08

355 41 2
                                    

All Naruto's characters are belong to Masashi Kishimoto.

Warning: OOC, typo(s), crack couple(s), plot hole(s)!

.

.

.

"Kau habis dari mana?"

Ditodong saat membuka pintu, Hinata menemukan Toneri berdiri di depan pintu flat-nya beberapa jam setelah ia kembali dari Kyoto. "Kamar mandi." Hinata melengos, masuk ke arah dapur untuk mengambil segelas air dingin.

"Bukan tadi. Maksudku kemarin."

Toneri mengekor di belakang Hinata. Dari ujung gelas, Hinata mengangkat alisnya pada Toneri. "Kenapa kau tidak membalas pesanku?" Toneri menunggu Hinata menelan air dan menaruh gelasnya di atas meja. "Aku sudah membalas pesanmu tadi." Hinata mengedikkan bahu.

"Kemarin, Hinata, kemarin." Toneri menekankan setiap kata yang diucapkannya. "Kenapa tidak dijawab dari kemarin?"

Toneri mendesak meminta jawaban. Hinata mengernyit bingung menatapnya. Tumben sekali Toneri terlihat tergesa. "Kau pergi dengan seorang pria?"

Alis Hinata terangkat sebelah. "Kata siapa?" ia berusaha bicara tenang, duduk di sofa. "Jawab saja. Iya atau tidak?" Toneri menyusul duduk di samping Hinata. "Bukan urusanmu, 'kan?" Hinata kembali menaikkan sebelah alis sebelum berusaha bangkit karena merasa risih.

Greb. Toneri menahan tangan Hinata agar tidak bangkit berdiri. "Benar, Hinata? Kau pergi dengan seorang pria?"

"Lepas."

Hinata berusaha meloloskan tangannya dari genggaman Toneri. Namun, lelaki itu seperti bukan dirinya. Ia mencengkeram erat-erat. Dengan alis menukik, menatap tajam pada Hinata yang menggerakkan tangannya tak nyaman, mulai kesakitan.

"Lepaskan aku, Toneri. Kau menyakitiku!"

Baru Toneri tersadar ketika suara Hinata mulai meninggi. Pria itu segera melepas pegangannya. Ditatapnya Hinata yang memegang lengannya dengan tangan yang lain. Ketika Hinata meliriknya, Toneri masih menatap, menunggu jawaban dengan lebih sabar.

"Ya."

"Siapa?"

"Kau tidak akan kenal."

"Kenal dari mana?"

Hinata mengernyit. "Kenapa kau sangat ingin tahu?"

"Tentu saja aku harus tahu. Aku temanmu, yang dititipi ibumu untuk menjagamu di Tokyo." Hinata menggulirkan bola mata, alasan itu lagi. "Jadi, kau kenal dari mana?"

"Bumble."

"Hah?!" balik Toneri yang mengernyit. Alisnya menukik tajam, sedikit melotot. "Kau benar main bumble lagi?"

"Dengarkan aku dulu, Toneri. Aku –bi"

"Tolol. Kau masih percaya aplikasi kencan begitu?!" Hinata mengatupkan bibirnya yang terbuka. Ucapannya dipotong tanpa diberi kesempatan. "Apa kau tidak kapok? Bagaimana kau bisa lupa dengan bajingan yang membohongimu dulu itu?" Toneri terlihat menggebu.

Hinata menarik napas dalam, berusaha tenang meski tersinggung dengan ucapan Toneri. "Aku dan Kiba tidak bertemu melalui dating app." Katanya menegaskan.

"Bukan si Anjing. Maksudku laki-laki bertindik yang hampir memperkosamu dulu."

"Bisakah kau berhenti membicarakan masa lalu, Toneri?" Hinata mengurut kepalanya yang tiba-tiba pening dengan mata tertutup. "Aku sudah banyak belajar dari kesalahan. Aku sudah lebih dewasa."

Bumble Trouble [SasuHina X GaaHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang