Bab 1: Awal

636 60 3
                                    

Happy reading
.

.

.

Nama aku BoBoiBoy Solar dan aku tinggal bersama ayah dan ibu aku. Keluarga kami sangat bahagia, aku selalu memiliki prestasi akademik yang tinggi, dan aku dicintai oleh orang tua dan teman-teman aku. Aku memiliki kecintaan khusus pada sains, orang tua aku memberi aku sebuah laboratorium di lantai dua.

Itulah awal dari mimpi buruk itu

Rumah terbakar, tetangga sekitar berteriak, kusen pintu roboh, dan ada asap serta debu. Api yang kuat membakar segalanya, termasuk hal-hal penting dari seorang anak laki-laki bermata perak.

Anak laki-laki itu adalah Solar, dia baru saja pulang sekolah dan melihat rumahnya terbakar. Dia langsung berlari ke dalam rumah namun dihadang oleh tetangga yang sedang berusaha memadamkan api.

"Sudah terlambat, Nak"

Itulah yang Solar dengar dari tetangga yang sedang menggendongnya. Solar berjuang melepaskan diri dari pelukan orang tersebut agar bisa berlari ke dalam rumah untuk menyelamatkan orang tuanya. Setiap tetes air hangat yang jatuh dari mata indah itu membuat orang-orang di sekitarnya merasa sedikit simpati

"Tidak... Tidak... Mereka pasti masih hidup. Tolong lepaskan aku, aku masih bisa menyelamatkan mereka."

"Ayah...Ibu...jangan tinggalkan Solar sendirian" ucap Solar dengan nada lemah karena kelelahan.

Semua orang berusaha memadamkan api hingga mobil pemadam kebakaran datang dan butuh waktu beberapa saat hingga api bisa padam

Tapi orang-orang penting Solar...tidak ada lagi.

Baru kemarin mereka masih menjadi keluarga bahagia yang dipenuhi tawa, namun kini keluarga beranggotakan tiga orang itu hanya tinggal satu. Kebakaran hebat itu merenggut rumah seorang anak laki-laki berusia 7 tahun.

Solar semakin menangis saat mengetahui penyebab kebakaran karena bahan kimia yang hanya ditemukan di satu tempat di dalam rumah

Itu adalah laboratorium Solar

"Ini adalah kesalahanku"

"Hiks...hiks...maaf...hiks...ayah...hiks...maaf...ibu"

Solar kini telah kehilangan segalanya dan ia selalu menyalahkan dirinya sendiri karena gara-gara dialah orang tuanya meninggal

Bertahun-tahun telah berlalu sejak hari yang menentukan itu, Solar diadopsi oleh seorang paman tunggal dan dia memanggilnya ayahnya atas permintaannya.

Meski kondisi ekonomi ayahnya saat ini tidak sekaya keluarga sebelumnya, namun ia sangat mencintai Solar. Ayahnya sekarang selalu memberinya hal-hal terbaik. Ayahnya sering harus pergi untuk urusan bisnis, sehingga mereka jarang bertemu. Namun, ayah angkatnya tidak pernah membiarkannya kekurangan apapun dan selalu membelikannya sesuatu yang disukainya meskipun Solar tidak jangan bertanya atau menuntutnya.

Meski ayah angkatnya memperlakukannya dengan sangat baik, namun dalam hatinya Solar tak mau memanggilnya ayah karena menurutnya ia tak pantas dipanggil seperti itu.

.

.

.

*End Bab 1*

(AllSol)✨Karena aku bersinar paling terang✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang