Eight

1.3K 82 0
                                    

"RENJUN !!!"

Renjun datang dari lantai atas. Berlari menghampiri jaemin yang sekarang berada di dekat pintu.

"APA INI!?" tanya jaemin dengan wajah yang sudah memerah menahan emosi.

"J-Jaemin.."

Srakkk

Jaemin melempar amplop putih yang tadi di genggamannya dengan kasar hingga terjatuh ke lantai. Kemudian menginjak kuat amplop itu dengan sepatunya.

Renjun melihat setiap gerak-gerik Jaemin di hadapannya. Renjun tidak menyangka suratnya akan datang secepat ini padahal ia baru meminta surat panggilan sidang dari pihak pengadilan kemarin.

Iya, kemarin renjun berbohong kepada Jaemin. Ia tidak pergi main dengan temannya melainkan datang ke gedung pengadilan untuk meminta surat panggilan sidang ulang.

"AKU SERING BILANG KAN SAMA KAMU! JANGAN PERNAH URUS GUGATAN PERCERAIAN KITA RENJUN!

"KARENA PERCUMA SAMPAI KAPANPUN AKU GAK AKAN CERAIIN KAMU!"

Jaemin berkata dengan nada yang tinggi karena emosinya yang sudah tidak bisa lagi ditahan.

Renjun yang melihat kemarahan jaemin hanya menunduk dengan meremat kuat ujung baju yang sedang dikenakannya. Tubuh renjun sudah gemetar. Renjun tidak pernah menyangka jaemin akan semarah ini padanya.

"KAMU DENGER AKU GAK! KENAPA DIEM AJA!?"

"M-maaf" satu kata berhasil renjun keluarkan dari bibirnya yang sudah kelu.

Jaemin memegang kedua lengan renjun. "Tatap aku" perintahnya dengan nada yang dingin.

"T-tolong m-maafin aku j-jaemin aku janji gak akan begini lagi" renjun masih menunduk. Ia masih takut menatap wajah jaemin yang sedang marah. Baginya, itu sangat menyeramkan.

"Kamu bicara sama siapa begitu? Tatap mata aku kalo kamu sedang bicara sama aku renjun!"

Suara jaemin kembali meninggi membuat segala pertahanan renjun runtuh. Renjun meluapkan tangisnya dengan wajah yang masih menunduk.

Eh.

Jaemin membelalakkan matanya. Jaemin panik.

Astaga.

Dia baru saja memarahi Renjun kan? Yatuhan Jaemin tak sadar.

Jaemin khilaf.

Jaemin yang tidak tau harus berbuat apa langsung memeluk tubuh bergetar renjun kemudian Jaemin mengelus pinggang rampingnya. Renjun semakin mengencangkan tangisnya di pelukan Jaemin.

"Maafin aku renjun aku khilaf" ucap jaemin lembut.

"M-maaf j-jaemin maaff hiks.."

Jaemin mengangguk lalu mengelus rambut kecoklatan milik renjun berusaha menenangkan.

🖤🖤🖤


"Minum dulu ren"

Jaemin menyodorkan segelas air putih di meja depan lalu dirinya ikut duduk disamping renjun yang masih menunduk.

Kondisi renjun sudah tenang sekarang namun renjun masih enggan menatap ke wajah Jaemin. Renjun masih syok dengan sikap jaemin barusan.

"Aku gak maksud marahin kamu.. Aku khilaf tadi ren.. Maafin aku" ucap jaemin lembut.

"Kenapa kamu masih belum mau ceraiin aku jaemin..? Aku tau kamu cinta sama hana dan kamu gak cinta sama aku.."

Renjun memberanikan diri menatap jaemin.

"Aku mohon ceraiin aku jaemin... Aku gak sanggup menjalani ini semua" pinta renjun dengan lirih.

Jaemin memalingkan wajahnya.

"Aku tau kamu cinta sama Hana jaemin dan kamu juga tau kalo aku sakit hati melihat kamu berselingkuh dengan hana. Jadi tolong ya.."

"Aku juga ngelakuin ini demi kebahagiaan kamu jaemin, aku bahagia melihat kamu bahagia walaupun bukan dengan aku" renjun memelankan ucapannya di akhir berharap jaemin tidak akan mendengarnya. Ternyata salah, jaemin dengan begitu jelas mendengar ucapan itu.

"Aku bahagianya sama kamu ren bukan sama Hana" celetuk Jaemin dengan wajah yang masih berpaling. Tapi sedetik kemudian Jaemin kembali menatap Renjun.

"Aku gak cinta sama Hana renjun aku cintanya sama kamu"

Mata mereka bertemu, tapi renjun tidak merespon apapun. Baginya ucapan jaemin bagaikan omong kosong.

"Aku serius sama ucapan aku"

"Jadi tolong jangan minta cerai lagi renjun aku cinta sama kamu"

"Tapi hana"

"Aku gak cinta sama hana"

"Aku gak percaya"

"Aku akan buat kamu percaya"


Do You Really Love Me? [JaemRen]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang