˗ ˏˋ 𝟎.𝟎 [𝐁𝐮𝐧𝐠𝐚 𝐖𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫𝐢𝐚] ˎˊ˗

306 36 1
                                    

   Langkah demi langkah terus berjalan dengan menelusuri area yang samping kanan-kirinya dihiasi Bunga Wisteria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Langkah demi langkah terus berjalan dengan menelusuri area yang samping kanan-kirinya dihiasi Bunga Wisteria.

   Sosok rembulan yang berbulat sempurna menyinari Sukuna dan Diriku yang sedang berjalan santai dimalam hari.

   Sukuna berdehem pelan seolah-olah dirinya sedang batuk.

“Sukuna-Sama, apa anda baik-baik saja?.” Tanyaku sebagai pelayan pribadi yang dihormati oleh Raja kutukan.

   Ujung ekor mata Sukuna melirik kearah diriku yang sedang menundukan kepala. [baca: agar lebih sopan.]

   Jari jemari panjang Sukuna menarik daguku keatas sehingga aku spontan mendongak kearah Sukuna yang sedang menatapku dengan tatapan seksama.

“Maaf, Sukuna-Sama?.”

   Bola mata merah milik Sukuna transparan karna terkena cahaya bulan serta dihiasi oleh bayanganku yang sangat amat indah baginya.

“Ini perintah tuan kepada pelayannya! Maka, menikahlah dan menua bersamaku Hagazawa [Name].” Ucap pemuda bersurai pink muda.

   'Sukuna-sama barusan saja melamar ku?'

   'Ini sungguhan? . . .'

   'Yang benar saja?!'

   'Bayangkan! aku menikah dengan Raja kutukan ini! mau jadi apa generasi anakku nanti.'

“Jawab [Name]. Aku tidak suka mengulang kembali kata-kata ku.” Tegas Sukuna.

   Angin berhembus kencang menarik-narik Baju yukata serta rambut biru blueberry dan pink muda mengikuti arah angin itu berhembus. Aku bisa merasakan ujung daguku terasa dingin disebabkan kulit Sukuna.

   Seluruh tubuhku terasa kaku, mulutku tidak mau bergerak untuk berbicara bahkan mataku terus terpaku melihat Sukuna tanpa mengedip.

   Dua tangan Sukuna bagian depan berpindah memegang erat kedua bahuku. Nampaknya, Sukuna sedang kebingungan 'apa yang terjadi padaku'.

“Sukuna-sama, barusan itu anda melamarku?.” Tanyaku karna masih tidak percaya.

“Ya, Turuti perintah tuanmu-







Kau, tak berhak menolaknya, [Name].”

tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc.

𝐊𝐞𝐤𝐤𝐨𝐧 𝐒𝐮𝐫𝐮! ; 𝐑𝐲𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐒𝐮𝐤𝐮𝐧𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang