05

739 54 2
                                    

Kini Galvin dan Fabian sudah tiba di mansion Galvin.

Mereka kemudian turun , sebelum masuk Galvin mengambil tas Fabian yang berada di bagasi mobil.

"Eum kak biar Fa..." Fabian tidak melanjutkan ucapannya karena Galvin kini sedang menatapnya dengan tatapan tajam

"Ayo masuk" Galvin menggandeng tangan tangan Fabian untuk masuk ke dalam mansion

Galvin membawa Fabian masuk ke kamarnya.

"Eum i...ini kamar kakak? Kalo iya terus kamar Fabian yang mana?" Tanya Fabian

"Sebenarnya ada kamar lain tapi itu kamar tamu kamu kan bukan tamu di sini, melainkan ca...calon pendamping hidup saya dan nantinya kamu juga bakal tinggal di mansion ini setelah kita resmi menikah"

"Ha? J...jadi kita sekamar kak?"

"Saya ngga akan macam macam ke kamu Fabian , saya tau kamu pasti jadi ngga nyaman sama saya karena kejadian tadi di rumah kamu kan . Kalo kamu kurang nyaman saya bisa tidur di ruang tamu saja, sekarang mending kamu istirahat aja dulu" saat Galvin akan keluar kamar Fabian mencekal pergelangan tangannya

"Eum kak Galvin jangan tidur di kamar tamu, Fabian jadi ngga enak. Masa pemilik kamar tidur di ruang tamu sih"

"Ngga papa Fabian, saya cuma ngga mau kamu jadi takut ke saya"

"Ngapain Fabian takut ke kak Galvin, kalo soal tadi anggap aja itu ngga kejadian kak. Itu terjadi juga kan ngga se...sengaja"

Galvin tersenyum memandang Fabian.

"Yaudah kalo gitu nanti saya tidur di sofa, sekarang kamu lebih baik istirahat nanti malam saya bangunin buat makan"

Galvin kemudian keluar kamar membiarkan Fabian beristirahat.

________________________________

Malam harinya

Ceklek

Galvin masuk ke kamar hendak membangunkan Fabian. Galvin kemudian berjalan mendekat ke ranjang, ia sedikit mendekatkan wajahnya ke wajah Fabian.

Galvin menatap wajah manis Fabian saat tertidur, Fabian sangat sangat manis ketika tertidur.

Tangan Galvin terangkat untuk mengusap pipi Fabian. Hal itu membuat Fabian terbangun.

Buru buru Galvin menjauhkan tangannya dari pipi Fabian.

"Eughhh" Fabian duduk kemudian mengusap usap matanya

"Jangan di gituiin mata kamu perih nanti"

"Heum" Fabian menyipitkan matanya, tapi kemudian ia membulatkan matanya kaget saat melihat wajah Galvin  dekat dengan wajahnya

"K..kak Galvin sejak kapan disini?" Tanya Fabian sedikit gugup

"Kurang lebih sejak 5 menit yang lalu, saya kesini mau bangunin kamu untuk makan malam" ucap Galvin sembari berdiri

"Eum ok Fabian ke kamar mandi bentar, kak Galvin ke bawah aja duluan nanti Fabian nyusul"

"Yaudah saya tunggu di meja makan"

Fabian mengangguk. Galvin kemudian pergi keluar kamar.

Tak butuh waktu lama Fabian menyusul Galvin yang sedang menunggunya di meja makan.

"Duduk ayo kita makan bareng"

Fabian mengangguk, ia kemudian duduk di samping kanan Galvin.

Mereka mulai makan malam dengan hening. Tak tahan dengan keheningan ini Fano memberanikan diri memulai pembicaraan.

Love In Arranged Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang