• Chapter 9 •

16 4 0
                                    

Happy reading 💐

~×~

Glara sedang mengaca dicermin tanpa menggunakan baju. Perutnya sudah agak membesar, walaupun sudah hamil sekitar 3 bulan, tapi perut Glara terhitung masih kecil.

Dia khawatir. Apakah bayi nya baik-baik saja? Apakah ada masalah dengan kandungannya? Dia juga tidak mengidam apa-apa juga sudah jarang mual-mual.

Glara memanggil Adrian untuk datang masuk ke kamar. Glara menunggu sambil memakai baju dan duduk di tepian kasur.

Pintu kamar diketuk lalu di buka, pelakunya adalah Adrian.

"Sayang? Kenapa manggil, hem?" Adrian berjalan menuju arah Glara, ia berjongkok sambil meletakkan tangannya di paha Glara.

"Kak.. perut aku kok kecil ya? Padahal udah 3 bulan hamil nya.. aku juga dah jarang mual, sama aku juga ga ngidam apa-apa.. aku takut.."

Glara merasa ingin menangis karena dia sangat khawatir terhadap bayinya ini. Kehamilan Glara itu sangat langka karena sangat mustahil bagi seorang pria bisa hamil.

Terakhir kali memeriksa juga, dokter kandungan sangat heran dan terpukau. Katanya mungkin hanya 2 dari 3000 orang pria yang bisa hamil.

"Kakak.. aku pengen ke dokter kandungan lagi yaa? Aku takut bayi kenapa-napa.."

Adrian lalu menggenggam tangan Glara dan mengelusnya lembut. "Ga usah khawatir. Ayo kita ke dokter. Apapun yang terjadi, aku akan selalu sama kamu."

Adrian mengecup punggung tangan Glara lalu keningnya.

~×~

Glara dan Adrian sedang duduk dihadapan seorang dokter kandungan.

Mereka telah selesai memeriksa kandungan Glara.

"Kandungan mu itu sangat sehat. Bahkan lebih sehat dari kandungan para wanita biasanya. Dan untuk hal mual, mengidam, dan perut mu yang kecil, itu normal karena jika seorang pria hamil, ukuran perut nya memang kecil. Perut mu akan membesar pada usia kandungan mu yang ke 7."

Dokter menjelaskan panjang lebar tentang kandungan Glara. Setelah mendengar penjelasannya, Glara bernapas lega.

"Ini adalah resep obat untuk anda. Jangan minum terlalu banyak, cukup masing-masing 1 hari 1 pil saja. Jangan overdosis. Jika ada masalah atau keluhan bisa langsung konsultasi saja."

"Baik dok, terimakasih atas bantuan dan sarannya." Adrian mengangguk terimakasih atas jasa sang dokter.

"Tidak masalah tuan. Tuan Glara adalah pasien, pasti kami akan membantunya walaupun dengan kondisi nya yang jarang terjadi."

Glara mengangguk. "Kalau begitu, sekali lagi terimakasih dok atas bantuannya. Kami akan pamit dulu."

"Ya, silahkan tuan-tuan. Sampai jumpa." Dokter tersenyum.

"Sampai jumpa juga dok." Adrian berdiri, begitu juga dengan Glara. Mereka lalu berjalan pergi keluar dari ruangan pemeriksaan.

~×~

Adrian dan Glara sekarang sedang berada di restoran. Mereka memutuskan untuk makan siang disana karena dekat dengan rumah sakit.

Unthinkable | SLOW UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang