Four

1.5K 113 5
                                    

Esok harinya, Jaemin benar-benar menepati perkataannya pada renjun. Kini keduanya sudah berada di bioskop terdekat duduk bersebelahan menonton film yang sedang di putar hari ini.

Jaemin lebih memilih menemani Renjun hingga dirinya rela meninggalkan pekerjaan kantornya yang sudah menumpuk disana. Berkas kerja sama yang harus ditandatangani Jaemin sedang banyak hari ini tapi biarlah, jaemin saat ini ingin menemani Istrinya yang sangat cantik ini.

Renjun merasa sangat menyesali perkataan bodohnya kemarin. Sial-Mengapa dirinya harus terjebak menonton film horror di tempat yang gelap gulita ini. Renjun itu orangnya penakut bahkan sangat penakut. Sekarang saja dirinya sudah memepetkan tubuh ke jaemin. Renjun sudah menjamin pasti dirinya tidak akan bisa tertidur nyenyak nanti malam.

"Kamu takut?" tanya jaemin yang menyadari sikap ketakutan istrinya. Jaemin merangkul pinggang ramping renjun dari belakang berusaha mengurangi rasa takut istrinya.

"Iya Aku takut.." jawab renjun cukup kencang supaya suaranya bisa di dengar jelas oleh jaemin.

"Jangan takut aku ada disini" jaemin semakin mendekatkan tubuh keduanya hingga tidak berjarak sama sekali.

Renjun menatap wajah jaemin yang juga sedang menatap kepadanya. Rasa nyaman kini bisa dengan jelas Renjun rasakan. Senyum Renjun tanpa sadar terukir. bahagia sekali dirinya saat ini. Jaemin sudah mulai perhatian padanya.

Aaaaa

Teriakan kencang memenuhi seisi gedung bioskop membuat tatapan renjun ke Jaemin teralihkan. Renjun yang penasaran mengapa orang itu berteriak kencang memilih menolehkan wajahnya ke layar lebar yang berada tidak jauh darinya.

"Aaaa!!!" Renjun ikut berteriak kencang ketika melihat wajah hantu yang ada di layar. Akibat semakin ketakutan tanpa sadar dirinya memeluk erat tubuh Jaemin.

"Takut!!!" Renjun semakin berteriak histeris dipelukan jaemin bahkan sekarang wajah renjun sudah mendusal di dada bidang jaemin mencari perlindungan.

Jaemin tersenyum, ia sungguh tidak menyesal sama sekali menemani renjun menonton bioskop, sekarang renjun sudah mulai nyaman padanya.

Jaemin membalas pelukan renjun hingga tanpa mereka sadari kini keduanya malah duduk di satu kursi yang sama dengan renjun yang duduk dipangkuan jaemin dan terus memeluk erat tubuh jaemin.

Film tak kunjung selesai. Padahal waktu sudah menunjukkan satu jam lebih.

Jaemin merasa kasihan pada renjun, dia tidak tega melihat istrinya yang seperti orang ketakutan itu. Jaemin melepaskan rengkuhannya pada pinggang ramping renjun.

"Kita keluar aja ya Ren" usul jaemin ke renjun yang masih memeluk erat tubuhnya.

Renjun mendongak "tapi filmnya belum selesai" ucapnya dengan mata yang sudah berkaca.

"Emang kamu mau nonton film hantu itu sampai selesai?" ledek jaemin. Lucu sekali ternyata renjun sedang menahan tangis sedari tadi.

"Engga!!"

"Yaudah kita pulang aja"

"Yaudah Ayo!"

Mereka berdua keluar dari bioskop dengan tangan renjun yang selalu memeluk erat lengan kiri jaemin.

Di tengah perjalanan Ponsel jaemin berbunyi saat keduanya masih melangkah menuju ke arah parkiran. Jaemin merogoh saku celananya mengeluarkan ponsel miliknya yang terus berbunyi.

Jaemin menghentikan langkahnya begitupun dengan renjun yang juga ikut menghentikan langkahnya.

"Kenapa berhenti?"

"Ada yang telpon" jaemin masih memegang ponselnya dan menatap layar ponsel yang masih menampilkan panggilan dari dari seseorang.

"Kenapa gak diangkat?"

"Gak penting" jaemin ingin menaruh kembali ponselnya disaku saat bunyi panggilan itu berhenti. Namun ternyata benda pipih itu kembali berbunyi membuat jaemin mengurungkan niat.

Renjun sedikit mengintip layar ponsel jaemin. Wajah renjun seketika murung. Dengan terpaksa Renjun melepaskan pelukan tangannya dari lengan jaemin lalu menjauhkan jarak mereka.

"Dari Hana ya?" tanya renjun dengan nada lemasnya. Dan Jaemin, dia hanya diam saja. Tak berniat menjawab sama sekali.

"Angkat aja Jaemin, takutnya penting"

"Tapi-"

"Angkat aja aku gak bakal ganggu kamu kok. Aku tunggu di mobil ya" tanpa menunggu balasan dari Jaemin, Renjun memilih pergi. Melanjutkan langkahnya ke menuju parkiran.

Renjun berjalan pelan hingga sampai ke mobil milik jaemin. Memasuki mobil itu dengan menutup pintunya cukup kencang.

Renjun menghela nafas. Mata nya sudah memanas ingin mengeluarkan tangis tapi sebisa mungkin ia menahannya. Renjun tak ingin jaemin melihat dirinya menangis, renjun harus kuat.

"Harusnya kamu sadar diri renjun! Jaemin memang cintanya sama Hana bukan sama kamu!!! Kamu gak boleh baper sama jaemin!!"

🖤🖤🖤

"Ngapain sih lo telpon gwe?" tanya jaemin ketus kepada seseorang yang berada didalam panggilan.

"Lo kenapa gak ada di ruangan? Lo kemana? Belum dateng?"

"Gak usah banyak tanya deh to the point aja"

"Ada hal yang pengen gwe omongin sama lo, jadi lo harus ke kantor sekarang"

"Gak, gwe hari ini gak akan dateng ke kantor, gwe mau full time bareng renjun"

"Eh jangan bilang lo sekarang lagi sama renjun jaem?"

"Tadinya sih iya.. Tapi Sekarang dia udah pergi"

"Dia berarti tau dong lo lagi telponan sama gwe!?"

"Iya tau"

"Anjir jaemin?!!! Gwe udah bilang kan sama lo jangan pernah angkat telpon gwe kalo lo lagi sama renjun.. Lo malah angkat?!!! Anjir taulah gwe cape sama lo!!"

Jaemin hanya diam. Dia hanya mendengar ocehan Hana yang sepertinya sedang kesal.

"Gak mau tau pokoknya lo harus datang ke kantor sekarang! Gwe tunggu!"

Setelah panggilan terputus, Jaemin menaruh kembali ponselnya disaku kemudian berjalan ke arah parkiran dimana mobilnya berada.

Jaemin memasuki mobilnya dan duduk di kursi kemudi. Dia menatap renjun yang duduk tepat di kursi sampingnya.

"Aku harus pergi ke kantor sekarang, kamu aku anterin pulang ya?"

Renjun menoleh "iya" jawabnya dengan pelan. Akibat masih berusaha menahan tangis.

Mobil jaemin berlalu meninggalkan area bioskop. Jaemin akan mengantarkan renjun pulang terlebih dulu sebelum pergi ke perusahaan.

Do You Really Love Me? [JaemRen]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang