Pagi-pagi buta Cessy sudah berada di sekolahnya, sekolah tampak sepi hanya ada beberapa siswa-siswi yang berlalu lalang. Tidak biasanya dia datang ke sekolah sepagi ini, alasannya satu. Cessy takut Arlo menjemputnya, Cessy akan menjaga jarak dengan Arlo. Cessy berjalan menuju taman, dia duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Tangan Cessy mengepal, kemarin malam dia buru-buru pergi dari apartemen Arlo. Bahkan, semalaman dia tidak bisa tidur hanya karena memikirkan jawaban Arlo.
Cessy tidak mau asing, lagipula jauh dari hati yang paling dalam Cessy hanya menganggap Arlo sebagai sahabatnya, paling lebih, mentok hanya sebatas saudara.
Cessy tidak menyangka jika Arlo memiliki perasaan yang lebih padanya, Cessy jadi teringat ucapan kakaknya dulu.
"Tidak ada pertemanan antara laki-laki dan perempuan."
Perkataan kakaknya 3 tahun ke belakang membuat Cessy sadar.
Cessy menghela napasnya panjang, dia bangkit dari duduknya dia ihin menuju kelas. Saat di parkiran dia melihat Arlo yang baru saja turun dari motornya dengan langkah cepat Cessy langsung buru-buru pergi menuju kelasnya. Arlo yang awalnya tersenyum menatap Cessy, kini melunturkan senyumannya.
Dahi Arlo mengerut tak suka, tidak biasanya. Apalagi saat Arlo menjemput Cessy, tetapi Cessy sudah tidak ada di rumah. Ah, ditambah nomor telepon gadis itu tidak aktif. Apa yang terjadi?
Tanpa pikir panjang Arlo langsung berlari menghampiri Cessy, tapi saat di pertengahan jalan seseorang menghentikan langkah Arlo.
"Ar, dipanggil Mr. Alex. Katanya buru-buru ke lapangan." ucap salah satu anggota team basketnya.
Padahal ini masih pagi, dan Arlo ingin menemui Cessy. Arlo menatap tak suka laki-laki itu, membuat remaja yang ditatap seperti itu menciut takut. Tetapi tak lama Arlo tersenyum tipis, Arlo segara pergi tak lupa mengucapkan terima kasih kepada anak laki-laki itu.
"Untung aja," gumamnya. Dia takut pada Arlo. Arlo itu mengerikan.
Di sisi lain, Cessy menghela napasnya panjang. Misi pertamanya berhasil, ah tidak, nanti dia bisa bertemu dengan Arlo. Lagi.
•••
"Lo kenapa Cey?" tanya Bella melihat wajah Cessy yang murung tidak seperti biasanya.
"Jangan tanya, gue males ngomong." jawab Cessy membuat Bella mencak-mencak.
"Lo lagi marahan ya sama Arlo?" tanya Bella kembali.
Cessy mendelik."Gak tuh." jawab Cessy.
Bella memutar bola matanya malas."Gak percaya, gue." balas Bella.
Bella menatap Cessy heran, biasanya Cessy selalu datang dan pergi ke sekolah bersama Arlo. Tapi sekarang? Bella melihat Arlo datang sendiri ke sekolah.
Tak lama, bel pun berbunyi dan di saat itu pun Arlo datang dengan wajah datarnya. Tapi saat matanya menangkap wajah Cessy, tiba-tiba bibir itu tertarik ke atas. Cessy membulatkan matanya, gadis itu lantas langsung bangkit.
"Hari ini gue sebangku sama lo, ya?" Cessy langsung membawa tas miliknya dan langsung duduk di sebelah Bella.
"Anjir, lo ngapain pindah Cey?" Tiba-tiba Ender datang dengan wajah minta ditendang. Cessy tak menjawab pertanyaan Ender, dia memilih duduk anteng di bangku Bella dan Ender. Ya, walaupun Ender dan Bella kerap kali berselisih tapi mereka satu bangku. Ah, bukan keinginannya tapi guru yang memintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A R L O
Teen FictionWARNING!!! BANYAK KATA-KATA KASAR, BEBERAPA ADEGAN DEWASA, JANGAN DITIRU MOHON BIJAK DALAM MEMBACA YA! Cessy adalah ciptaan Tuhan yang paling Arlo sukai. Senyumnya, tawanya, raut wajah kesalnya, segalanya, adalah candu bagi Arlo. Bahkan Arlo, rela m...