🚀 EMPAT 🚀

27 13 1
                                    

"Stella lu liat Azka ga?" tanya Laras tiba-tiba.

"Hah, enggak salah lu tanya Azka ke gua? Gajelas banget, anjir."

"Ya kan lu lagi deket sama dia."

Stella mengernyitkan dahi bingung. Dekat? Orang liat muka Azka saja rasanya kesal. Entah kabar dari mana yang mengatakan kalau dia dekat sama Azka. Suatu saat jika dia mengetahui siapa menyebarkan kabar burung itu, tak segan akan Stella bawa dan masukan ke dalam kandang buaya. Sekalian saja agar orang itu jadi siluman buaya.

"Monyet, mana ada gua deket sama modelan culun gitu. Sapa yang ngomong hah? Sini suruh tunjukkan lutut dia ke gua."

"Hah lutut buat apaan?"

"Mau gua tuker sama lutut kambing mainan gua," ucap Stella sembrono.

"Anjirr, otak lu."

"Ya lagian mana ada kek gitu. Gua? Deket sama culun Azka? Goblok banget."

Laras bingung dan hanya menggaruk rambutnya tak gatal. Kemudian dia menunjukkan sebuah foto yang membuat mulutnya menganga dan matanya melotot.

"Anjirr! Ini siapa yang fotoin gua hee!"

"Hah ini beneran lu sama Azka? Oh My God, kok bisa gini weh. Kalian ngapain ke tempat sepi gini?" tanya Laras curiga.

"Apa? Lu masih perawan kan, Ell?" tanya Gala tiba-tiba datang entah dari mana.

"Anjirr, tolol banget lu. Itu tuh gak seperti yang kalian pikirin. Ah ini gara-gara pokemon sialan," geram Stella.

"Pokemon enggak salah. Ngapain lu salahi. Gua ga terima ya pokemon lu salahi gitu," tukas Faren.

Stella mondar-mandir sesekali dia melihat komenan para netizen yang terhormat. Saat ini pikirannya panas seolah lava gunung mengalir di dalam sana. Berani-beraninya orang itu memberikan kabar burung. Dia tidak tahu saja Stella seperti apa orangnya.

"Sialan! Ini akun siapa sih?" gertaknya.

"Kalau diliat sih ya, Ell. Ini yang nyebarin tuh akun cewek. Yakali cowok. Palingan ni orang anu sebel sama lo gegara bentukan lo yang kek bocil kematian," ucap Galaksi.

"Belum tentu juga ogeb. Tapi kalau misal si sampah ini emang sebel apa ngiri ke gue, berarti keknya gue paham deh siapa orangnya," ucap Stella.

"Siapa?!" gertak keempat sohib Stella.

"Tapi bentar, ada yang bisa retas akun kagak? Gue minta tolong itu buat lacak ni akun," ucap Stella tidak mau gegabah nuduh orang, yang ada dia yang kena masalah.

"Oh, itu mah serahin aja ke gua. Gampang itu mah," ucap Faren.

"Nah good. Gue serahin itu ke lo." Stella berbalik dengan sedekap dada. "Liat aja dah. Siapa suruh mulai main-main sama Stella. Habis lu," lanjutnya dan pergi meninggalkan sahabatnya bersama Laras.

******

Aula sekolah

"Ras, main basket yok. Gua gabut nih. Game pokemon gua udah di hapus sama culun," ucap Stella membuat Laras menatapnya penuh tanya.

"Culun? Wah kok bisa hp lu sama dia. Hemm, jangan-jangan..."

Stella gelagapan berusaha menyangkal semua tuduhan yang Laras pikirkan. Namun, mulutnya belibet untuk merangkai kata-katanya. Laras membawa Stella duduk di pinggir aula.

"Kenya ada yang harus lu ceritain ke gua dah. Ayok buruan, lupain basket dan ceritain semuanya."

"Jadi_" ucapannya terpotong karena disanggah oleh Mawar dan teman-temannya.

Si Culun Untuk Si Bar-Bar (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang