tiga

11 2 1
                                    

Takut mengakui, atau Takut tidak diakui?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Takut mengakui, atau
Takut tidak diakui?

Karena harus bekerja esok mau tidak mau Joanne berpamitan pada Riri, dengan janji besok dia akan kembali kesini untuk menjemput jika memang sudah diperbolehkan pulang. Di depan rumah sakit Joanne melihat ke sekelilingnya dan merasakan dinginnya angin menerpa wajahnya. Terlalu dingin dengan pakaian minim dan terbuka seperti yang dia kenakan.

" handphone gue mana ya? Apa tadi ketinggalan di mobil? Kenapa Selalu kaya gini sih, gue telfon Riri tapi gimana caranya? Nomornya dia berapa ya."

Sambil berjalan ke arah keramaian Joanne berniat membeli sebuah jaket atau apapun yang bisa menutupi punggungnya, tidak peduli jika uang cash yang ia bawa habis. Setelah mendapatkan sebuah cardigan yang cukup dengan jumlah uangnya ia sepakat membeli itu dengan tawaran harga lebih murah dari sang penjual sebagai pelanggan terakhir.

Wanita itu kembali melihat jalanan yang sepi akan kendaraan, lalu ia merasa harus bertanya pada orang sekitar dan penjual tadilah yang ia tanyai.

" pak maaf kalau jam segini apa masih ada taxi atau kendaran umum yang lewat?"

" taxi? Kayanya jam segini jarang, kalau mau ada stasiun kereta sekitar 2.4 km dari sini."

" 2,4 km?" tanya Joanne sedikit tidak percaya bahwa harapan yang ia punya sejauh itu.

"iya, mbaknya pulang kemana? Atau mau pinjem handphone saya? Barangkali mau hubungi keluarganya? Maaf ya soalnya handphone saya jadul, engga bisa pesen taxi."
Tawar penjual itu sambil menyodorkan handphone miliknya.

" engga apa Bu, makasih sebelumnya."

Joanne lantas berterima kasih atas bantuan yang penjual itu berikan, dengan senang hati ia mengambil handphone tersebut dan menekan ikon telfon yang tertera, tapi masalah lain tiba, siapa yang harus ia hubungi dengan keterbatasan nomor yang ia ketahui selain nomor handphonenya sendiri?

Dengan ragu Joanne mulai mengetik nomor ponselnya lalu menghubungi nomor itu.

" malam."

Mendengar seseorang yang mengangkat Joanne malah terdiam, lalu tersadar kembali setelah Lakra berbicara lagi.

" saya tutup tel-"

" Lakraa ini Joan, bisa minta tolong pesen taxi online? Gue minta maaf ganggu waktu istirahat Lo, lagi tidur ya?"

" dimana kamu sekarang?"

" gue chat aja alamatnya biar tinggal copy ke aplikasnya, engga enak pinjem punya orang kalau lama-lama telfon."

Joanne memutus panggilan dan segera mengirimkan alamat lengkapnya pada nomor itu kemudian mengembalikan lagi ke penjual dan berterimakasih sekali lagi.

" ini Bu, makasih banyak ya. Kalau engga ada ibu saya mungkin harus jalan ke stasiun."

Mari Hilang KendaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang