TUP 2 ; Ms. Starling

13 1 0
                                    

Haven ambruk ke sisi kasur dan merosot kelantai saking terkejutnya. Ia melempar buku itu dengan ketakutan. Seluruh tubuhnya gemetar hebat. Matanya berkunang-kunang saking mengejutkan nya sesuatu yang baru saja dia baca hampir setengah. Haven tidak siap membacanya lagi. Dia terlalu kalut. Dia bahkan seakan tuli mendengar dindingnya yang dipukul dari ruangan sebelah, protes tetangganya karena pergerakan Haven yang berisik. Haven tidak memperdulikan nya, pikirannya hanya ada pada satu garis tanda tanya.

Mengapa .. kehidupannya bisa tertulis dengan baik disana, dibuku itu. Kehidupan pribadinya menjadi sebuah buku laris yang terjual di kota. Best seller, semua orang membaca kisahnya yang menyedihkan. Haven benci itu. Haven sangat membencinya.

Tidak mungkin seseorang bisa mengetahui kehidupan nya sedetail itu. Pasti penulis itu telah menguntit nya selama ini. Pasti ini ulah orangtuanya membeberkan segala informasi. ah, tidak-tidak. Tidak mungkin mereka menjadikan dirinya sendiri sosok kejam di buku itu. Pasti penulis itu. Haven harus memastikannya nya sendiri.

Haven menatap sebuah tiket yang dia pegang dengan gemetar. Tiket yang ia temukan terselip didalam buku itu. Satu-satunya jalan agar dia bisa menemukan penulis yang tanpa izin membeberkan segala kisah hidupnya.

~•o0o•~

Tabitha Starling Book Sign Event On 15 Corner Book Store

Tabitha memandang sebuah plakat kain yang baru saja dinaikkan oleh dua pekerja toko buku dengan perasaan bangga. Dia tidak berhenti berdecak penuh kekaguman atas usahanya sendiri. Toko buku 15 Corner adalah salah satu toko buku terbaik dan terbesar di kota Hounslow. Buku-buku yang dijual disini memiliki kualitasnya tersendiri dan kini Tabitha berkesempatan untuk mengisi acara tanda tangan buku karya nya dengan 15 Corner sebagai sponsor. Dengan adanya nama Tabitha Starling terpampang jelas disana sudah cukup menambah dua kali lipat pengunjung yang berdatangan bahkan sebelum acara utama dimulai--bertemu langsung dengan sang penulis buku terlaris dua tahun terakhir ini; Haven Wants Heaven, dan meminta tanda tangan nya.

Tidak heran, bukunya sudah terjual beribu eksemplar dengan berbagai penilaian baik. Seperti alurnya yang menyentuh buliran air mata dan gaya bahasa puitis seolah Tabitha memang mengeluarkan segala perasaannya disana. Buku debut Tabitha lantas sukses besar, membuatnya dikenal dimana-mana bersama figur hitam putih yang terpampang di setiap halaman pertama koran harian.

Itu adalah Tabitha, tak pernah sedetikpun dia tidak mengangkat dagunya yang runcing dengan kebanggaan dan percaya diri yang luar biasa.

"Bukankah itu Ms. Starling? Tabitha Starling sang penulis terkenal? Astaga, dia lebih menawan secara langsung."

Tabitha menarik salah satu sudut bibirnya, ia melirik dua gadis yang sedang sibuk menutup mulut mereka karena terperangah kagum akan pesona Tabitha. Tabitha jelas menikmati segala ketenaran ini. Ia sangat menyukai respon para penggemarnya yang memekik hanya karena mereka berhasil menarik atensi Tabhita untuk menghampiri.

"Ms. Starling, saya sangat mengidolakan anda. Bisakah saya mendapat satu tanda tangan di buku saya?" Tabitha terkekeh jenaka membuat senyum si penggemar surut dan penuh tanya.

"K-kenapa ya Ms. Starling? Is there .. something wrong about me?" Gadis muda itu mulai gemetar. Takut jika dia membuat kesan yang salah pada idolanya. Apalagi ketika Tabitha terus menatap pada syal merah tebal yang melilit lehernya. Gadis itu lantas merasa sangat salah hingga merinding, ditambah sorot Tabitha berubah setajam serigala.

"Nothing," kata Tabitha, "tapi untuk mendapatkan tanda tanganku kau harus datang ke 15 Corner dan untuk kesini kau harus membeli tiket khusus. Sebenarnya aku sudah menjual tiketnya kemarin.

𝐓𝐡𝐞 𝐔𝐧𝐭𝐨𝐥𝐝 𝐏𝐚𝐠𝐞𝐬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang