Tolong vote dan makasih udah ngevote
Aku Bima, mahasiswa semester 1 yang baru saja menyelesaikan masa orientasi. Tubuhku atletis dengan dada bidang dan sixpack, ditambah otot bokong yang tak kalah indah. Tinggiku 175 cm, hanya selisih 1 cm dari Re, teman akrabku yang baru-baru ini mulai menarik perhatianku.
Re merupakan cowok yang dominan, perpaduan sempurna antara tampan, bertubuh atletis, dan tinggi semampai. Awalnya aku tak merasakan getaran khusus padanya, tapi seiring waktu, interaksi kami semakin intens dan rasa nyaman itu mulai tumbuh.
Pertemuan kami di awal semester mengantarkan persahabatan yang erat. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa penasaran dan ketertarikan pada Re semakin memuncak. Malam yang penuh keintiman itu mengubah segalanya. Aku tak bisa lagi melihatnya hanya sebagai teman. Re telah menjadi sosok yang istimewa bagiku, dan aku siap menghadapi segala konsekuensi demi cinta kami.
Semester 1 baru saja usai, masa orientasi yang melelahkan tinggal kenangan. Sebagai mahasiswa baru, aku, Bima, masih sedikit bingung dengan hiruk pikuk kampus. Meski begitu, aku cukup percaya diri dengan penampilanku. Badan atletis dengan dada bidang dan otot perut yang tegas, ditambah bentuk bokong yang menarik perhatian. Tinggiku 175 cm, hanya kalah sedikit dari Re, teman akrabku yang belakangan ini mulai membuatku gelisah.
Perkenalan kami terjalin cepat di awal semester. Re, cowok dominan dengan perpaduan wajah tampan, tubuh atletis, dan tinggi semampai. Awalnya, perasaan kami sebatas teman. Namun, seiring interaksi yang semakin intens, rasa nyaman itu perlahan berubah menjadi sesuatu yang lebih. Hingga pada suatu malam, di akhir tahun 2022, semuanya berubah...
Malam itu udara dingin menusuk tulang. Re, bersama dua orang teman lainnya, menginap di kamarku. Awalnya malam itu terasa biasa saja, dipenuhi obrolan dan canda tawa. Namun, saat kedua temanku sudah terlelap dalam tidurnya, suasana hening antara aku dan Re justru terasa berbeda.
Percakapan mengalir lancar, sesekali diselingi keheningan yang nyaman. Rasa canggung perlahan mencair, digantikan oleh kehangatan yang tak bisa dijelaskan. Re mulai mendekat, tatapan matanya tak lepas dari wajahku. Jantungku berdebar tak karuan, tak berani menatap balik bola matanya yang seolah-olah mengintip isi hatiku.
Tiba-tiba, dengan gerakan cepat, Re menarikku ke dalam pelukannya. Aroma maskulinnya menyeruak, membuat kepalaku pening dan lututku lemas. Ciuman lembut mendarat di keningku, lalu turun ke pipi, dan akhirnya bertautan dengan bibirku. Ciuman itu tak terduga, namun terasa begitu lembut dan penuh kasih sayang. Perasaan yang selama ini ku pendam, rasa yang tak berani ku akui, seketika meledak. Nafasku memburu, tak bisa berkata apa-apa selain pasrah dalam dekapan Re.
Malam itu menjadi malam yang tak terlupakan. Gairah membuncah seiring dengan rasa gugup yang tak kunjung hilang. Re, dengan sikap dominannya, memimpin setiap momen. Aku, yang tak pernah merasakan keintiman seperti ini sebelumnya, hanya bisa menurut dan menikmati setiap sentuhan serta ciuman mesranya.
Bulan April 2023 telah tiba. Aku dan Re, bersama tiga orang teman lainnya, memutuskan untuk refreshing dengan mengunjungi Kebun Raya Bogor. Perjalanan terasa menyenangkan, dipenuhi canda tawa dan obrolan ringan. Di sepanjang jalan, Re sesekali menggoda dan melontarkan rayuan kecil yang membuat jantungku berdebar.
Setibanya di Kebun Raya Bogor, kami disuguhkan dengan pemandangan alam yang indah dan asri. Kami berjalan-jalan, mengagumi berbagai jenis tanaman dan bunga yang memanjakan mata. Sesekali, kami berhenti untuk berfoto dan mengabadikan momen indah bersama.
Hari mulai sore, dan kami pun memutuskan untuk kembali ke rumah. Dalam perjalanan pulang, Re tiba-tiba mengemukakan keinginannya untuk menginap di rumahku malam itu. Aku langsung mengiyakan tanpa pikir panjang. Ini adalah kesempatan emas untuk bisa bersamanya lebih lama, tanpa gangguan dari siapapun.
Sesampainya di rumah, aku mempersiapkan kamar tamu untuk Re dan kedua temannya. Aku tidur di ruang tamu, dipisahkan oleh dinding tipis dengan ruang TV tempat mereka bertiga menonton Netflix.
Suasana malam itu terasa hening dan sunyi. Aku tak bisa tidur, memikirkan Re yang berada di dekatku. Perlahan, aku bangkit dari kasur dan berjalan menuju ruang tamu. Aku ingin melihatnya, ingin merasakan kehangatan kehadirannya.
Saat membuka pintu, aku melihat Re yang tertidur lelap di sofa. Wajahnya begitu tenang dan damai, membuatku tak ingin mengganggunya. Aku duduk di sampingnya, mengagumi paras tampannya yang diterangi cahaya lampu remang-remang.
Tanpa sadar, aku menjangkau wajahnya dan membelai pipinya dengan lembut. Re membuka matanya perlahan, tatapannya bertemu dengan tatapanku. Rasa gugup dan malu menyelimuti diriku, namun aku tak bisa menahan diri untuk lebih dekat dengannya.
Perlahan, bibir kami bertautan. Ciuman itu lembut dan penuh kasih sayang, membawa kembali kenangan indah malam itu di kamarku. Re memelukku erat, dan aku pun membalas pelukannya dengan penuh kerinduan.
Malam itu, di ruang tamu yang sunyi, kami kembali merasakan keintiman yang tak terlupakan. Rasa cinta dan sayang yang selama ini kami pendam, kini tercurahkan tanpa ragu.
Sinar matahari pagi membangunkanku. Re masih tertidur pulas di sampingku, kepalanya di atas pangkuanku. Aku mengelus pelan rambutnya, dada terasa sesak oleh perasaan yang membuncah. Kemarin malam terasa bagaikan mimpi, tapi kehangatan tubuh Re di sampingku dan rasa geli di kakiku akibat semalaman jadi sandaran kakinya, membuyarkan lamunanku.
“Pagi,” Re bergumam, matanya masih terpejam.
“Pagi,” balasku gugup.
Hening menyelimuti kami. Aku melirik ke arah ruang TV. Kedua temanku sepertinya masih tertidur. Lega rasanya, setidaknya kami tidak perlu berpura-pura canggung di depan mereka.
“Kita bicarakan soal semalam, ya?” Re bertanya, suaranya datar.
Deg! Jantungku berdegup kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan cerita gay season 2
FantasyCerita ini mengandung konten seksual eksplisit gay. Jika lo tidak nyaman dengan hal itu, gue sarankan lo untuk berhenti membaca.