𝔗𝔥𝔢 ℭ𝔲𝔩𝔱𝔲𝔯𝔢 III

24 4 0
                                    

Keliling

"kau yakin akan mengikuti pelatihan hari ini?"

"Aku yakin Seulgi, lagipun aku juga sudah sehat bukan?" Jawab Giselle sembari melakukan peregangan kecil.

"Baiklah kalau begitu, ayo akan ku antar."

Giselle mengangguk dan membuntuti Seulgi dari belakang, kondisinya saat ini bisa dibilang sehat bugar memang ucapan dokter Yuri bukan main main. Bahkan Giselle bisa sembuh dari luka lukanya dalam waktu dua hari saja. Hebatnya lagi ia hanya minum satu obat!

Dan disinilah Giselle memandang seluruh bangunan megah ini dengan takjub. Ternyata organisasi The Culture sebesar ini bahkan lebih besar daripada lihat di televisi sepertinya. Gedung gedung yang tinggi dan berbagai teknologi yang canggih oh ya jangan lupakan senjata senjata yang keren itu.

Banyak orang berpakaian putih dan hitam sedang berkeliling, yang berpakaian putih biasanya adalah dokter dan profesor atau ilmuwan yang meneliti. Sedangkan yang berpakaian hitam adalah agent dan anggota militer. Sangat keren!!

"Eh Giselle aku hanya bisa mengantarmu sampai sini saja, maaf ya." Ucap Seulgi sedikit tidak enak.

Giselle nampak bingung namun ia mengangguk. "Oke terimakasih telah mengantarku."

"Sama sama, tenang saja kau tidak akan sendiri. Nanti akan ada orang yang menjemputmu kok, baiklah aku tinggal ya berhati hatilah." Ucap Seulgi sembari melambaikan tangannya ke Giselle.

Giselle mengangguk dan membalas lambaian tangan Seulgi sebelum ia bergerak menuju sebuah kursi untuk duduk, Cuaca hari ini sangat cerah.

"Ah, kau Giselle?" Tanya seseorang tiba tiba, suaranya seperti suara perempuan.

Giselle lantas menoleh ke sumber suara, ia mendapati seorang gadis dengan rambut pendek hitam berponi, tingginya hampir sama dengannya namun lebih tinggi Giselle sedikit.

Dengan ramah giselle menjawab. "Iya, aku Giselle kamu yang dimaksud Seulgi akan mengantarku ke dalam?"

"Iya, eh kenalkan aku Winter. Mari masuk ke dalam mentor sudah menunggumu." Ajak Winter.

Giselle berdiri dan berjalan membuntuti Winter dari belakang. Di dalam sana sangat luas dengan puluhan senjata baik senapan maupun senjata jarak dekat seperti pedang dan tombak. Inikah tempat pelatihan itu? Giselle menatap takjub dalam ruangan itu.

"Selamat datang Giselle!" Ucap seorang wanita bersurai coklat, rambut panjang dan mata berwarna biru. Sangat cantik.

"Perkenalkan aku mentor Team ae, namaku Selena aku yang akan bertanggung jawab di Team ae sekaligus menjadi pengarah kalian." Ucapnya.

Giselle dan Winter mengangguk sopan. Disana ternyata tidak hanya ada dirinya dan Winter, namun terdapat dua orang lagi disana.

Yang satu rambut panjang berwarna hitam, wajahnya tegas. Dan satunya lagi rambut kecoklatan di ikat. Wajahnya seperti anak remaja.

"Baiklah karena ini hari pertama bagi Giselle maka kalian bisa berkenalan sekaligus juga bawa Giselle untuk berkeliling dulu, kita mulai latihan jam tujuh nanti, mengerti?"

"Dimengerti." Jawab mereka serempak.

Tepat setelah Selena meninggalkan mereka Winter memperkenalkan Giselle kepada dua gadis tadi, yang berwajah tegas itu namanya Karina, sedangkan satunya Ningning.

"Kau Giselle?" Tanya Karina.

"Iya salam kenal ya." Ramah Giselle. Dan diangguki oleh Ningning dan Karina.

"Selle, hari ini akan ku bawa kau berkeliling." Ucap Winter, Giselle mengangguk ia juga harus mengenali beberapa tempat atau orang disini kan.

.
.
.

"Baiklah Selle disini adalah tempat pelatihan untuk Team ae, Team ae adalah tim yang beranggotakan kita yakni empat orang. Selain Team ae ada beberapa team lagi." Jelas Winter panjang lebar sembari menarik tangan Giselle untuk keluar.


"Ada berapa team lagi selain kita?" Tanya Giselle.

"Banyak, salah satunya adalah Team ReVe yang beranggotakan lima orang. Salah satunya adalah Seulgi.

Selain Team ReVe ada Team Neo, untuk yang ini anggotanya sangat banyak. Ada dua puluh dan Team ini satu satunya yang memiliki unit."

"Memiliki unit?" Tanya Giselle bingung.

"Hum, karena jumlah anggota mereka dua puluh maka mereka di bagi empat unit." Jelas Winter.

Giselle mengangguk paham, rupanya cukup unik anggota di organisasi ini. Membuatnya ingin mengenal lebih dalam tentang Team team itu.

"Oh ya dan satu fakta bahwa kita Team baru, ah tidak baru baru amat sih tapi kita baru terbentuk beberapa bulan lalu dan kau bergabung."

"Aku ketinggalan banyak hal ya?" Tanya Giselle.

"Tidak apa, kami akan mengajarimu lagipula kita sama sama belajar bukan? Oh ya selain dua Team tadi ada team yang lumayan sudah dari lama, Yakni Team ExO dan team SuPeror."

"Iyakah? selama apa mereka?"

"emm mungkin dari kita masih sekolah dasar."

Giselle melotot kaget, jadi organisasi ini sudah lama berdiri ya. Ia tak menyadari ini karena sejak kecil memang kehidupannya hanyalah bersekolah dan membantu Mirya ibunya sendiri.

"Tenyata sudah cukup lama ya."

Winter mengangguk. "Bahkan dari papaku masi bujang organisasi ini ada." Ucapnya sambil tertawa.

Giselle yang mendengar itu juga ikut tertawa, setidaknya disini ia memiliki teman ah tidak mungkin keluarga baginya.

"Yoo Winter!" Ucap seseorang memanggil.

Winter yang merasa dirinya dipanggil pun menoleh ke belakang dan mendapati Wendy yang berdiri sambil memegang senapan di tangan kanannya.

"Kak Wen, apakah mau bertugas." Tanya Winter.

Wendy mengangguk sebagai jawaban. Ia menoleh sebentar ke Giselle.
Giselle yang merasa pun membungkukkan badannya memberikan salam.

"Terimakasih telah menyelamatkan saya." Ucapnya.

"Hei tidak perlu formal seperti itu, anggap saja aku seperti Seulgi dan lainya." Ucap Wendy sembari menahan Giselle yang tadi membungkuk.

"Eh baik kak."

"Kali ini tugas kemana kau kak?" Ini Winter yang bertanya.

"Bagian Selatan, ada warga yang mengatakan melihat sel aneh. Ah ya sudah mau berangkat, sampai jumpa kalian." Ucapnya melambaikan tangan kepada Winter dan Giselle.

"Sel aneh itu.."

"Yap, itu adalah sel dari mutant Selle." Jawab Winter.

Giselle mengangguk, apakah Adiknya Mario itu terinfeksi karena sel ini? karena sel ini juga lumayan kecil bentuknya seperti kaki seribu.

"Apakah Sel ini bisa menginfeksi manusia menjadi mutant Win?" Tanya Giselle serius.

"Ah kalau itu masi tahap pengecekan Selle, kami belum tau kejelasannya." Jawab Winter.

Giselle mengangguk paham.

"Mari kita lanjutkan jalan jalan kita, masi ada waktu delapan jam lagi sebelum latihan dimulai." Ajak Winter.

"Baiklah ayo, aku juga ingin mengenali tempat ini lebih dalam." Ujar Giselle.



"Hei tunggu jangan masuk kesana kalian!"

"Eh?"


Bersambung
______

THE CULTURE (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang