Tidak peduli, atau
terbiasa peduli?" memang ada acara apa? Tumben sore-sore gini." kata Joanne dengan kikuk berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain walaupun Lakra menatapnya tanpa ragu.
" saya diundang reuni SMA, biasanya saya engga datang. Tapi kali ini saya engga punya alasan yang kuat buat tolak ajakan mereka, sore ini bisa kan?"
Joanne mengangguk pelan sebagai tanda bahwa ia setuju dengan ajakan Lakra, lagipula jika dilihat sesuai kontrak maka pernikahan mereka seharusnya memiliki timbal balik, tapi sudah lama sekali Lakra tidak meminta bantuan apapun bahkan hampir tidak lagi memperdulikan tujuan utama pernikahan kontrak yang dibuat atas kesepakatan kedua belah pihak tersebut.
" kalau gitu gue siap-siap dulu ya."
Joanne berbalik dan ingin segera menutup pintu kamarnya namun Lakra menahan dengan satu lengannya." kalau udah siap saya ada di bawah, pakai baju yang nyaman jangan menyesuaikan saya."
Joanne yang terkunci pergerakannya diam membisu dan juga menahan mati-matian kondisi wajahnya agar tidak terlihat gugup oleh pria itu.
" i-iya, tunggu aja. Gue engga akan lama kok."
Lakra mengangguk dan membiarkan wanitanya masuk kembali ke dalam kamar, saat berjalan ke bawah Lakra melirik kembali pintu kamar Joanne yang sudah tertutup itu. Di pikirannya tetap sama, istrinya itu tidak berubah dan tidak mudah untuk berubah.
" sekitar tiga puluh menit kalau memang lancar, saya bareng Joan."
Ucap Lakra pada seseorang yang menelponnya." siapa? Udah ditungguin ya? Ayo."
Karena mengira Lakra mengikutinya Joanne dengan percaya diri melenggang mendahului Lakra menuju mobil yang sudah siap di pekarangan rumah.
" Lak, nanti gue harus akting-" hening, ketika Joanne menghentikan ucapannya tidak ada respon dari sang empu, lalu dia menoleh ke arah belakangnya dan menemukan Lakra masih di posisi yang sama seperti sebelumnya.
" kita pergi sampai malam, yakin kamu bakal nyaman selama acara? Sekolah saya dulu khusus laki-laki, otomatis yang datang dominan laki-laki juga."
Bingung dengan pernyataan Lakra, Joanne kembali melihat dirinya sendiri. Apakah pakaiannya terlihat sangat tidak nyaman untuk dipakai, bahkan dia merasa baik-baik saja dengan mini dress yang simpel ini. Kemudian ia lihat pantulan dirinya dari cermin dan bertanya pada Lakra.
" ini nyaman, apa kelihatannya risih? Terlalu pendek? Nanti pakai Coat ko, lagipula banyak laki-laki juga kan gue dateng bareng lo."
" kamu fikir saya bisa tutup mata mereka satu-satu biar berhenti liatin paha kamu gitu?" jawab Lakra secara spontan.
" pegang aja sama Lo, atau tutup pake jaket. Repot banget tutupin satu-satu mata cowok jelalatan." ujarnya.
Lakra terdiam karena Joanne malah menyingkapkan rambut yang sengaja terurai itu dan semakin membuatnya terlihat terbuka dengan tampilan pungg terbuka yang sejak tadi tertutup oleh rambutnya. Namun sesuai perkataannya Joanne segera memakai Coat hitam yang dijanjikan. Belum terlalu malam namun udara sudah semakin dingin dan menusuk tubuhnya, sepanjang jalan tidak ada yang buka suara, Lakra tetap fokus pada jalanan panjang di depannya sedangkan Joanne sibuk membaca sebuah buku yang ia bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mari Hilang Kendali
RomanceJika memang Lakra mempersuntingnya untuk sebuah bisnis maka apa yang dia dapat setelah dua tahun menikah, bahkan Joanne sendiri menyadari tidak adanya perbedaan yang signifikan. Sejak mereka menikah tidak pernah sekalipun Joanne melihat wujud dari...