Happy reading
.
.
.
Sejak saat itu, Solar semakin terbuka terhadap Gempa. Solar menganggap Gempa sebagai satu-satunya temannya, tapi apakah menurut Gempa begitu?
Gempa sudah bergabung dengan OSIS, jadi dia tidak menghabiskan banyak waktu bersama Solar seperti sebelumnya. Karena takut Solar di-bully, ia sering mengajak Taufan, Blaze, Ice atau Thorn untuk pergi bersama Solar, meski Solar selalu menolak
Hari ini giliran Taufan, dia penasaran banget, kenapa saat berhadapan dengan Gempa, wajah Solar terlihat lebih nyaman saat berbicara dengannya atau orang lain. Dia mencoba berbicara dengan Solar berkali-kali tetapi sepertinya dia hanya menerima ketidakpedulian dari Solar
Taufan adalah sosok yang mudah bergaul dan ceria, ia dicintai banyak orang karena kepribadiannya. Taufan juga suka membuat manisan, ia sering membagikan kue lezat buatan tangannya sendiri untuk dinikmati teman-teman sekelasnya, namun hanya satu orang yang selalu mengembalikannya, yaitu Solar
Taufan ingin berteman dengan Solar, ia penasaran dengan pria itu namun Solar justru menghindarinya. Tentu saja, bagi seseorang yang mampu menaklukkan kakaknya yang sulit sekalipun, Taufan yakin dirinya cukup bersabar untuk menjalin persahabatan dengan Solar ini
Hari ini Taufan membuat kue-kue yang terlihat sangat cantik, dengan senang hati ia mengemasnya ke dalam beberapa kantong kecil. Salah satu tas itu diikat dengan pita yang berbeda dari yang lainnya,Taufan tersenyum bahagia " Semoga dia menyukainya "
.
.
.
Kini Solar sedang berjalan menuju perpustakaan sekolah dengan membawa buku di tangannya, dia ingin mengembalikan buku tersebut
"SOLAR"
Seorang anak laki-laki bermata biru dan tersenyum cerah memanggilnya dari jauh dan berlari mendekat, tangannya memegang tas berisi biskuit
"Ini kamu lagi, Taufan. Sudah kubilang berkali-kali, lari di lorong itu berbahaya sekali "
"Hehee... aku tahu tapi kamu akan kehilangan kelucuanmu jika terus marah~"
"Aku tidak marah dan jangan panggil aku manis, aku hanya mengingatkanmu" Solar mengerutkan kening dan berbalik "Aku sibuk, jangan ganggu aku"
"Ey~ Oke , aku tidak akan mengganggumu jika kamu menerimanya" Taufan mengambil sekantong kue yang telah dia siapkan khusus untuk Solar dan menyodorkannya di hadapannya "Rasa jeruknya cocok sekali untukmu"
"Kamu pikir aku ini jeruk?"
"Tentu saja tidak~" Taufan tersenyum cerah "Kamu tidak bisa menolaknya, aku membuatnya khusus untukmu"
" Tapi..."
Sebelum Solar selesai berbicara Taufan memasukkan sekantong kue ke tangannya dan melarikan diri. Sambil berlari, dia berbalik dan melambai, " Ingatlah untuk memakannya "
Sosok Taufan berangsur-angsur memudar dan menghilang di tengah keramaian
Solar menatap sekantong kue di tangannya, dia terus berjalan dan mendekati tempat sampah terdekat, "Maaf, tapi aku alergi rasa jeruk"
Dua hari telah berlalu, dan kini Solar sedang membaca buku di perpustakaan ketika sebuah bayangan mendekat dan menutupi matanya
"Tebak siapa ini~?"
"Aku bilang jangan ganggu aku lagi Taufan"
" Bingo~"
Taufan melepaskan tangannya dari wajah Solar dan duduk di kursi di seberangnya. Solar tidak menghiraukan kehadiran Taufan, ia tidak memandang ke arah Taufan melainkan hanya menatap buku yang sedang dibacanya
"Solar~Apa yang kamu baca?"
" Buku sains"
“Yah, sepertinya kamu menyukai sains. Kenapa kamu tidak menggunakan laboratorium sekolah?”
Tak ada jawaban dari Solar sehingga Taufan terus berkata, "Bagaimana kuenya?"
Solar sedikit terkejut tapi dia tetap diam. Taufan tersenyum dan terus berkata, "Kamu belum memakannya kan?"
Senyuman Taufan masih sama seperti biasanya namun tak lagi natural melainkan hanya dipaksakan. Solar melihat Taufan sangat kecewa
"Bisakah kamu memberitahuku kenapa kamu tidak memakannya? Kamu tidak menyukainya? Atau mungkin..."
“Jangan terlalu banyak berpikir dan berhentilah mencoba berteman denganku”
"Eh" Taufan terdiam sebentar "Kamu sudah tahu?"
"Tentu saja aku tidak bodoh, lagipula kamu terlalu mencolok dan bahkan tidak menyembunyikannya"
"Hehe, jadi kamu sudah tahu, kalau begitu ya. Aku ingin berteman denganmu"
"Why?"
"Eh, apa kamu butuh alasan untuk berteman?" Taufan tersenyum semakin lebar, senyuman tulus yang membuat Solar malu hingga harus menutupi wajahnya dengan buku yang dipegangnya
" Terserah kamu "
Melihat Solar tersipu malu, Taufan semakin tertarik. Ia mulai membicarakan segala macam hal. Meski Solar tampak acuh tak acuh, ia sebenarnya tetap memperhatikan cerita yang diceritakan Taufan.
*End Bab 5*
Terima kasih telah membaca karya saya, jika Anda menyukainya, silakan pilih untuk memotivasi saya.

KAMU SEDANG MEMBACA
(AllSol)✨Karena aku bersinar paling terang✨
Historia Corta"Nama aku Solar, siswa cerdas yang disayangi oleh para guru dan semua orang. Aku memiliki keluarga yang sangat bahagia tetapi itu hanya masa lalu...." "Mengapa..." "Mengapa aku masih hidup?.."