• Chapter 4 •

17 4 0
                                    


Kemarin gantung ya? Maaf keun atuh

Happy reading 💐

Chapter kemarin

Glara pergi ke dapur untuk menyiapkan camilan dan minum untuk Adrian. Adrian melihat sekeliling apartemen Glara. Penuh dengan bau khas nya yang seperti susu.

Pada saat Adrian tengah melihat-lihat isi apartemen Glara. Ada suara kaca pecah berasal dari dapur. "GLARA!?"
Adrian berjalan ke dapur dan dia melihat Glara yang—

***

Adrian melihat Glara yang sedang berjongkok mengambil serpihan gelas.

"Glara? Kok bisa gini?!"

"Tadi pengen ngambil minum buat kakak eh malah nyenggol gelas, jatoh deh." Glara malah terkekeh canggung

"Lain kali hati-hati."

Adrian berjongkok lalu membantu Glara mengambil serpihan gelas dan memasukannya ke tempat sampah.

Masih ada sisa serpihan kaca. Saat Glara ingin mengambil nya, jari telunjuknya malah terkena serpihan kaca dan melukainya.

"Akh! Sakit.." Glara bergumam

"Napa Glar?"

"Ga kenapa-napa kok kak.."

"Ga percaya, sini tangannya."

Adrian menarik tangan kanan Glara dan benar saja, jari telunjuknya terluka.

"Ada P3K kaga disini?"

"Ada.. di ruang tengah."

Adrian langsung menarik Glara dan menyuruhnya duduk di sofa, Glara ya nurut-nurut aja.

Adrian mengambil kotak P3K, membukanya, lalu duduk sebelah Glara dan mengobati lukanya.

"Shh.. sakit."

"Sabar, sekarang sakit, nanti juga engga."

Akhirnya jari Glara selesai ditangani oleh Adrian.

"Makasih kak udah ngebantuin, padahal kakak ga usah, Glara bisa sendiri kok."

"Shh.. ga papa."

Glara tersenyum. "Sekali lagi makasih ya kak."

"Sama-sama Glar."

'Glar?' nama panggilan yang tidak terlalu asing di telinga Glara. Tapi ia tidak pernah dipanggil seperti itu dari dulu.

'Ah sudahlah, mungkin itu hanya imajinasi ku saja.'

Sore harinya •

Adrian pamit untuk pergi pulang karena dia dipanggil oleh ayahnya. Ia berpamitan dengan Glara.

"Thanks ya Glar buat makanannya."

"Sama-sama kak, kapan-kapan mampir ya kak!"

Unthinkable | SLOW UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang