Raihanah baru saja selesai mencuci peralatan masaknya saat ia mendengar suara pintu dibuka. Ia pun menoleh, majikannya baru saja keluar kamar. Sudah tampak segar dengan rambut basahnya. Laki-laki itu memakai celana jins selutut dan kaos berwarna putih, membuat kulitnya yang putih terlihat begitu bercahaya.
Menyadari jika dia terpana pada penampilan bosnya yang memang tampan, Raihanah pun segera menunduk. Dia takut, jika memandang lebih lama lagi akan timbul syahwat yang berakibat dosa zina mata.
Raihanah berusaha untuk kembali fokus dengan pekerjaannya. Dia yang sedikit gugup, memilih untuk mengelap meja dapur meski tempat itu sudah bersih.
"Ke mari!" ujar Affan tiba-tiba membuat Raihanah sedikit terkejut.
"I-iya Mas," jawab Raihanah, dia kemudian menghampiri majikannya.
"Kau sudah makan?" tanya Affan.
Raihanah pun mengangguk, ia sudah sarapan di rumah tadi, meski hanya sedikit karena dia harus menghemat bahan makanan yang dimilikinya.
"Aku sudah katakan, bukan? Masak sedikit saja," ujar Affa membuat Raihanah mengerutkan keningnya, ia pikir porsi makanan yang dibuatnya sudah sedikit untuk ukuran laki-laki.
"Duduk, dan kau ikut makan!" ujar Affan semakin membuat Raihanah terkejut.
"Duduk!" tiba-tiba Affan menarik lengan Raihanah agar segera duduk, namun dengan cepat Raihanah melepas tangannya dari jangkaun majikannya dan dia mundur satu langkah.
"Kau, kenapa?" tanya Affan, dia sedikit tidak terima karena Raihanah menampik tangannya.
"Ma-maaf Mas, anda dan saya bukan mahrom, maka tidak boleh bersentuhan," jawab Raihanah.
Mendengar itu Affan pun sedikit terbatuk, ia lupa jika asisten rumah tangganya seorang wanita muslimah yang taat. "Ya sudah, bantu aku memakan semua ini," ujarnya.
Raihanah masih terdiam, dia pikir kalau memang majikannya tidak menghabiskan makanan itu, sisanya bisa ia bawa pulang nanti.
"Kenapa hanya diam, ayo duduk dan makan!" ujar Affan dengan tegas.
"Mas Dokter saja dulu, nanti ... nanti saya makan sisanya," jawab Raihanah.
"Sisa?" tanya Affan. "memangnya kamu ayam makan makanan sisa?"
Sedikit sesak mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh majikannya. Dia memang sering makan makanan pemberian dari orang lain atau tetangganya. Tetapi, andai dia makan sisa majikannya itu adalah sisa di piring lauk, bukan piring makan majikannya itu.
"Ayo duduk dan bantu aku menghabiskan makanannya, ini perintah!" ujar Affan sekali lagi.
"Ba-baik Mas." Akhirnya Raihanah pun menurut, terlebih ia berencana untuk meminjam uang kepada majikannya, jadi dia tidak boleh menyinggung perasaan majikannya itu, tidak boleh membuatnya marah, semoga saja majikannya itu mau berbaik hati meminjamkan uang padanya, meskipun ia harus bekerja tanpa gaji nanti, yang penting bisa menyelamatkan harga dirinya bisa memenuhi janji terhadap ibunya, agar ia tidak menikah dengan Juragan Karsa.
"Mau ke mana?" tanya Affan saat Raihanah selesai mengambil makanan ke piringnya, karena gadis berjilbab coklat muda itu berbalik ke arah dapur.
"Ma-makan Mas," jawab Raihanah, ia takut berbuat salah atau mungkin mengambil makanan terlalu banyak, begitu pikirnya.
"Duduk di sini, makan di sini, siapa yang menyuruhmu untuk makan di dapur, makan di sini, di depanku!" ujar Affan dengan tegas membuat Raihanah sedikit takut.
"Ta-tapi Mas, saya hanya pembantu," ucap Raihanah.
"Oke, kamu pembantu, lalu siapa majikanmu?" tanya Affan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Rahasia Mas Dokter Duda
RomanceRaihanah tanpa sadar dijebak oleh ibunya sendiri dan tertangkap tidur bersama majikannya yang berprofesi sebagai dokter, Dokter Affandra Janardana namanya.Karena hal itu, Dokter Affan dipaksa menikahi Raihanah. Dan demi menjaga nama baiknya sebagai...