Breakfast

1.9K 244 3
                                    

happy reading!
Warn typo.

.
.
.

Dikamar serba biru dan putih terlihat Orca sedang bergumul dengan selimut nya.

Anak itu tertidur setelah lelah menghadapi cegukan nya, nafasnya yang teratur dihembuskan wajah damai dan polosnya terlihat tentram dialam mimpi.

Kriett

Tap tap tap

Sosok asing berjalan perlahan mendekati orca yang sedang tertidur. Dengan perlahan sosok asing itu duduk dan menatap lekat ke wajah damai orca.

'ntah aku harus menyebutnya beruntung atau sial karena kau lupa ingatan orca. Setidaknya untuk saat ini engkau bebas.'

Puas menatap wajah imut itu, sosok asing tersebut mendaratkan kecupan nya di pipi tirus orca. Kemudian beranjak keluar tak lupa menutup pintu kamar kembali.

. 🐳 .

Arunika berpendar indah pada hari ini, kicauan burung meramaikan suasana pagi yang syahdu.

Orca dibalik selimut biru lautnya tampak mengerjapkan mata, tanda si empu hendak menyambut dunia fana.

Manik Aquamarine nya menatap kosong langit langit kamarnya, ini hari kedua sejak kepulangan nya dari rumah sakit.

Dan Orca masih merasa kehampaan yang mengisi relung hatinya, ntahlah kenapa tapi dia merasa asing dengan semua ini.

Menyesuaikan diri dengan hal baru yang mungkin saja dia bisa ditipu.

Untuk keluarga nya sendiri saja orca masih ragu, bukan ragu dalam artian dia tidak percaya kalau mereka keluarga aslinya.
Soalnya dilihat dari mana mana orca sangat paham garis wajahnya turunan sang ibu, bahkan terkesan sedikit feminim untuk seukuran anak laki laki.

Orca hanya ragu yang mana lawan dan kawan. Mengingat tatapan wanita tua (read: ivy) yang sinis itu membuat orca bergidik ngeri.

Mengusir segala pemikiran buruknya orca bangkit dan memulai rutinitas paginya yaitu mandi.

Biarlah apa yang terjadi nanti dia akan mencoba mengikuti alur saja asal tidak merugikannya.

.🐳.

Aiden, remaja yang berusia 17 tahun itu menggerutu sebal didepan pintu kamar Orca.

Dia disuruh oleh Mommy nya memanggil adik nya yang tak kunjung turun kebawah untuk sarapan.

Jujur saja Ia tadi baru sampai diruang makan dan kembali disuruh menaiki tangga, dia itu malas tau!

Apa coba gunanya belasan maid dirumah ini kalau tak dimanfaatkan dengan benar? Ck! Aiden tak habis fikir.

Dengan brutal tangannya mengetuk pintu berwarna baby blue didepannya.

Pintu itu terbuka sedikit dan Aiden melihat sebuah kepala menyembul dibaliknya.

Oh astaga apasih yang adiknya lakukan kali ini?

"Mommy memanggil mu untuk sarapan. Cepatlah turun kebawah dasar lambat!"

Bisa Aiden lihat sang adik tersentak kecil, ah dia jadi merasa sedikit bersalah karena membentak. Tapi hanya sedikit, ya sedikit

Paus Orca Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang