Matahari masih terlalu tinggi buat Varrel dan Egi liat yang lucu-lucu. Alias sekarang masih jam 14.00 dan mereka melihat seonggok kapas yang tertidur menumpu kepalanya diatas kedua tangan.
Kini dua pemuda bongsor tersebut ikut duduk didepan manusia mini yang tertidur pulas saat ini. Siapa yang tidak betah memandang rambut pink yang cukup mencolok dan pipi kemerahan yang disebabkan oleh udara panas dari kantin fakultas teknik. Entah bagaimana manusia lembut tersebut bisa sampai ke kantin gersang ini, yang bisa dibilang sangat amat jauh dari gedung fakultas yang ia tempati.
"Heh ngapain kalian berdua, mau mesum ya" Prem yang berdiri sambil membawa nampan berisi makanan sukses menyipit curiga pada kedua orang yang memandangi kaka tingkat favorit nya itu.
Egi dan Varrel kini beralih pandang pada mahasiswa baru kebangsaan thailand tersebut dan sedikit mencebik sebal.
"Eh bibir nya dijaga ya dek" Itu Varrel yang jawab, kan dia gaterima dibilang mau mesumin sohib nya dari kecil.
"Iya ih! Orang gua cuma menikmati pemandangan" Kalau yang ini Egi, dia aslinya sekalian dendam, soalnya perhatian kak Aru sedikit banyak sekarang kebagi ke si Prem juga.
Udahlah perhatiannya si Aru kebagi gegara dikomplek ada 5 jamur mario bross. Eh ini malah ketambahan satu lagi di kampus. Gimana Egi nggak gondok.
"Yaudah santai aja dong, lagian kalian ngapain sih disini aku kan mau makan berdua aja sama kak Aru" Prem mengomel sembari meletakan satu persatu makanan dari nampan yang ia bawa tadi keatas meja. Ada dua piring besar berisi Nasi lalapan, juga satu piring kecil berisi lima tusuk telur gulung kesukaan Aru.
"Yee harusnya kita yang nanya begitu, ini kalian kenapa bisa ampe sini. Kesian ni pacar gue kudu jalan kesini" Varrel setengah berdiri menyelipkan kembali helai-helai rambut Jimin yang terlepas dari belakang telinganya.
Perlakuan Varrel tersebut sukses dapati delikan tajam dari Egi.
"Heh kutet kalau ngobrol ya ngobrol aja, tu tangan gausah modus deh" Ia tepuk tangan Varrel sampai sedikit menjauh dari wajah Aru.
"Idihh, kalau iri bilang. Anak baru yang sopan dikit ya dek sama kaka tingkat"
Lalu dilanjutkan dengan perdebatan tidak jelas berikutnya. Prem hanya menggeleng heran melihat kelakuan dua manusia raksasa itu. Kemudian ia memandang prihatin pada Aru yang masih terlelap dan tidak terganggu sama sekali dengan keributan dua orang itu. Seperti sudah sangat terbiasa dengan keadaan seperti ini.
ᯓ★
Kini Jimin memandang bingung pada kedua orang yang duduk dengan senyum sumringah didepannya sambil menumpu tangan didagu. Aru jadi merinding sendiri.
"Kalian kenapa?" Tanya Aru akhirnya.
"Gapapa" lantas keduanya berucap bersama. Membuat Aru menyipitkan mata, merasa aneh.
"Gausah gitu liatnya Ru, aku senang soalnya kamu datangin kesini heheheh" Ia berucap dengan cengiran kotak khasnya.
"Eh paler, gausah kepedean deh. Kak Aru itu makan ke kantin sini mau datangin gue. Yakan kak" Ia berucap bangga sambil unjuk dagu kearah Aru.
"Eh nama gue Varrel ya anjing, seenak jidat lu ganti nama orang, dasar Eli Sugigi!"
Aru cuma senyum meringis, sbenernya ia datang kesini karena kata Prem telur gulung disini lebih berasa sih. Tapi dia gaenak kalau harus mempermalukan kedua tetangga yang suka mengikutinya kemana mana ini. Jadi akhirnya Aru iyakan saja keduanya, dan lanjut makan.
"Iya aku makan dsini siapa tau ketemu kalian, ahaha" Aru tertawa canggung.
Ucapan tersebut sudah pasti menghentikan perdebatan keduanya, terus Aru dapati cengiran yang lebar dari Varrel dan Egi. Prem hanya menggeleng malas. 'Kak Aru ini terlalu baik' pikirnya.
"Kak habis ini temenin aku ke perpustakaan kota dong, aku ada tugas bikin karangan jadi mau cari referensi" Aru menoleh pada Prem yang berada disebelahnya.
Aru mengangguk semangat, ia senang-senang saja diajak Prem kemana-mana. Adik tingkat nya tersebut sudah dianggap seperti adik kandungnya sendiri. Lagipula Prem sangat lucu.
Aru punya adik dirumah. Tapi sayangnya Keenan tidak terlalu suka dimanja. Jadi berteman dengan Prem sedikit banyak bisa menyenangkan inner nya sebagai seorang kakak.
"Iyaa boleh" Jawabnya ringkas.
"Kami ikut juga dong Ru"
Perkataan tersebut mendapat delikan tajam dari Prem.
"Enggak ih aku mau sama ka Aru aja!!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Prem yang sekarang berpangkat sebagai tester Kak Aru, kalau kata Prem telur gulungnya enak, sudah pasti telurnya enak beneran