PERIHAL

1.2K 102 0
                                    

malam itu semua keluarga Tnf berkumpul di lorong rumah sakit mereka terduduk dalam keheningan tidak ada yang berbicara satu pun semuanya hanya terfokus pada salah satu ruangan rumah sakit yang sedaritadi dokter tak kunjung keluar. Pintu terbuka menampilkan seorang dengan kemeja jas putih bersurai hitam pekat datang menghampiri mereka, Rion pun bangkit dari duduknya begitu pun juga Caine disampingnya

"Jadi gimana keadaannya dok?" tanya Rion dengan datar

"Syndromenya semakin parah karena pasien banyak pikiran, dan juga syndrome ini kemungkinan kecil untuk sembuh, dan juga pasien mengalami stress akut, saya gak bisa memberi obat yang banyak cuman disarankan untuk sering sering ke psikater" jawab dokter tersebut dan hanya diangguki oleh Rion dan yang lainnya

"Baiklah kalau begitu saya permisi, 2 hari baru pasien boleh pulang" pamit dokter ke semua orang disana, mereka semua pun memasuki kamar tersebut, surai biru tetidur dengan tenang walaupun ditangannya ada sebuah jarum menancap itu tidak masalah baginya, keadaan saat ini sangat pilu tangisan dalam diam tidak semua orang bisa mendengarnya mereka semua merasa gagal

"sejak kapan dia selalu duduk sendirian dipinggir pantai seperu itu?" gumam seseorang yang sangat merasa gagal, bagaimana tidak ia sudah berjanji terhadap orang tua souta untuk menjaganya dan hanya dia yang tau.

"Key aku dan mia aja yang tinggal disini, yang lain pulang" pinta Rion dan mereka semua langsung pergi dari ruangan itu.

Keesokan hari tiba waktu memasuki siang hari sekarang semuanya berkumpul di ruangan putih bersih, canda tawa terdengar dimana mana untuk siang ini dipenuhi dengan gelakan orang orang.

"Rin lu yang bener aje malakin dokter" pusing Rion melihat anak yang rada specialnya itu

"Selagi dapet gak masalah" ucap Garin sembari duduk disamping makoto yang sibuk dengan ponselnya, sekarang Garin menghitung uangnya

"Minimal bagi sih rin" ucap Aenon yang iri karena dia tak dapat apapun dari malak dokter tadi malah dapat ceramahan

"Yeuu enak aja minta ama papi noh" timpal Garin dan melempar permintaan Aenon ke papinya

"lah kok jadi gue yang kena" balas Rion tak terima karena sedari tadi dia hanya duduk diam di sofa sembari menonton tv

"Iya pak, kalau kata aku sih gaji ya" ucap Riji dan sekarang semuanya memojokkan Rion

"Kita gak pernah digaji pak"

"Gaji gaji gaji"

"Kalau gak minimal kasih mobil baru"

"Gila banget mobil udah betumpuk noh digarasi tinggal pilih" bela Rion untuk dirinya sendiri ketika mendengar perkataan Funin meminta mobil baru, disaat saat itu tiba tiba seseorang dengan rambut ungu tergerai membuka pintu ruangan tersebut yang sontak membuat mereka menoleh kearah pintu.

Disaat mereka semua menoleh kearah orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah Echi, ia berdiri didepan lalu menaikan tangannya seperti memperlihat sesuatu dan hal itu disadari oleh Krow ketika melihat sebuah kunci mobil mclaren

"Gile chi lu beli apa gimana dah" ucap Krow dengan excited

"Gue gak beli, tapi gue dikasih"

"HAH?!"

"chi yang bener aje lu" ucap Rion lalu memijit pelipisnya

"Kagak cayaan lu semua orang gue dikasih sama pak denis" jelas Echi ke semuanya

"Denis pemilik rumah sakit ini?" tanya Mia

"Iya" jawabnya

Semua menggeleng pelan, sangat capek dengan sifat anak yang satu ini ada ada saja, tapi jujur Echi itu emang pinter banget manipulasi orang dia bisa aja membuat nunduk semua orang di hadapannya terkecuali untuk Rion apa mungkin, seorang Rion kenzo ketua mafia terkenal di kota ini menunduk kepada gadis berambut ungu itu? Pftt sepertinya tidak mungkin, Echi pun duduk dan berkumpul dengan yang lain.

We each have our own traumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang