⋆ ˚。⋆୨୧˚00.05˚୨୧⋆。˚ ⋆

43 5 0
                                    

Issue

Happy reading, aku ngetik ini sekitar pukul 0.27 karena aku ga bisa bobo, soo guys enjoy my story and happy reading.






Karena hari ini mata kuliah kedokteran diliburkan jadi ketiga sahabat ini hanya memiliki satu mata kuliah. Saat siang tadi mereka sampai, ketiganya sama sama terkejut karena seseorang yang mengantar mereka, beberapa mahasiswa juga terlihat sama terkejut nya.

"Jadi maksud kamu? Guanlin?! Dia yang di jodohin sama kamu? " Renjun mengangguk atas pertanyaan Haechan.

"Kita memang sahabat " Ujar Jaemin dengan tatapan pasrah nya.

"Aku sedikit terkejut sebenarnya " Ujar Mark.

"Ya tuhan!! " Haechan terkejut, karena suara Mark secara tiba tiba berada di samping telinga nya.

"Tolong untuk sopan sedikit, jangan pernah berbicara di samping telinga ku! " Kesal Haechan.

Jeno dan Guanlin sudah duduk tenang di sisi pasangan mereka, Jeno mengelus surai Jaemin ia tersenyum tipis, Jaemin sama sekali tak terganggu, ia masih menonton perdebatan Mark dan Haechan.

"Kalian akan terus bertengkar? " Tanya Renjun.

"Dia yang memulai! " Kesal Haechan.

"Ok, hentikan! Mari kita menyantap makanan yang sudah tersaji " Ujar Jaemin merelai, dan ajaib nya mereka menurut.

"Ah ya, nanti aku akan menjemput Chenle " Ujar Renjun.

"Chenle flight hari ini? " Tanya Haechan.

"Ya, mendadak, aku baru di kabari saat dirinya akan menaiki pesawat" Sahut Renjun.

"Anak nakal itu, menggemaskan tapi mematikan, apa paman Kun tidak menyesal memanggil nya malaikat? " Ujar Renjun, membuat Haechan dan Jaemin tertawa.

"Siapa yang kalian maksud? " Tanya Guanlin.

"Dia sepupu jauh ku " Sahut Renjun.

"Ah ya, aku hampir lupa, anak hamster itu juga pindah " Ujar Haechan.

"Siapa anak hamster? " Tanya Mark.

"Sepupu nana, dia sangat tampan tadinya aku ingin menikah dengan nya, namun Jisung sudah bersama Chenle " Sahut Haechan, membuat Mark mendengus.

"Aku memprediksi akan ada pasangan tsundere di awal lalu cinta mati di akhir sampai apapun terjadi akan mereka lakukan bersama " Ujar Jaemin.

"Kau ingin ku pukul Na? " Jaemin hanya tersenyum.

"Hentikan pertengkaran tak bermutu ini, kelas kita akan segera mulai, mari beranjak dan pergi ke kelas masing masing " Ujar Renjun, yang lain menurut.












Jaemin menatap Jeno yang tengah membeli es krim, ia duduk di kursi taman, Jeno tadi memaksa nya untuk pergi ke taman, padahal Jaemin sudah ingin merebahkan diri di kasur nya yang sangat ia sayang, tapi tak apa sesekali ia juga jarang berpergian sederhana.

Jeno melambai di sela antrian nya, membuat Jaemin tersenyum tipis lalu melambai balas, namun seketika kepalanya pening, sekelibat ingatan muncul.

'Aku akan membelikan mu kue beras asal kau mau jadi teman ku! '

'Tapi kan kamu pangeran, memang nya tak apa berteman dengan rakyat biasa, terkahir aku melihat orang di pacung karena berdekatan dengan pangeran, aku tidak mau mati, kasihan baba dan Ayah, mereka akan tinggal berdua saja tanpa anak manis nya ini'

'Sembunyi sembunyi kan bisa, jika ketahuan aku akan membela mu sungguh'

Jeno berlari panik saat Jaemin terlihat amat kesakitan, ia menepuk pelan pipi Jaemin, berusaha membuat nya sadar, usaha nya tak sia sia, Jaemin membuka manik nya.

Enigma Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang