PART 5

244 19 0
                                    

Arlo duduk di balkon kamarnya sambil mengerjakan tugas dari guru kimianya, Arlo menghela napasnya panjang. Arlo membuka ponselnya lalu tersenyum tipis saat melihat wajah dirinya dan Cessy yang tengah berfoto bersama di salah satu studio foto yang ada di mall. Cessy tampak cantik, tidak, tidak, Cessy-nya selalu cantik.

Suara bel dari apartemen miliknya berbunyi, Arlo berdecak malas. Tapi tak urung Arlo berjalan untuk melihat siapa yang datang. Arlo melihat dari layar monitor yang ada di dekat pintu. Arlo memutar bola matanya malas.

"Tuan muda, Anda diminta untuk makan malam bersama di Jede Manor sekarang."

William, kaki tangan daddy nya.

"No, thanks."

"Tap---" Arlo mematikan otomatis interkom. Sehingga membuat William menghela napasnya panjang, akhirnya dia harus menghubungi atasannya.

Arlo berjalan menuju balkon kembali, tak lama suara dering ponsel miliknya mengalihkan pandanganya. Dad, nama itu tertulis di sana. Arlo tak ingin menjawab dia malas, dia malas harus berhubungan dengan keluarganya apalagi keluarga besarnya.

Dad
|Arlo Rogue Ignazio, angkat! Daddy ingin bicara.
|Arlo, malam ini harus makan malam di Jede Manor.
|Arlo Daddy tahu kamu tidak bodoh untuk tidak  paham maksud Daddy 'kan?

Suara ponsel Arlo berdering kembali, sial! Arlo tak suka. Malas sekali rasanya.

Dad
|Datang atau jangan bertemu gadis itu lagi?

Arlo menggenggam erat ponselnya, hampir saja dia meremukan ponselnya. Tetapi untungnya tidak jadi saat ada pesan dari Cessy.

Mi amor
|Gue udah makan malam, baru selesai
|Lo udah?

|Nanti aku makan, Sayang

Mi amor
|Jangan sampai telat, Ar

|Tentu

Arlo tersenyum setelah membalas pesan dari Cessy, Cessy selalu berhasil membuat dunianya teralihkan.

Dad
|Memilih tidak bertemu gadis itu lagi?

|What the fuck r u?!

Dengan perasaan kesal Arlo membawa jaket dan kunci mobilnya untuk pergi ke Jede Manor bertemu keluarga besar yang begitu harmonis itu.

"Sial," Arlo tidak suka suasananya.

Di sisi lain, sang daddy tersenyum setelah mendapatkan pesan dari putra satu-satunya.

My Son
|What the fuck r u?!

Alessandro Ignazio, pria dewasa duda berbuntut 1 itu tampak tampan di usianya yang menginjak kepala 4. Dewasa, mempesona, memang tidak terkalahkan.

"Apa yang terjadi?" Alessandro menoleh menatap kakak pertamanya dengan senyum smrik miliknya.

"Anakku akan ke sini," jawab Alessandro penuh penekanan. Ellard, terdiam sesaat lalu menganggukkan kepalanya.

Alessandro menatap sang kakak laki-laki satu-satunya itu dengan wajah datarnya.

"Apa perduli mu?" Jarak umur di antara keduanya hanya selisih 2 tahun, keduanya sama-sama tampan bahkan terlihat sangat mirip. Seperti kembar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A R L O Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang