Seakan terbius tatapan Galvin, Fabian mengangguk tanda ia mau. Galvin tersenyum kemudian mendekatkan wajahnya, semakin dekat semakin dekat dan....
Cup
Kedua belah bibir tersebut kembali bersatu. Galvin melumat lembut bibir Fabian, ia juga sedikit menekan kepala belakang Fabian untuk memperdalam ciumannya. Mereka berdua hanyut dalam ciuman lembut nan memabukkan tersebut.
Perlahan lahan Galvin menuntun Fabian agar berbaring tanpa melepas tautan bibirnya. Ciuman mereka semakin dalam dan menuntut, kedua tangan Fabian memeluk leher Galvin.
"Emphh"Fabian menepuk pundak Galvin karena ia sudah kehabisan stok oksigen
Cup
Pangutan bibir keduanya terlepas, Galvin menatap Fabian di bawahnya yang sedang meraup oksigen setelah ciuman tadi.
"Fabian izinin saya buat tanda yang baru di sini dan menghapus bekas bajingan tadi" ucap Galvin sembari mengusap pelan leher Fabian yang terdapat bekas preman tadi.
Fabian menatap Galvin sesaat kemudian mengangguk, merasa mendapat lampu hijau Galvin kembali mencium bibir Fabian sebentar, setelah dari bibir ke Pipi dan kemudian leher Fabian.
"Ahhh emhh" Fabian meremat pelan rambut Galvin yang kini sedang membuat tanda di lehernya.
Galvin meraih satu tangan Fabian kemudian menggenggamnya.
"Ahhh k..kak Galvin Shh u..udah kak" desah Fabian saat Galvin membuat lagi tanda di sisi satunya.
"Stttt diam Fabian, ini sebagai tanda bahwa kamu hanya milik saya" ucap Galvin, ia kemudian kembali mencium bibir Fabian setelah membuat tanda.
"Eumm mpphh" mereka berdua kembali bertukar Saliva, ciuman kali ini lebih menuntut dari yang sebelumnya.
Tangan Galvin kemudian masuk kedalam kaos yang di pakai Fabian dan mengusap pelan dada serta perut Fabian, Fabian kaget tentunya ia mendorong pelan dada bidang Galvin sebelum mereka melakukan sesuatu yang lebih.
Ciuman keduanya terlepas, mereka berdua saling tatap dengan nafas memburu setelah ciuman tadi.
Galvin menatap Fabian di bawahnya, ia meruntuki perbuatannya tadi yang mungkin sudah kelewat batas. Tangan nya mengusap pelan pipi Fabian.
"Maaf , maaf saya sudah kelewatan tadi maafkan saya Fabian" ucap Galvin dengan nada menyesal
Fabian menatap Galvin beberapa saat kemudian tersenyum tipis, ia kemudian menuntun Galvin untuk duduk setelah itu Fabian langsung memeluk erat tubuh Galvin.
"Engga kak, ngga papa kak Galvin ngga usah minta maaf. Makasih ya kak udah nyelamatin Fabian lagi, sekarang Fabian yakin kalo Ayah dan Papa ngga salah pilih jodoh buat Fabian. Pilihan mereka udah ngejaga Fabian dengan baik sebelum pernikahan"ucapan Fabian membuat hati Galvin menghangat, ia kemudian membalas pelukan Fabian
"Itu sudah kewajiban saya untuk melindungi dan menjaga kamu Fabian Naravit"
Fabian melepas pelukannya dan menatap Galvin dengan bibir merungut lucu.
"Ish nama yang benar itu Fabian Archen Aydin"
Galvin tersenyum kemudian mencubit pipi Fabian
"Iya tapi sebentar lagi kamu akan jadi pendamping hidup saya jadi nama kamu harus mengikuti marga saya"
"Eum iya juga ya" ucap Fabian dengan pipi menggembung membuat Galvin menahan Gemas
"Fabiann kamu jangan macing saya hmmm" Galvin menangkup pipi Fabian
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Arranged Marriage
FantasyGalvin dan Fabian yang awalnya tidak saling mencintai karena dijodohkan , tapi lambat laun Galvin mulai menyadari perasaannya pada Fabian . Sikap manis Fabian berhasil meluluhkan hati Galvin . Namun seseorang berusaha menghancurkan kebahagiaan merek...