Six

1.4K 96 1
                                    

Jaemin baru saja selesai dari urusan kantornya. Padahal rencana nya ia ingin menghabiskan hari ini dengan renjun dan hanya pergi ke kantor untuk menemui hana. Namun ternyata gagal setelah ia sampai ke kantor jiwa ambis jaemin kembali menggebu hingga dirinya tak terasa menandatangani semua tumpukan berkas yang berada di meja kerjanya. Beruntung kini semua kertas putih itu sudah jaemin tandatangani semua sebelum tengah malam jadi dirinya tidak harus lembur malam ini. Jaemin bisa beristirahat dengan nyenyak.

15 menit ialah waktu yang digunakan jaemin untuk sampai di rumahnya. Jaemin mengendarai mobilnya cukup santai dibanding kemarin yang harus lebih cepat karena dirinya yang sudah janji pada renjun akan segera sampai.

Jaemin tidak main-main. Ia akan serius mengenai perkataannya kepada renjun bahwa dirinya yang akan berubah. Jaemin berhenti bersandiwara dengan Hana dan jaemin juga akan segera memperkenalkan hana pada renjun sebagai sepupu nya.

Selama 2 tahun ini jaemin memang tidak pernah bercerita mengenai silsilah keluarganya pada renjun jadi renjun tidak pernah mengetahui jika Hana itu masih sepupu jaemin. Yang renjun tau Hana adalah selingkuhan dari suaminya saja.

Jaemin membuka pintu rumah dan memasuki rumahnya. Mengedarkan pandangannya ke penjuru rumah. Ia bergumam. Merasa sedikit terheran karena rumahnya ini tampak sepi. Renjun kemana?

Tidak ingin ambil pusing jaemin terus melangkahkan kakinya menuju lantai atas.

"Renjun!" Panggil jaemin cukup kencang karena renjun tidak ada di sekeliling kamar. Mungkin renjun sedang berada di kamar mandi.

Berselang lama setelah jaemin memanggil nama sang istri ternyata renjun tak kunjung juga datang. Jaemin merasa ada yang tidak beres. Ia berjalan ke arah kamar mandi yang letaknya berada di dalam kamar lalu membuka pintu kamar mandi tanpa izin.

Kosong.

Jaemin tidak menemukan adanya seseorang di dalam sana.

"Renjun kemana?"

Jaemin merogoh ponselnya di saku nya lalu menghubungi nomor sang istri.

Tidak diangkat.

Panggilan dari jaemin yang tidak hanya sekali itu tidak ada yang diangkat oleh renjun. Jaemin menghela nafasnya. Sepertinya renjun memang sedang marah padanya.

Jaemin mencoba menghubungi orang terdekat dari renjun yaitu Ibunya, Huang Wendy. Biasanya kalau keadaan renjun seperti ini istrinya itu akan pulang ke rumah orangtuanya. Dan benar saja setelah jaemin menghubungi Wendy ibu mertuanya bilang Renjun masih berada di sana. Renjun bahkan masih terdiam di dalam kamar bersama Wendy saat ini.

Jaemin bernafas lega. Oke malam ini jaemin harus bermalam di rumah orangtua renjun demi membujuk istrinya yang mungkin sedang marah besar padanya. Tapi sebelum itu jaemin harus mandi dan ganti baju terlebih dahulu. Karena tidak mungkin juga kan dia datang ke rumah mertuanya dengan baju dan tubuh yang bau keringat.

.
.
.
.
.
🖤🖤🖤
.
.
.
.
.

Tidak lama setelah jaemin menyalakan bel, pintu rumah kemudian terbuka lebar. Jaemin menyapa ramah sosok ibu dari istrinya itu.

"Malam mah" sapa jaemin tidak lupa sedikit mengukir senyum di wajahnya.

Wendy juga ikut membalas sapaan dari jaemin namun senyum yang terukir di wajah Wendy jauh lebih lebar dari yang jaemin tampilkan.

"Malam juga jaemin.. Sini Nak masuk"

Jaemin memasuki rumah yang bernuansa abu terang itu sesuai perintah si pemilik.

"Mau makan malam dulu gak jaem?" tanya wendy.

"Engga usah mah"

Chanyeol yang baru keluar dari kamarnya kini berjalan mendekati istri dan menantunya.

"Eh jaemin kamu kesini?" tanya Chanyeol basa-basi.

"Iya pah mau nyusul renjun"

"Kamu gak lagi berantem kan jaemin sama renjun? Soalnya tumbenan anak papa gak mau disuruh pulang"

"Gak ada pah mungkin emang renjun kangen sama kalian, makanya gak mau disuruh pulang"

Chanyeol dan Wendy hanya tau hubungan pernikahan antara anaknya dan juga jaemin harmonis. Mereka tidak pernah mendengar satu kalipun keluhan dari renjun mengenai pernikahannya. Yang mereka dengar dari renjun adalah sosok jaemin yang begitu sangat menyanyanginya dan perhatian padanya. Renjun banyak berbohong agar tidak membebani pikiran kedua orangtuanya.

Chanyeol tersenyum, "syukurlah.. kamu memang suami yang terbaik untuk renjun" Chanyeol menepuk bahu kiri jaemin menyalurkan rasa bangga pada menantunya yang tampan ini.

"Pah udah ih jaemin nya jangan ditahan disini. Jaemin suruh ke kamar renjun kasian anak kita pasti udah nungguin suaminya dari tadi" protes Wendy dengan memukul lengan Chanyeol.

Chanyeol tertawa kecil. "Iya iya.. Yaudah jaem kamu ke kamar renjun sana"

"Iya pah"

Setelah itu jaemin pergi ke kamar renjun yang berada di paling belakang rumah keluarga Park. Rumah milik orangtua renjun memang tidak semewah rumah milik orangtua jaemin bahkan tidak lebih mewah juga dari rumah yang jaemin beli untuk tempat tinggal nya bersama renjun. Chanyeol hanya seorang pebisnis biasa. Dia hanya punya perusahaan kecil yang mana belum sebesar perusahaan milik jaemin.

🖤🖤🖤

Jaemin mengetuk pintu kamar dua kali sebelum kini ia masuk ke dalam kamar milik renjun dengan sendirinya. Bukan karena jaemin lancang tapi memang si pemilik kamar tidak kunjung membuka pintu padahal jaemin sudah menunggu di luar kamar cukup lama.

Jaemin mendekatkan diri ke arah seseorang yang sudah terbaring di atas ranjang dengan posisi tidur yang berlawanan arah dengan dirinya. Renjun tertidur nyenyak dengan tangan yang memeluk bantal guling begitu erat.

Jaemin melepas alas kaki yang dipakainya, menaruhnya di rak sepatu kemudian dirinya merangkak menaiki ranjang dan berbaring di samping renjun.

Jaemin berbaring menyamping hingga berhadapan dengan renjun yang masih tertidur nyenyak. Jaemin terdiam memandangi wajah pulas istrinya yang begitu sangat cantik di matanya. Bahkan saat tidak tersenyum pun wajah renjun terlihat begitu cantik.

Jaemin begitu menyesali perbuatannya dengan Hana. Memang benar cara yang jaemin lakukan untuk meluluhkan hati renjun itu sangatlah salah. Tapi jujur di otak jaemin saat itu hanyalah terlintas cara seperti itu.

Jaemin mengelus lembut pipi sedikit chubby istrinya "Kamu pasti pulang kesini karena ngira aku selingkuh kan ren? Kamu marah kan sama aku? Kamu pasti sakit hati lagi kan?" Jaemin begitu cecar bertanya kepada renjun yang masih juga tertidur nyenyak meski ucapan jaemin sedikit keras.

Mata jaemin sudah memanas. "Maafin aku ya ren, sungguh maafin kesalahan aku"

"Aku orang bodoh renjun, aku belum berani juga nyatain cinta ke kamu padahal sekarang kamu udah jadi istri aku"

"Aku pengecut renjun maafin aku"

Jaemin tidak sanggup lagi menahan tangisnya. Jaemin membiarkan buliran air mata itu menetes dari matanya namun ia tidak akan membiarkan suara isak tangisnya keluar. Jaemin tidak boleh mengganggu tidur nyenyak istrinya.

Do You Really Love Me? [JaemRen]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang