ZAYD tengah duduk di atas kursi di hadapan meja dalam ruang kamarnya, mengulang materi sekolahnya. Tiba-tiba ingatannya tentang kejadian sebelumnya bersama Bairot di ruang tamu kembali berputar. Hingga saat ini dirinya belum menjawab pertanyaan adiknya yang terdengar sulit untuk dijawab, seakan berkata tentu saja adalah hal salah, lalu apa yang seharusnya ia katakan? Momen belajar malam itu terusik oleh ingatan dan perasaan bingung tak berujung, yang membuatnya memutuskan untuk segera mengakhiri belajarnya, sementara itu Bairot, Nahla dan Abdallah tengah menikmati makan malam dengan penuh keceriaan,
"Kakakmu masih menunda makan malamnya karena ingin belajar," gumam Nahla kepada Bairot, "bisakah kau membantuku memanggilnya?"
Bairot tampak masih mengunayah, senyumnya merekah kemudian mengangguk. Tetapi tepat setelah itu Nahla dan Abdallah menyaksikan putra mereka muncul dari arah tangga.
"Zayd, ayo makan!" ajak Abdallah.
"Ya, Baba!" jawabnya setelah tiba di tepi dan menghampiri meja.
Maysalon dan Daqduqi tengah duduk di atas karpet menyaksikan film horor bersama dalam ruang kamarnya, semangkuk berondong jagung terletak di antara keduanya sebagai pelengkap, sebuah tempat tidur tampak sedikit berantakan di belakang mereka, ketika keduanya tenggelam dalam kisah menakutkan itu mendadak lampu kamar mereka padam dan cukup membuat mereka terkejut. menjerit ketakutan dalam dekap. "Apa yang telah terjadi, Maysalon?" tanya Daqduqi masih berpelukan. Maysalon yang merasakan takut yang sama kemudian menjawab. "Kurasa sekarang sedang mati listrik, dan aku merasa takut," Ia berterus terang. Tiba-tiba suara pintu terbuka terdengar membuat mereka menoleh menapati seorang wanita muncul dengan wajah tampak lebih jelas dari pendar api, suara teriak lebih keras dari sebelumnya terdengar mengejutkan Marlen.
"Apa yang terjadi, anak-anak?" tanyanya, kemudian meletakkan lilin dalam kandil di atas meja yang terletak dekat pintu, lalu mendorong pintu terbuka lebih luas.
Setelah mendengar pertanyaan tersebut kedua saudari kembar itu baru menyadari bahwa wanita itu adalah ibu mereka, kemudian melepas peluk. "Tidak ada, Mama," jawab Maysalon, "hanya saja kami sedang menyaksikan film horor dan kami mulai sugesti ketika lampu mendadak mati," jelasnya, yang disetujui oleh Daqduqi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonder Colours: Bairot's Uncolorful Family
FantasySejak Hari Milad-nya yang keduabelas Bairot mulai mengalami siklus haid pertamanya, dan mulai menutup auratnya secara sempurna. Ia mengira bahwa hal tersebut akan menjadi momen menyenangkan. Akan tetapi beberapa aturan di rumahnya cukup aneh dan tak...