Chapter Five

308 42 45
                                    

Hyunjin kira, mental Jisung akan sedikit terganggu melihat banyaknya orang yang kehilangan nyawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin kira, mental Jisung akan sedikit terganggu melihat banyaknya orang yang kehilangan nyawa. Namun, laki-laki yang tengah terluka itu tampak cukup tenang setelah mereka berhasil melumpuhkan semua lawan.

"Kau lihat apa?" Tanya Jisung yang kini duduk di sofa dimana ada seseorang yang tidak bernyawa disampingnya.

Hyunjin tersenyum lalu memegang rambut Jisung dan sedikit mengacaknya, "kerja bagus. Kau sangat membantuku," ucap Hyunjin kemudian. 

"Aku tau. Sekarang, ayo kita pergi dari sini," kata Jisung. Hyunjin diperintah? Tapi rasanya dia tidak ingin menolak.

Hyunjin mendudukkan dirinya di samping Jisung lalu melihat peluru yang masih menancap di lengan Jisung. Dia menatap laki-laki yang tampak pucat itu dan berkata, "sebelum kita pergi, aku akan mengeluarkan peluru di lenganmu. Tahanlah sedikit."

Jisung menganggukkan kepalanya pelan. Dia berusaha menenangkan dirinya ketika Hyunjin mengeluarkan peluru dari lengannya. Tapi pada akhirnya dia tetap berteriak dan air matanya pun mengalir.

'Ternyata rasanya sesakit ini', pikir Jisung.

"Jeongin? Lukamu bagaimana?" Tanya Hyunjin.

"Tidak ada luka yang serius. Aku hanya sedikit lelah, tuan," kata Jeongin.

"Bagus, sekarang kita pergi, Jeong," kata Hyunjin lalu melihat ke arah Jisung yang bersandar menahan sakit. Hyunjin mengambil kotak pertolongan pertama yang tersedia. Dia memberikan obat luka lalu menjahit sobekan di lengan Jisung. Setelah itu Hyunjin membalut luka tersebut dengan perban.

"Kau bisa berjalan?" Tanya Hyunjin.

Jisung menganggukkan kepalanya lalu berkata, "tentu saja. Lebih baik kau lihat kondisi Jeongin."

Ah— benar, bawahannya itu juga terluka. Tapi dia tau Jeongin tidak selemah itu. Dan buktinya, laki-laki itu sudah menghampiri mereka.

"Aku baik-baik saja, Jisung. Ini hanya luka ringan. Sebaiknya kau di gendong saja, kau tampak sangat pucat," kata Jeongin setelah melihat kondisi Jisung.

Jisung masih menggelengkan kepalanya. Dengan tenaganya yang tersisa, dia bangun dari duduknya. Buat Hyunjin bersiap menangkapnya, takut Jisung terjatuh karena melihat kondisinya yang tampak lemah.

Tapi Jisung yang memang keras kepala itu berjalan menjauhi mereka. Kedua laki-laki lainnya pun langsung mengikuti langkah Jisung. Hingga mereka hampir tiba di pintu masuk lain, barulah Jisung hampir jatuh jikalau tubuhnya tidak ditangkap Hyunjin.

Hyunjin menggendong tubuh Jisung secara bridal menuju mobilnya. Menempatkan Jisung dibangku belakang bersama Jeongin. Tidak lama kemudiam mereka meninggalkan mansion tersebut.

Jeongin turut prihatin melihat kondisi Jisung. Dia membiarkan dirinya disandari oleh laki-laki itu.

"Kenapa dia keras kepala sekali," komentar Jeongin sembari menghela nafas berat.

Save You [HyunSung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang