Saat sang kakak menjenguknya yang sedang sakit...
Suara langkah kaki yang cepat dapat terdengar di pagi yang cerah ini.
Pagi-pagi sekali, (Name) berangkat kembali ke rumah masa kecilnya.
Malam sebelumnya, ia mendapatkan surat dari adiknya, Levis, yang menyampaikan tentang kondisi Lovie yang tengah terbaring lemah di kasur akibat sebuah penyakit yang dideritanya.
Sudah sekitar mungkin 3 tahun sejak (Name) terakhir kali bertemu dengan kedua adiknya. Lalu tiba-tiba mendapat kabar bahwa adiknya sakit. Ya, (Name) panik lah.
(Name) berlari kencang di lorong kediaman Rosequartz, menuju ke kamar adiknya.
Sesampainya di depan pintu yang menjadi tujuan utamanya kembali ke rumah masa kecilnya, (Name) membuka pintu ruangan tersebut dengan kencang.
Lovie yang sedang terbaring lemah pun kaget mendengar suara kencang yang berasal dari pintu kamarnya.
Nasib punya kakak bar-bar...
"Minimal ketuk pintu dulu, aneki ku sayang." kata Lovie dengan senyuman tertekannya.
"Ketuk ga ketuk juga kan akhirnya bakalan masuk."
"..."
"Terserah aneki aja deh."
Lovie tidak habis pikir dengan pemikiran kakaknya yang satu ini.
Lovie kemudian menangkap sebuah siluet yang asing dari balik pintu kamarnya.
"Eee, aneki. Itu siapa dah?"
Lovie sedikit merinding. Masa sih ada hantu gentayangan di kediaman keluarga Rosequartz.
Positif thinking saja, mungkin stalker kakaknya. Habisnya, kakaknya cakep sih.
Ya iyalah, kalau ga cakep, mana Orter mau.
(Name) berbalik melihat ke belakang untuk melihat siluet yang dimaksud Lovie.
"Oalah."
Dirinya menghela napas setelah menyadari identitas dari pemilik siluet tersebut.
"Itu cuma bodyguard doang kok."
"Memangnya kenapa aneki harus punya bodyguard?"
"..."
"Gimana ya..."
(Name) terlihat gugup. Matanya melihat ke segala arah kecuali mata sang adik.
Padahal dia sudah dari lama mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan ini.
(Name) menghela napasnya lagi. Ia pasrah saja lah dengan reaksi yang akan diberikan sang adik setelah pertanyaanya dijawab.
"Aku bunting..."
Mendengar jawaban dari sang kakak, Lovie melongo.
'Orter anjim. Aneki ku tercinta udah ga suci dibuatnya.' batin Lovie menangis.
Lovie kemudian menghela napas, "Untung aja Levis ga ada di sini. Kalau ga, ni rumah bisa hancur dibuatnya."
Kalau rumah mereka hancur kan ga lucu, ntar mereka bisa-bisa jadi gelandangan. Atau ga, numpang hidup sama (Name) dan Orter. Levis mana sudi kalau harus melihat muka Orter setiap hari. Diajak baku hantam ntar yang ada.
Kedua saudara itu hanya dapat membayangkan reaksi dari sang adik bungsu dengan ngeri.
"LAH, IYA. AKU KAN MASIH HARUS KASIH TAHU LEVIS!"
(Name) benar-benar panik.
Bisa-bisa Levis mengajak Orter untuk baku hantam sedetik setelah tahu.
Dan di saat itu, akan ada dua kemungkinan.
Yang pertama, anaknya ntar ga punya bapak dan (Name) jadi janda.
Dan yang kedua, adiknya yang babak belur dibuat Orter. Ntar bisa-bisa pantat adiknya diisi pasir sama Orter. Kan ga lucu.
Bagaimana pun, kedua kemungkinan itu benar-benar buruk.
Lovie malah dapet surprise...
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Of Convenience || Orter Mádl
FanfictionTerlahir di keluarga Rosequartz sebagai putri sulung dari kepala biro sihir, dirinya ditakdirkan untuk berada di puncak dunia sihir Namun, terlahir sebagai seorang perempuan, dirinya dianggap lemah dan tidak berbakat Maka dari itu, sedari kecil ia d...