Seven - Fight

508 83 8
                                    

"Kenapa, ya?"

Chaerin kembali memejamkan matanya, di mata pemuda itu, Chaerin nampak seperti gadis yang tersesat di pegunungan. Terbukti dari beberapa bagian celananya yang robek akibat goresan ranting.

"Berapa tahun?" Tanya pemuda itu, to the point.

Chaerin diam, dia yang semulanya menatap pemuda itu lantas menurunkan pandangannya, memperhatikan gerakan api yang mengacaukan indera penglihatannya. "Aku, 16 tahun."

Tidak ada jawaban dari pemuda dihadapannya. Chaerin sedikit melirik ke tangan pemuda yang sedang membuat tanghulu lagi.

"... HAH? 6?"

" ... 1,2,3,4,5.....6?!"

Mata Chaerin berkedip, dia kembali menghitung ulang jari pemuda itu dengan seksama.

"Kau tidak berhalusinasi, jariku memang enam."

Chaerin merinding ketika pemuda itu langsung menohoknya karena Chaerin sibuk untuk menghitung jari pemuda itu. Dengan perlahan, Chaerin menatap mata pria itu, meskipun tidak ditatap balik.

"Maaf bila kau tersinggung."

Pemuda itu diam. Dia menatap tanghulunya yang sudah mengeras sejenak. Ketika dia secara mendadak berdiri, Chaerin sedikit memasang sikap waspada.

Langkah besar pria itu berhenti disamping kiri Chaerin, Chaerin sedikit bergeser agar tercipta jarak di antara mereka.

Pemuda itu berlutut, menyamakan tingginya dengan Chaerin. Tangannya terulur. Chaerin menatap uluran tangan pria itu yang seperti menawarkan sebuah tanghulu untuknya.

"Namaku Yook Seongji."

Seongji sedikit menggerakkan tangan yang ia ulurkan kepada Chaerin, seperti pertanda bahwa Chaerin harus menerimanya.

Dengan senyum kecil, Chaerin menerima tanghulu itu dan menatapnya sebentar. " ... Aku, Chaerin."

"Terimakasih, tanghulunya."

Seongji duduk disamping Chaerin dan bersandar ke batang pohon, ia menekuk kaki kanannya dan meluruskan kaki kirinya. Tangan kanannya ia sangga di kaki kanannya.

"Hanya Chaerin?"

Chaerin mengangguk dan bergumam. "Mhm, Chaerin."

"Ada apa ini!!! Kenapa dia memberikanku sebuah tanghulu?! Ini diracun? Ah, engga, kan aku sudah melihat proses pembuatannya."

"Mmhm, makan tidak ya?"

Chaerin melirik ke Seongji yang melamun, melihat wajah dia yang terlihat sedih, membuat Chaerin tidak tega. Dia kemudian membuka mulutnya dan memakan tanghulunya.

Di luar dugaan, tanghulunya enak. Tidak membuat tenggorokan kering, dan Chaerin tidak batuk-batuk. Padahal dulu, Chaerin membenci tanghulu karena membuatnya radang tenggorokan.

Kunyahan tanghulu yang berasal dari mulut Chaerin memecah keheningan yang terjadi. Suara renyah itu diiringi gemericik api yang kian menghangat.

"Kau tersesat?"

Chaerin melirik Seongji yang sudah menatapnya, "aku tadinya berlibur. Tapi, ketika aku berjalan tak tentu arah, aku sudah di pegunungan. Jadi, ya, aku tersesat."

"Tapi bohong, hayuk!"

Mendengar cerita sedih Chaerin, Seongji menganggukkan kepalanya prihatin. "Begitu, ya?" Seongji mendongak, menatap bulan yang bersinar terang, pun dihiasi bintang yang berkelip. "Sudah malam, mau ku antar turun?"

𝐉𝐎𝐍𝐆𝐆𝐔𝐍 𝐒𝐈𝐁𝐒. [ 𝗟𝗢𝗢𝗞𝗜𝗦𝗠 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang