih?"bentak Sastra

"Aku ngerti Sas, tapi mulai sekarang kamu harus ikhlasin Ayah, kalau kamu masih seperti ini, Ayah gak bakalan tenang Sas"

"Tapi..."

"Ga ada tapi-tapi, kamu harus belajar ikhlasin Ayah mulai sekarang" ucap Aksara membelai rambut Sastra dan berdiri meninggalkan kamar Sastra.

Sastra pun duduk terdiam dan merenung, "Benar kata Aksara, aku harus ikhlasin Ayah mulai sekarang" sambil menatap kotak yang ia pegang

"Maaf Yah, hari ini adalah ucapan ulang tahun terakhirku untuk Ayah"

"Tahun depan aku gak akan nulis ucapan ini untuk Ayah, Ayah yang tenang Yah" ucap Sastra sambil meletakan kotak itu ketempat semula.

Sambil berbaring, Sastra memutar kembali memori masa kecil bersama Ayahnya, ketika dia masih menjadi korban bully dulu, Ayahnya selalu membela, dan memarahi orang-orang yang membully Sastra.

"Ayah, maaf Sastra selalu menunggu Ayah pulang kerumah ini, Maaf Sastra masih merasa Ayah masih menempati rumah ini"

Maafin Sastra Ayah, maaf kalau Sastra buat Ayah gak tenang seperti ucapan Aksara tadi, sekali lagi maaf Ayah.

-Makasih udah baca cerita aku-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ave & SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang