Waktu sudah menunjukkan jam makan malam, Heeseung sudah memesan beberapa makanan untuk ia dan Nahee makan. Kini pria itu tengah menyiapkan makan malam mereka, disisi lain Nahee sejak tadi duduk terdiam memandangi Heeseung yang sibuk dengan dunianya."Sebenarnya anak ini memiliki sisi baik tapi sayangnya dia licik" batin Nahee.
Entah sejak kapan Heeseung tiba-tiba ada dihadapannya. "Ayo makan, kau harus minum obat..." Ia mengulurkan tangannya agar gadis itu berpegangan padanya.
Nahee hanya mengangguk lalu menerima uluran tangan itu, merekapun pergi ke meja makan untuk makan malam bersama.
"Makanlah..." Nahee mengambil sendok namun ia ragu untuk memakannya, Heeseung yang melihat itu sadar akan sesuatu hal. "Aku tidak menaruh apapun dalam makananmu..."
"Aku tau, tapi hee..." Ia meletakkan kembali sendoknya. "Biarkan aku pergi ya?aku harap kau tidak marah dan tidak lupa atas percakapan kita kemarin malam..."
Selera makan Heeseung mendadak menghilang, ia yang hendak memasukkan makanan kedalam mulutnya itupun tidak jadi, ia tentu ingat soal percakapan mereka yang ia meminta Nahee berteduh ditempatnya ini hingga hujan berhenti. "Kau mau tinggal dimana?"
"Aku akan mencari penyewa kamar saja..." Nahee menunduk. "Tidak mungkin aku menyewa apartment begini"
"Memangnya kau punya uang?"
"Kau pikir aku miskin?"
"Tinggal saja disini, kau tidak perlu mengeluarkan biaya" Ucap Pria itu dengan entengnya.
Memang benar untuk apa ia menerima uang toh rekeningnya berisi uang unlimited sekarang. Nahee yang mendengar itu hanya memandang dengan raut wajah kesal, sejujurnya ini sangat menguntungkan baginya akan tetapi ia bisa gila jika berada di satu atap dengan orang seperti Heeseung.
Gadis itu hanya makan 3 kali suap lalu ia mengambil obatnya dan hendak meminumnya tetapi Heeseung tiba-tiba menghentikannya dengan merebut obat milik Nahee. "Makan dengan baik baru minum obat—"
"Aku sudah cukup kenyang, lepaskan! Aku ingin minum obat" ucap Nahee dengan penuh penekanan.
Heeseung menatap Nahee tanpa ekspresi dan membuat gadis itu tersadar bahwa amarah pria itu akan muncul dalam beberapa detik lagi.
"Terserah kau naa, asal kau tau dan perlu kau ingat" Heeseung meletakkan obat milik Nahee lalu berdiri. "Terlepas kau bisa keluar dari tempat ini atau tidak, aku akan tetap berada di sekitarmu...."
Sudah 15 kali Beomgyu mencoba menghubungi Nahee, bahkan ia bertanya kepada jihan teman asramanya juga namun tidak ada tanda-tanda keberadaan gadis itu.
"Nahee kau dimana..." Pria itu berdiri di sebuah halte, tempat terakhir ia bertemu dengan Nahee.
"Kak kau sudah menemukannya?" Tanya Taehyun yang dijawab dengan gelengan kepala. "Hah....aku takut saat ini ia bersama dengan orang itu"
"Heeseung"
Beomgyu sontak mencengkeram lengan taehyun. "Kau masih ingat rumah Heeseung kan?"
Taehyun mengangguk pelan. "I—iya, tapi setahuku dia sudah tidak tinggal di rumah ayahnya..."
"Sekarang dia tinggal dimana?"
"Entah yang aku dengar dia tinggal di sebuah apartemen disekitar sini" mendengar itu beomgyu mengerutkan keningnya berusaha untuk memikirkan.
"Apartemen disekitar sini? Hanya ada satu apartemen disekitar sini, itu dekat dengan asrama Nahee—" ia melihat ke arah gedung sebrang jalan. Lalu ia berlari menuju tempat penyebrangan.
Berharap ia bisa menemukan Nahee disana, pria itu melangkah dengan yakin untuk menuju gedung itu.
"Kak! Apartemennya lantai 4 nomor 27!" Teriak Taehyun yang dibalas dengan acungan jempol dari Beomgyu.
Saat ia hendak masuk ke pintu masuk apartemen tersebut, ia berhenti karena melihat Nahee keluar membawa kopernya. "Na..."
Gadis itu terdiam memandangi wajah Beomgyu yang penuh dengan keringat itu, Tanpa sepatah kata dan permisi Beomgyu memeluk Nahee dengan sangat erat.
"Maaf na...tak seharusnya aku berkata seperti itu kemarin. Sungguh maafkan aku, jangan pergi lagi. Aku mohon..."
Nahee mendorong Beomgyu hingga pemuda itu melepaskannya, Beomgyu tentu terkejut terutama saat ia melihat tatapan dingin dari wajah Nahee.
"Nahee?—"
"Tak apa, kau kemarin tidak salah bicara. Memang seharusnya kita tidak terikat..." Nahee.
"Na? Apa maksudmu?"
"Apa maksudmu kau bilang? Tuan Choi Beomgyu....," ia mendekat sebanyak 3 langkah, lalu ia sedikit mendekatkan wajahnya. "Maksudku adalah aku menyesal, menyesal telah mengenal kau yang seolah mengganggap diriku adalah sebuah mainan. Bodohnya aku sangat begitu percaya kepadamu saat itu"
Ia menggelengkan kepalanya, tangannya meraih tangan gadis itu namun Nahee menepisnya dengan kasar. "Jangan menyentuhku..."
"Na, bukan maksudku begitu. Aku hanya terbawa emosi, aku tidak mau kau—" seolah dialognya terhapus pemuda itu tak bisa melanjutkan kata-katanya.
Nahee yang mendengar ucapan yang menggantung itu tersenyum. "Apa? Kau tidak mau aku apa gyu?"
Nahee berbalik. "Tolong berhenti menemuiku ataupun mencari diriku, karena kita sudah tidak ada hubungan sama sekali..."
"Nahee..."
Seolah telinganya tersumbat, gadis itu melangkah jauh pergi dari sana dan tak peduli dengan teriakan itu.
"Kim nahee!! Dengarkan aku dulu na!"
"Nahee!!"
To be continued...
Hallo, maaf baru update...
Pendek bgt chapter kali ini...
Jangan lupa vote Yeorobun deull 😩✊🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Or Crazz || crazy about you
Fanfiction"the door you locked can't be opened again" Kim Nahee tak menyangka bahwa hidupnya akan sekacau ini karena perasaan seorang pria yaitu Lee Heeseung, pria dengan seribu satu cara itu tidak pernah membiarkan Nahee lepas dari genggamannya namun ia tida...