Di malam yang tenang itu terdapat dua anak yang memainkan peralatan rumah sakit, sebut saja Euijoo dan Nicholas bocah berumur 8 tahun yang kurang beruntung.
Euijoo anak yang sedikit lebih kecil dari Nicholas itu memegang stetoskop dan meletakkannya di dada Nicholas yang piyama rumah sakitnya terbuka dengan bebas.
Matanya bulat Euijoo memandangi stetoskop lalu beralih ke wajah Nicholas yang duduk di hadapannya, sementara Nicholas menatap temannya takut takut.
Matanya membulat dengan terkejut dan berseru, “Luar biasa!”
“Apa??” jawab Nicholas bertanya-tanya dengan wajah bingung.
Euijoo menjauhkan stetoskop dari dada Nicholas dan melepaskan stetoskop yang menempel pada dirinya, ia kemudian meletakkan stetoskop tersebut dengan asal.
“Jantungmu berdebar sangat cepat.” balas Euijoo dengan berbinar karena merasa Nicholas sangat keren, ia kini menatap wajah temannya yang masih saja kebingungan.
“Dokter, aku tidak yakin mengapa.. tapi..” Nicholas bersuara dengan pelan.
Belum sempat melanjutkan perkataannya yang tertunda, Euijoo dengan cepat memajukan wajahnya ke arah Nicholas.
“Apa yang salah?” tanyanya.
Nicholas menunduk dengan tangan yang memegangi piyamanya yang masih terbuka,
“Aku merasa gugup dan dadaku terasa sakit.”
Euijoo sedikit menjauhkan tubuhnya dari Nicholas, “Kedengarannya buruk, aku akan melihatnya.” balasnya dengan yakin.
Mata bulat milik Euijoo itu memandangi wajah Nicholas lalu beralih ke bawah, kepalanya sedikit memiring lalu menatap Nicholas tepat dimatanya.
“Lepaskan celanamu.”
Nicholas menatap Euijoo bingung, sementara Euijoo terus saja menatap seluruh tubuh Nicholas dengan raut wajah yakin.
“Lepaskan juga bajumu.”
“Apa?” Nicholas menjawab ragu-ragu.
Euijoo menatap Nicholas mencoba menyakinkan,
“Jangan malu, aku seorang dokter jadi sudah terbiasa.” balas Euijoo dengan santai.
Euijoo tersenyum kecil, tangan kecil Euijoo dengan cepat memegangi celana Nicholas hendak melepaskannya dengan paksa sementara Nicholas memegangi celananya agar tidak terlepas.
“Jadi ayo kulihat!” Euijoo berteriak dengan tangan yang terus saja berusaha membuka pakaian milik Nicholas.
Dengan kekuatannya Euijoo mendorong Nicholas hingga berbaring di ranjang, tangannya masih tetap mencoba membuka seluruh pakaian milik Nicholas.
“Tunggu sebentar.” Nicholas masih menahannya dengan sisa-sisa tenaganya.
“Cepat!” Euijoo berteriak dengan wajah yang memerah karena kesulitan menarik celana Nicholas.
Ditengah perdebatan itu Nicholas bersuara, “Memang apa yang ingin kamu periksa?” tanyanya.
“Aku bilang lepaskan!” Euijoo mendorong tangan Nicholas yang menahan celananya.
Hampir terlepas Nicholas langsung saja memegangi celananya lagi dengan cepat.
“Perawat! tolong kirim bala bantuan!” teriak Nicholas berharap ada yang mendengarnya.
Perdebatan mereka berhenti ketika mereka melihat kembang api melalui jendela, keduanya terdiam. Nicholas dengan cepat mendudukkan dirinya, dan menatap keluar jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Friendship
Short StoryTentang Nicholas yang mengetahui hidupnya tidak lama lagi dan Euijoo yang selalu bersama Nicholas. ‼️Cerita ini adalah bentuk lain dari sebuah dorama Jepang. ®painwithL