77 ( 💕 )

835 88 7
                                    

Happy reading...

Beberapa hari berlalu. Kay masih stay di apartemen arsha dan Ara. Tujuan Kay pulang ke Jakarta memang untuk menemani Ara. Sedangkan Bunda Rahma belum bisa pergi ke jakarta. Ia masih berada di Surabaya.

Ara dan Kay sedang berada di dapur. Mereka sedang sibuk membuat kue karena keinginan Ara.

" Ini kalo kamu ngga lagi hamil, aku ngga akan mau disuruh bikin kue begini dek." Ucap Kay sembari mengaduk adonan kue menggunakan mixer.

" Yang ikhlas dong ka. Masa demi keinginan ibu hamil ngedumel Mulu." Kata Ara yang tengah sibuk menyiapkan loyang yang nantinya akan ia pakai untuk adonan kue yang Kay buat.

" ikhlas kok, ikhlas banget malah. Apa sih yang ngga buat bumil satu ini." Kata Kay lalu tangannya mengambil adonan kue itu dengan jarinya lalu ia mencolekkan adonan itu ke ujung hidung Ara.

" ih kak Kay, kan kotor." Kata Ara dengan nada sedikit kesal. Namun ia tidak tinggal diam, ia membalas Kay dengan mencolekkan adonan kue itu ke pipi Kay.

Mereka tertawa lepas saat sama-sama berhasil menjahili satu sama lain. Mba sari yang melihat tingkah mereka berdua ikut bahagia. Karena selama beberapa bulan ini jarang sekali Ara tertawa lepas seperti sekarang.

Setelah memasukkan adonan ke dalam oven, mereka berdua pun duduk di ruang tengah sembari menunggu kue yang mereka panggang matang.

" capek juga ya ternyata bikin kue, padahal cuma sedikit." Kata Ara sembari bersandar pada sofa.

" siapa yang ngasih ide coba. Kan kamu sendiri yang mau." Ucap Kay yang juga ikut bersandar di sebelah Ara.

" ngomong-ngomong persalinan kamu berapa hari lagi Ra?" Tanya Kay menoleh ke arah Ara.

" 4 hari lagi sih ka kalo menurut dr." Kata Ara sembari mengusap lembut perutnya yang terasa sedikit sakit.

" Oh gitu. Eh tapi kamu kenapa Ra? Kok kaya lagi kesakitan gitu? Perut kamu sakit?" Tanya Kay yang menyadari perubahan raut wajah Ara.

" Nggapapa ka. Tapi ngga tau kenapa tadi ngerasa sakit dikit perutnya. Mungkin kontraksi palsu aja sih ka. Soalnya biasanya gitu." Kata Ara membuat Kay sedikit lega namun masih ada rasa cemas di hatinya.

" trus sekarang gimana? Apa yang kamu rasain? Masih sakit apa udah aman?" Tanya Kay lagi.

" udah aman kok ka." Ucap Ara sembari tersenyum.

Tak lama mba sari pun datang membawakan minum dan kue yang mereka buat tadi ternyata sudah matang.

" diminum dulu neng. Trus ini kuenya udah jadi dan udah mba potongin juga." Ucap mba sari meletakan 2 gelas air minum dan sepiring kue yang sudah ia potong-potong.

" wah.. makasih mba." Ucap Ara excited.

" Cobain juga dong mba. Kira-kira apa yang kurang sama kue buatan kita." Ucap Kay lalu mengambil satu potong kue untuk ia makan.

Ara juga mengambil 1 potong kue untuk ia cicipi. Setelah menyuapkan kue itu kedalam mulutnya, alisnya sedikit berkerut seakan berfikir tentang rasa kue yang sedang ia makan.

" Enak juga ternyata. Lain kali bikin lagi lah ka." Ucap Ara lalu mengambil 1 potong kue lagi untuk ia makan.

" Rupanya ada yang laper nih. Aku aja 1 potong belum abis, dia udah mau 2 potong." Kata Kay sembari tersenyum.

" habisnya enak sih ka. Kan sayang juga kalo ngga dimakan." Ucap Ara lalu tersenyum.

" iya juga sih." Ucap Kay.

Mereka Sangat menikmati kue buatan Mereka. Mba sari juga ikut mencicipi kue itu dan mengakui bahwa kuenya enak.

Saat sedang asik mengobrol, Beberapa saat Ara terdiam sedang mencerna apa yang sedang ia rasa. Rasa sakit diperut nya kembali ia rasakan. Bahkan sekarang rasa sakit itu menjalar ke punggung nya. Ia sampai meringis merasakan sakit yang sedang ia rasa.

CERITA TENTANG ARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang