Confidential 6

27 17 8
                                    

Falan dan Kara sudah menjalani PDKT sekitar 2 bulan, dan Falan pun sudah bisa di bilang sering jemput Kara untuk ke kampus bersama walaupun kadang jam ngampus mereka berbeda seperti saat ini

Falan yang ada kelas siang rela berangkat pagi karena Kara ada kelas pagi ini, nggapapa kalo demi pujaan hati mah gass aja ya kan

Falan mengetuk pintu rumah Kara lalu ada bi irma yang membukakan pintu dan mempersilahkan Falan masuk, karena sudah seperti rutinitas kalau Falan akan menjemput Kara untuk berangkat bersama

Sampai di dalam langsung di sambut oleh mamah Kara yang langsung mengajak Falan untuk sarapan bersamanya dan Kara tentunya

Mamah Kara memanggil Kara yang belum turun dari kamarnya
"Karaa! udah ada Falan nih, ayok kita sarapan bareng!" ucap mama Kara
tak lama, Kara pun muncul dan ikut bergabung bersama mamah dan Falan di meja makan

"Mah, papah udah berangkat kerja yah?" tanya Kara mencoba basa basi dengan mamanya
"iya sayang, kan kamu tau sendiri papahmu itu kaya apa" ucap mamah kara, walaupun mamah kara bisa di bilang orang sibuk tapi papahnya Kara lebih sibuk lagi

setelah sarapan selesai Falan dan Kara berpamitan
"Mah Kara berangkat dulu ya" ucap kara lalu kara Salim kepada mamanya
"iya tan Falan juga berangkat ya" Falan juga ikut Salim kepada calon mertua eaa
"Iya kalian hati-hati di jalan yah, jangan ngebut ya Falan" ucap mama kara
"Siap tante" Falan mengangkat tangannya dan mengambil posisi tegak lalu hormat seperti sedang upacara bendera di hari Senin.
Kara hanya tersenyum melihat interaksi antara Falan dan mamanya itu

Falan melajukan motornya di tengah kota Jakarta yang pasti masih macet di pagi hari seperti ini, dimana orang-orang ingin melakukan aktivitas nya masing-masing di mulai dari pagi hari, maka dari itu macetnya kota ini tak bisa lagi di pungkiri, kemacetan masih menjadi langganan untuk alasan orang-orang di sekitarnya telat masuk kerja ataupun sekolah.

Setelah sampai di Fakultasnya Kara turun dari motor Falan dan memberikan helm nya kepada Falan
"Makasih Falan, aku masuk dulu yaa" Kara berjalan menjauh dari Falan sambil tersenyum
"Kara!!" Falan memanggil Kara, dan Kara pun menoleh ke belakang, ke tempat Falan berada
"Nanti selesai kelas aku mau ngajak kamu ke suatu tempat ya" ajak Falan pada kara
Kara hanya tersenyum dan mengangguk setuju dan melambaikan tangan ke arah Falan lalu berlalu menjauh sampai punggung nya tak terlihat lagi

Falan mengajak Kara ke tempat yang sering di datanginya saat sedang merasakan lelah akan sesuatu hal, di taman dekat dengan pedesaan tepatnya ada di bukit yang dapat melihat keindahan kota Jakarta yang padat, pemandangan saat sore hari seperti ini pasti akan sangat cantik dari sana

Falan dan Kara duduk di bangku panjang yang terletak di samping pohon besar. Setelah duduk dan menikmati senja cukup lama akhirnya Falan memulai percakapan di antara mereka
"Kara, kamu mau tau kenapa aku bawa kamu ke sini?" tanya Falan kepada Kara.
Kara menatap Falan yang sedang memejamkan matanya karena menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya
"Cuma kamu yang peduli sama aku Kara, di saat orang lain gak ada yang peduli sama aku karena penampilanku kar" ucap Falan masih dengan mata yang terpejam menikmati angin yang menerpa wajahnya
"Aku gak tau kamu inget sama aku atau nggak, tapi aku selalu inget kamu, Kara" kini Falan ikut menatap manik mata milik kara, dan pandangan merekapun bertemu

Falan memegang kedua tangan Kara dan mengusap nya lembut
"Waktu kita masih jadi mahasiswa baru, penampilan aku gak kaya gini kara. Aku culun, anak yang lemah, dari aku kecil aku udah sering di bully karna aku anak kutu buku yg gak bisa bergaul, aku sering di abaikan kara, temen kelas ku gak menganggap aku ada... aku selalu sendirian ga ada yang benar-benar mau temenan sama aku, selalu aja yang deketin aku cuma mau manfaatin aja" ucap Falan sambil memandang genggaman tangan mereka

"Tapi kamu...." ucapan Falan terhenti saat memandang wajah Kara di depannya, sosok yang menjadi alasan kenapa Falan mau berubah
"Kamu gak kaya mereka Kar, aku-" Falan menghentikan kata-katanya, lidahnya seperti tercekat susah mengungkapkan rasanya kurang kasih sayang dari keluarga dan akhirnya dirinya menjadi pribadi yang tak bisa bersosialisasi dengan banyak orang. Dan menjadi pendiam itu tak mengenakan, karena jika memiliki masalah pun pasti akan lebih memilih untuk memendam masalah nya sendiri karena tak ada orang yang bisa ia percaya untuk menjadi tempatnya bercerita.

Kara memandang wajah Falan yang terlihat tidak nyaman dan gelisah itu
"kamu kenapa Falan?" Kara bertanya karena Falan tiba-tiba saja menghentikan ucapan nya
"Kalo belum mau cerita nggapapa kok, ceritain lagi kalo kamu udah siap Falan" ucap Kara mencoba menenangkan Falan yang terlihat tak baik-baik saja

"Maaf kar, aku mungkin belum bisa ngomong sekarang, tapi aku bakal secepat nya cerita sama kamu karna aku mau lebih terbuka sama kamu, Kara" Mata Falan mulai menjatuhkan butiran air yang turun membasahi pipinya

Tiba-tiba Falan merogoh tas nya dan seperti mencari sesuatu? di dalam sebuah kotak kecil lalu sambil berjongkok di hadapannya dan membuka kotaknya di hadapan Kara

"Mungkin ini terlalu cepat, But will you be my partner?" Kara terkejut dengan apa yang Falan akan berikan, itu sebuah cincin dengan satu permata di tengah yang menghiasinya 'cantik' satu kata yang menggambarkan cincin itu

"Yes, I will be your partner from now on" Dengan pasti Kara menjawab

Falan memasangkan cincin itu di jari manis Kara, terlihat sangat cantik saat Kara memakainya, dan cincin itu juga yang menjadi saksi bisu atas official nya hubungan Falan dan Kara

Falan memeluk Kara cukup erat, setelahnya mereka menikmati pemandangan kota Jakarta yang mulai gelap, dan lampu-lampu rumah yang mulai menyala satu persatu seperti bintang

Falan memeluk Kara cukup erat, setelahnya mereka menikmati pemandangan kota Jakarta yang mulai gelap, dan lampu-lampu rumah yang mulai menyala satu persatu seperti bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah cukup lama mereka menikmati waktu berdua, akhirnya Falan mengajak Kara untuk makan karena sudah mulai malam dan Falan tak mau Kara sampai kelaparan

"Udah mulai malem, kamu belum makan Kara. Ayo cari makan dulu" ajak Falan dan langsung menggenggam tangan Kara

Mereka mampir ke salah satu rumah makan yang tak jauh dari tempat mereka tadi menikmati senja. Setelah makan malam mereka bergegas pulang karena hari juga sudah menunjukkan waktu malam
















 Setelah makan malam mereka bergegas pulang karena hari juga sudah menunjukkan waktu malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cincin yang melingkar di jari Kara
- Pemberian dari Falan -


𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙮𝙖𝙖𝙖 𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣-𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣♥️🔥🔥

bye byee

ConfidentialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang