23 🌻

9 4 3
                                    

Hari Sabtu seperti yang dijanjikan, Linn bersiap untuk pergi ke bangunan tua tempat mereka akan berlatih. Suara dentingan notifikasi pada ponsel Linn mengalihkan perhatian Linn yang sedang bersiap-siap.

Yang Penting Grub

Ralu
Nanti kumpul dirumahku aja
Gausah ke bangunan tua itu
•lokasi

Ola
Kenapa?

Ralu
Nanti kujelasin, kumpul di rumahku
Noe nanti bawa bukunya juga

Noe
Untung belum berangkat

Zev
Dadakan banget, oke

Linn hanya membaca pesan-pesan itu tanpa menjawab pesan itu, Linn memasukkan ponselnya di dalam tasnya.

Di sisi lain..

Zev memutar bola matanya, setelah membaca pesan Ralu. Dia kembali menaiki motornya dan pergi dari bangunan tua itu menuju rumah Ralu.

Setelah melewati gerbang rumah Ralu, Linn mempercepat langkahnya menuju rumah Ralu. Bangunan rumah itu, masih sama seperti beberapa tahun yang lalu.

Setelah mengetuk pintu rumah Ralu, pintu itu terbuka dan melihatkan seorang dengan pakaian pelayan.

"Ah, temannya Nona Ralu? Silahkan masuk ya," ucap seorang wanita dengan pakaian pelayannya.

Linn memasuki rumah dengan dinding putih itu, sedangkan pelayan itu pergi untuk memberi tahu Ralu jika temannya sudah ada yang datang. Linn duduk disalah satu sofa, tak lama kemudian Ralu datang menghampiri Linn.

"Hai," sapa Ralu pada Linn, kemudian Ralu duduk di samping Linn.

"Hai," ucap Linn menjawab sapaan Ralu.

Hingga beberapa menit berlalu, akhirnya mereka sudah berkumpul di rumah Ralu. Mereka berjalan menuju taman samping rumah Ralu, taman itu cukup luas.

Ralu biasanya berlatih memanah di sana, walau cukup jarang. Mereka berkumpul terlebih dahulu di bangku taman untuk membahas tentang buku yang Gion berikan pada Ralu.

"Ini, buku yang akan kita bahas," ucap Ralu sambil menaruh sebuah buku tua yang ia dapatkan dari Gion di atas meja lingkaran di antara mereka.

"Isinya tentang cerita penyihir di kerajaan Krystallo sama tentang permata," jelas Ralu pada mereka berempat.

Ola mengambil buku itu dan membacanya. Untungnya buku itu tidak menggunakan aksara kuno, mereka semua bisa membacanya.

"Kita gak bahas ini sama pak Gion?" tanya Ola pada Ralu.

"Pak Gion sibuk, ada urusan," jawab Ralu.

Ola mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. Setelah berunding tentang buku tua Ralu, mereka berganti topik ke buku tua yang dibawa oleh Noe.

"Jaga buku itu, jangan sampe ilang," ucap Ralu pada Noe.

"Kok aku?" tanya Noe.

"Aku sibuk, Linn gak bisa jaga buku itu, Ola sibuk kerja, Zev bisa mungkin, tapi kamu lebih cocok karena kekuatanmu itu," jelas Ralu dengan cepat. Sebenarnya Ralu tidak sibuk, tapi dia terlalu malas untuk menjaga buku itu.

"Aku sering keluar, jadi Noe aja yang jaga," tolak Zev. Noe menatap datar dan hanya bisa menerima pilihkan mereka.

Kembali pada topik awal, mereka hari ini akan berlatih di rumah Ralu. Sebenarnya mereka berempat tidak yakin bisa menggunakan kekuatan mereka di taman itu.

EDELSTENEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang