Bab 4: Khawatir

768 83 33
                                    

Happy reading
.

.

.

*Flashback*

Setelah Cahaya berdiri untuk menjawab pertanyaan guru, dia duduk dan kembali ke keadaan melamunnya, menyebabkan Daun dan Fang memandangnya dengan cemas.

"Hei, ada apa dengan dia?" Fang berbisik pada Daun

"Eh, entahlah. Kemarin dia baik-baik saja, tapi pagi ini dia aneh sekali" bisik Daun.

“Apa yang aneh?”

“Biasanya Cahaya tidak akan diam seperti ini, mungkin Tanah tahu”

"Baiklah, kita bertemu di toko Tok Aba."
.

.

.

Saat bel berbunyi, Cahaya lari keluar kelas, membuat Fang dan Daun sangat kebingungan. Mereka bermaksud berbicara dengan Cahaya untuk menanyakan perilakunya yang sangat berbeda dari biasanya, namun sudah terlambat. Cahaya sudah berjalan lebih dulu, tanpa daya mereka harus pergi menemui saudara-saudaranya tanpa ditemani oleh Cahaya

Sekarang Daun dan Fang berada di toko Cacao milik Tok Aba

"Di mana Cahaya?" Kata Tanah sambil menata gelas-gelas itu di rak

“Kami tidak tahu, begitu bel berbunyi dia lari” ucap Fang sambil meminum seteguk es coklat buatan Petir

"Daun menganggap Cahaya sangat aneh hari ini " kata Daun, kekhawatiran terlihat jelas di wajah polosnya.

“Apakah terjadi sesuatu pada anak itu kemarin?” Petir berbicara dengan suara monoton, suaranya masih sedingin biasanya tetapi ada campuran kekhawatiran di dalamnya

"Tidak ada, kemarin dia membual padaku tentang nilai ujiannya" Api muncul entah dari mana dan berkata.

"Hey, apa yang terjadi?" Ying, seperti Api, muncul entah dari mana dan bertanya

“Apakah ada yang salah dengan Cahaya?” Ucap Gopal sambil meminum es coklat buatan Tanah

Entahlah, dari pagi sampai sekarang kami belum bisa ngobrol dengannya” kata Tanah sambil sedikit mengernyitkan alisnya, ia sangat khawatir dengan keadaan adik bungsunya itu

"Hei, itu airku" ucap Gopal dengan sedikit marah karena Air mengambil airnya.

"Kenapa kalian tidak mencoba bertanya padanya?" kata Ochobot

“Iya betul, tanyakan saja pada Cahaya apa yang terjadi padanya” Yaya angkat bicara

“Oh kita sedang berusaha, bagaimana kita bisa bicara kalau anak itu terus menghindari kita” kata Petir kesal

“Eh, itu Cahaya?” kata Daun sambil melambai ke arah Cahaya dan memanggil namanya.

*End flashback*
.

.

.

Saat itu, Cahaya mendengar seseorang memanggilnya. Dia secara refleks melihat ke arah suara itu, "Sial, aku sudah selesai"

Cahaya bermaksud berpura-pura tidak mendengar panggilan Daun, namun saat hendak pergi, ia langsung melihat Angin yang baru saja kembali dari mengantarkan Cacao

Kembali ke masa lalu (BoBoiBoy Solar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang