XXIX

112 13 0
                                    

Berita perceraian Draco dan Lily menyebar dengan cepat ke seluruh dunia sihir.  Tampaknya semua orang punya pendapat mengenai masalah ini, dan pers pun sibuk mencari tahu setiap detail dari rincian masalah tersebut.

Keluarga Gaunt, sekali lagi, menjadi pusat skandal, dan sepertinya mereka tidak pernah bisa lepas dari perhatian publik. Kedua belah pihak keluarga, para Malfoy dan para Gaunt mendapati diri mereka tidak dapat pergi ke mana pun tanpa diikuti oleh reporter, terlebih lagi Rita Skeeter.

Setiap tindakan yang mereka lakukan dibedah dan dikritik, dan mereka menjadi sasaran kolom gosip yang tak terhitung jumlahnya.

Keluarga Gaunt memutuskan untuk kembali ke Amerika dan menjauhkan diri dari drama tersebut, melakukan hal yang dulu mereka buat pada saat skandal Edmund dan Alice meledak di dunia sihir.

Namun di minggu terakhir sebelum kepergian keluarga Gaunt, Lily mendapati seseorang berdiri di depan pintu manor Gaunt.

"Harry?" Lily menatap pria berkacamata di depannya, sebuah senyuman mengembang di wajah Lily.

"Sudah lama sekali semenjak kita bertemu, ayo masuk." Lily bergeser ke sebelah, membuat ruang untuk Harry masuk ke dalam.

"Bagaimana kabarmu, Lily?" Tanya Harry sambil tersenyum.

"Never been better." Ucap Lily sambil mengangkat kedua bahunya, kemudian terkekeh. "Bagaiman denganmu? Apakah Ginny baik-baik saja?"

"Kami baik-baik saja, terimakasih telah bertanya." Lily mengangguk pelan.

"Jadi, apa yang bisa aku bantu?" Tanya Lily ketika keduanya sampai di depan tangga foyer.

Ekspresi Harry menjadi lebih serius, ia melirik perkamen yang ia bawa bersamanya.

"Apakah kau sudah mendengar kabarnya?" Tanya Harry membuat Lily bingung.

"Kabar siapa?"

"Tentang para tahanan Azkaban yang kabur, dan... Para auror yang meninggal saat pengejaran mereka." Jelas Harry membuat Lily teringat akan hal tersebut.

"Oh, ya, aku sekilas membaca tentang itu beberapa hari yang lalu. Sungguh di sayangkan, kementrian harus ambil tindakan serius akan hal itu." Ujar Lily yang membuat Harry mengangguk setuju.

"Salah seorang dari empat auror yang gugur adalah Cedric." Ucap Harry.

Lily menatap Harry dengan membeku, senyumannya dengan sendirinya pudar selagi ia mencoba memproses kembali ucapan Harry.

"Cedric... Diggory?" Harry mengangguk.

"Dia terkena mantra kutukan pembunuh dari salah seorang tahanan."

Lily menghela nafas yang tanpa ia sadari sejak tadi ia tahan, kemudian ia bersender ke tangan sofa di sebelahnya.

Meskipun hubungannya dan Cedric berakhir dengan tak baik, lalu Lily yang masih kesal pada Cedric, namun hal ini tentu saja sangat mengejutkan dan sedikit membuat Lily terpukul.

"Oh, Cedric... Dia masih sangat muda. Oh, Mr. Diggory yang malang..." Gumam Lily mengingat ayah Cedric dan sikapnya yang begitu hangat.

"Pemakaman Cedric dilaksanakan kemarin, lalu Amos Diggory mendatangi aku dan memberi aku ini." Ucap Harry sambil mengangkat perkamen yang dia pegang.

"Katanya ini ditemukan di saku rompinya Cedric, dan tertuju untukmu."

Lily mengambil perkamen itu dari Harry, tangannya sedikit gemetar saat dia menerimanya. Matanya mengamati tulisan tangan yang halus di amplop perkamen itu, dan hatinya tenggelam saat dia membaca kata-katanya.

"Maafkan aku," katanya, suaranya nyaris berbisik. "A- aku tidak tahu tentang Cedric, andai saja seseorang memberitahu, aku pasti datang."

Harry meletakkan tangannya dengan lembut di bahunya, menawarkan kenyamanan saat dia mencoba memproses surat itu. "Tidak apa-apa, Lily. Cedric pasti mengerti, setelah apa yang kau lalui."

Lily menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri sebelum berbicara. "Terimakasih Harry, kau telah repot-repot" katanya, suaranya lebih kuat sekarang.

Harry mengangguk, kemudian ia berpamitan untuk pergi. "Semoga perjalananmu lancar."

"Terimakasih Harry, aku pasti akan menyurati mu dan Ginny." Harry mengangguk sebelum menghilang dari pandangan Lily.

☁️

"Kau penyihir yang baik," ucap Lily, suaranya sedikit bergetar. "Dan aku, dengan bodohnya telah membencimu tanpa mendengar penjelasanmu." Dia berhenti, mencoba mengumpulkan emosinya sebelum melanjutkan.

"Aku masih tak percaya bahwa kau sudah pergi, Ced," katanya, ada nada kesedihan dalam suaranya. "Dulu kita sangat dekat, lalu..." Dia terdiam, tidak sepenuhnya yakin bagaimana menyelesaikan kalimatnya.

Henry yang menemani Lily untuk mengunjungi kuburan dari Cedric menyaksikan Lily bergumul dengan perasaannya dari jarak yang sedikit jauh, memberikannya ruang dan privasi.

Lily kembali melirik perkamen yang Cedric tulis untuknya sebelum ajalnya datang sebelum kemudian sebuah air mata kembali menyusuri pipi Lily.

Perkamen itu berisi tentang Cedric yang menceritakan tentang bagaimana dirinya dan Cho Chang tidak memiliki hubungan apapun, bahwa semuanya hanyalah salah paham yang kemudian dipergunakan oleh Draco untuk merenggangkan hubungan keduanya.

Rasa bersalah semakin membebani Lily ketika ia akhirnya tahu mengapa Cedric tetap bungkam selama ini, yaitu karena ancaman-ancaman yang diberikan oleh Lucius padanya dan keluarganya.

Cedric begitu menyayangi keluarganya, jadi Lily mengerti mengapa pria itu tak bisa berbuat apapun selain menuruti Lucius.

Tapi kini, saat akhirnya dirinya telah lepas dari sangkutan para Malfoy, saat dimana yang dituliskan oleh Cedric sebagai 'hadiah dari semesta untukku' setelah di perlakukan tak adil oleh para Malfoy, Cedric malah harus merenggang nyawa.

"Kau meninggal sambil melakukan hal yang kau selalu inginkan Ced, menangkap para tahanan Azkaban. Aku bangga padamu." Ucap Lily sambil tersenyum tipis dan memandang batu nisan Cedric.

"Forgive me, will you? Aku telah berdosa sekali padamu, Ced. Aku minta maaf..."

Lily menoleh pada Henry yang sedang mencoba mencari kesibukan dengan mematahkan ranting pohon dan menatapnya dari dekat, mencoba melihat detail-detail dari ranting tersebut.

"Aku akan pindah kembali ke Amerika, maaf aku takkan bisa mengunjungimu dengan rutin ya?"

Lily berjongkok untuk menaruh lembaran perkamen yang Cedric tulis padanya di dekat batu nisan Cedric, kemudian melepas kalung yang ia pakai, sebuah kalung perak dengan inisial namanya.

"Jadi, kalung ini aku berikan padamu, agar kau bisa bersamaku disini. Seperti yang kau tulis di suratmu."

Lily diam sejenak selama beberapa saat, menatapi tulisan tangan Cedric yang sampai sekarang masih membuatnya kagum dengan betapa rapihnya tulisan pria itu.

Tapi tiba-tiba kepala Lily mendongak saat seseorang memangil namanya.

"Hermione."

𝐓𝐑𝐀𝐈𝐓𝐎𝐑⸻𝐝. 𝐦𝐚𝐥𝐟𝐨𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang