Eight - Have to hidden.

476 71 17
                                    

"Tunggu, aku melupakan sesuatu."

Interupsi Seongji membuat Chaerin diam, Chaerin melihat ke belakang dan mengamati pergerakan Seongji.

Ketika Seongji akan mengambil sesuatu, seorang gadis kecil memanggilnya dengan tergesa-gesa. Gadis itu nampak panik dan khawatir, dia berbicara sesuatu pada Seongji.

Entah apa yang dikatakan olehnya, tapi yang jelas, kini Seongji menjadi sangat marah. Dia mengambil obor dan mengatakan sesuatu. Sebelum melepar obor tersebut ke rumahnya, yang menyebabkan rumahnya kebakaran.

"Apa-apaan?" Gumam Chaerin.

Seongji berlari ke arahnya dan langsung menggenggam tangan Chaerin. Chaerin langsung ditarik, kakinya ikut berlari dengan gesit ketika Seongji menariknya dengan kuat.

"Seongji, ada apa?" Tanya Chaerin halus, pernafasannya nampak tidak terganggu dengan kakinya yang melaju dengan sangat cepat.

"Muridku... dalam bahaya."

"Muridnya yang lain?"

Kini disinilah ia, tepat beberapa meter dihadapannya adalah gerbang besar. Seongji melepaskan genggaman tangannya dan tersenyum kecil, "jaga dirimu."

Seongji menghilang.

Chaerin terdiam, instingnya mengatakan bahwa gerbang didepannya adalah arena pertarungan yang mengasyikkan. Kini apa yang akan Chaerin perbuat? Haruskah ia ikut campur?

Kemampuannya sudah lama tidak diberikan bahan makanan. Tangannya pun semakin memanas apabila dalam waktu singkat tidak ada korban. Hawa membunuh Chaerin secara perlahan mulai bangkit.

"Tidak mungkin aku kesana dengan wajah seperti ini."

Wajah rupawan itu bisa saja dicari di televisi dan jati dirinya langsung terungkap. Chaerin mengedarkan pandangannya dan berjalan searah ke gerbang itu. Dia mencari bahan yang bisa menutup wajahnya.

Ketika kakinya menendang sesuatu, Chaerin langsung mengambilnya dan memeriksanya menuju sumber cahaya.

"eh?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"eh?"

Chaerin mengedipkan matanya, topeng jelek yang bisa menutup wajahnya dari segala arah.

Chaerin menyeringai, "perfect!"

Dia membersihkan debunya dan langsung memakainya. Beruntung, pandangannya tidak terlalu merepotkannya. "Sekarang, ayo, kita, berlibur." Nadanya terdengar menyeramkan.

Kini, Chaerin melepaskan jas putihnya dan membuangnya asal. Ia hanya memakai kemeja hitam yang sudah ia acak agar terlihat berbeda dari awalnya.

Chaerin kini fokus, dia mengandalkan kemampuan gesitnya untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Kemampuan tidak terdeteksinya mengantarkannya ke atas gerbang yang tidak bisa dilihat oleh seluruh orang. Dengan kata lain, titik buta.

𝐉𝐎𝐍𝐆𝐆𝐔𝐍 𝐒𝐈𝐁𝐒. [ 𝗟𝗢𝗢𝗞𝗜𝗦𝗠 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang