Five - Grassland

534 86 3
                                    

Hembusan angin membuat ilalang mengenai pinggang Chaerin yang tengah melamun. Dia tersentak lalu tersadar, bahwa dia sedang melamun saat ia baru saja sampai di padang ilalang ini.

Hamparan padang yang luas, memang indah jika disaksikan ketika matahari terbenam. Sayangnya, tidak ada tiket pulang jika dia menunggu matahari terbenam di ufuk barat.

Rambut hitam bergelombang milik Chaerin menyentuh wajah, sehingga Chaerin harus menyingkirkannya dan menggunakan ikat rambut. Mata Chaerin melirik ke sebelah kanan, terlihat seseorang yang sedang berdiri.

"Siapa itu?" Gumam Chaerin.

Ketika masalah rambutnya selesai, Chaerin sedikit mengambil langkah kebelakang. Matanya kemudian menganalisis situasi padang ilalang yang sedang ia pijak.

Mayoritas ilalang bergerak tak seirama dengan hembusan arus angin, dengan kejadian ini, Chaerin menyadari bahwa seseorang yang berdiri disana, sedang mempersiapkan atau menjadi santapan.

Chaerin mengambil kotak lensanya yang berada di saku celana, kotak lensa ini selalu ia bawa. Bukan karena matanya yang minus, namun karena lensa didalamnya memuat lensa terbaik yang dihasilkan oleh ilmuwan terbaik di Jepang.

Chaerin menggunakan lensa berwarna putih, dan memasangkannya di kornea mata kanan.

Begitu terpasang, dia kembali melihat ke arah kanan. Kini, seseorang itu sudah tidak sendirian, dia kini bersama dengan seorang pria berambut putih yang memakai jas formal. Ditambah, lelaki itu lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang pertama.

Chaerin menekukkan kakinya dan berjongkok, perasaannya mengatakan ia akan mudah ketauan jika tetap berdiri. Secara, ilalang hanya setinggi pinggangnya yang ramping. Pasti akan mudah terlihat.

Pandangan Chaerin menatap sedikit ke atas.

Kedua pria itu ternyata sedang berbincang. Sangat disayangkan karena Chaerin tidak membawa alat bantu dengar khusus miliknya. Dia semakin menatap interaksi keduanya.

Jantungnya berhenti berdetak ketika pria berambut putih hampir saja mengetahui keberadaannya. Chaerin menghembuskan nafasnya sembari menunduk, bersembunyi di balik ilalang yang tinggi dan tebal.

Ketika ia kembali mengintip, pria pertama yang memiliki rambut berwarna hitam dan wajah yang tua, memperlihatkan sebuah kertas merah.

"Eh? Kertas itu...?"

Pikiran Chaerin melayang saat dia memasuki ruangan Yuzuru, dia juga menemukan kertas merah itu dikotak yang ia rampas dari ruangan Yuzuru.

"Ada apa dengan kertas itu? Kenapa dia sangat puas ketika menampilkan kertasnya?" Monolog Chaerin.

Pria berambut putih mengangkat tangannya, kemudian hembusan angin menerpa, seiiringan dengan mata Chaerin yang membola dan mulutnya yang sedikit terbuka.

"H-huh? Kojima?" Chaerin mengedipkan matanya beberapa kali, berusaha meyakini dirinya kalau yang melindungi pria tua itu adalah Kojima bersaudara, yang selalu ada dimasa kecil, yang selalu melatih Chaerin dengan giat hingga Chaerin mencintai apa itu sakit.

Belum selesai dengan keterkejutan yang dirasakan Chaerin, ilalang yang semulanya bergerak selaras dengan hembusan angin, mulai bergerak tak tentu arah dan bahkan disingkirkan.

Para manusia yang awalnya hanya perkiraan Chaerin, benar benar keluar dari bawah rumput ilalang, mereka dengan gagah menghampiri kedua pria yang tadinya sedang berbincang.

Sepertinya Chaerin mengetahui garis besarnya.

"Pria berambut hitam ini berusaha mengancam pria berambut putih menggunakan kertas merah. Namun, kertas merah ini berisikan apa? Aku memilikinya, haruskah aku memberikannya pada pria berambut putih itu?"

"Namun apa isi kertas itu? Haruskah aku memeriksanya lebih dalam?"

Chaerin fokus pada pria rambut putih yang kini dikepung oleh sekumpulan orang. Ia menyayangkan pria berambut putih karena Chaerin tidak bisa membantunya.

Namun, ketika Chaerin melihat ilalang di belakang pria berambut putih, kini seorang pria muda berjalan dengan suram ke arah mereka.

Pria itu menggunakan baju putih, dia berjalan menunduk dan mendekati mereka secara perlahan. Jika dilihat dari gelagat pria berambut putih yang percaya diri, Chaerin tafsir bahwa dia adalah sekutu dari pria berambut putih.

Pria muda itu menyalakan rokoknya, gerakannya persis dengan seseorang yang dia kenal.

Chaerin mengerutkan keningnya.

Namun dengan sepersekian detik berubah menjadi terpukau ketika pertarungan dimulai. Tanpa diketahui, pria berambut putih memiliki kemampuan bertarung yang cepat dan akurat. Jika membandingkannya dengan Kojima, mungkin saja Kojima akan kalah.

Lalu bagaimana dengan Chaerin jika harus berhadapan dengannya? Ah, dia akan mundur duluan sepertinya.

Bicara mengenai kemampuan, keahlian yang dimiliki oleh pria berambut putih sangat keren. Secara perlahan, Chaerin menerbitkan seringaiannya, teknik yang dikeluarkan oleh mereka sangat bagus..

... Untuk ditiru.

𝐉𝐎𝐍𝐆𝐆𝐔𝐍 𝐒𝐈𝐁𝐒. [ 𝗟𝗢𝗢𝗞𝗜𝗦𝗠 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang