Chapter 3 Tangsan, Wei Tangsan

266 50 7
                                    

Sembilan bulan sudah berlalu. Akhir nya perjuangan ShiYing selama sembilan bulan mengandung anak kedua nya tidak sia sia.

walaupun banyak hal yang tak bisa iaa lakukan tapi cukup membuat nya puas karena dia bisa melahir kan anak kedua nya dengan selamat.

"ShiYing terimakasih" Ucap Wei Ruolai bahagia, akhir nya sekarang keluarga nya lengkap.

"Ayah adik bayi akan di beri nama siapa?" Tanya XieYun sambil memain kan jari jemari adik nya, yang baru saja lahir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah adik bayi akan di beri nama siapa?" Tanya XieYun sambil memain kan jari jemari adik nya, yang baru saja lahir.

"Bagaimana kalau XieYun yang memberi nya nama" Usul ShiYing.

"Apa boleh?" tanya XieYun girang sambil memandang ke arah ayah nya wei Ruolai.

"Berilah" Ujar wei Ruolai tersenyum melihat ke arah XieYun yang sedang menunggu jawaban nya.

"Kalau begitu aku akan memberikan nya nama TANGSAN! WEI TANGSAN" Ucap XieYun antusias saat mengucap kan nama yang selama ini ia siap kan untuk adik nya jika adik nya perempuan.

"Apa itu bagus ibu ayah?" Tanya XieYun.

"Hm, sangat bagus! Anak ibu tak salah memilih nama. Kemarilah ibu ingin memeluk mu" Ujar ShiYing merentang kan tangan nya.

XieYun lalu mendekati ShiYing dan memeluk nya. Wei Ruolai yang melihat pun ikut terharu akhir nya keluarga nya lengkap.

"Ibu ayah kapan kakek dan nenek datang" Gumam XieYun dalam pelukan ShiYing.

ShiYing yang tadi nya sedang menggelus pucuk kepala XieYun tiba tiba berhenti saat mendengar gumaaan anak nya. Seketika senyum nya hilang saat mendengar kata kata itu.

Begitu pun Wei Ruolai, setelah kejadian di mana dulu ayah ShiYing dengan terpaksa merestui mereka dan ShiYing pergi dari tanah kelahiran nya, ayah nya tak pernah melihat keadaan ShiYing.

Bahkan saat XieYun lahir hanya ibu ShiYing yang datang menemui mereka untuk mengucap kan selamat atas kelahiran XieYun dan itu pun hanya sekali.

"Ayah ibu kenapa kalian diam, apa tadi kata kata XieYun membuat ibu dan ayah marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah ibu kenapa kalian diam, apa tadi kata kata XieYun membuat ibu dan ayah marah. Maafin XieYun sudah membuat ayah dan ibu marah" Ucap XieYun menyesal karena mengucap kan kata kata itu.

"Ibu dan ayah tidak marah, mungkin nenek dan kakek mu belum bisa datang bertemu dengan XieYun dan Tangsan, karena kakek dan nenek XieYun sangat sibuk" Ucap ShiYing mencoba menghibur XieYun.

"Apa kakek dan nenek sesibuk itu sampai sampai tak bisa menemui XieYun dan adik Tangsan" Tanya XieYun lagi penasaran.

"Kakek dan nenek XieYun adalah orang yang sangat sibuk sehingga tidak bisa menemui XieYun dan Tangsan sekarang. Tapi nanti jika kakek dan nenek sudah tidak sibuk mereka pasti datang menemui XieYun dan Tangsan" Jelas ShiYing.

Dia terpaksa harus berbohong kepada XieYun karena tak mungkin dia mengatakan bahwa kakek nya sampai kapan pun tidak akan menemui mereka karena ayah nya.

"Sekarang XieYun makan lah, sejak pagi XieYun belum makan kan. Ibu sudah memasak makanan kesukaan mu" Ujar ShiYing dan XieYun pun menurut.

"ShiYing maaf" Ucap wei Ruolai tiba tiba saat XieYun sudah pergi ke dapur.

"Untuk apa?" Tanya ShiYing lembut.

"Untuk semua nya, jika dulu aku tak memaksa mu menikah dengan ku dan meninggal kan tempat kelahiran mu. Mungkin semua ini tidak akan terjadi" Jelas Wei Ruolai ada nada bersalah di ucap nya.

"Untuk apa kau meminta maaf! jika pun aku perlu, bukan kah itu sudah terlambat" Jawab ShiYing membuat Wei Ruolai terdiam.

"Ruolai kau sendiri yang mengatakan kepada ku yang lalu biarlah berlalu, jadi untuk apa kau mengungkit nya lagi. Lagi pula dulu aku menikah dengan mu bukan karena paksaan melaikan karena keinginan ku sendiri ingin menikah dengan mu. Dan untuk masalah ayah dan ibu biar lah mereka pasti punya maksud dulu melarang dan mengusir ku dari sekte" Jelas ShiYing mencoba memberi pengertian kepada Wei Ruolai yang ternyataa masih berfikir selama ini dia menikah karena terpaksa.

"Jadi jangan ungkit hal itu lagi, sekarang yang terpenting adalah bagaimana cara kita mendidik anak anak kita agar menjadi anak yang baik. " Lanjut ShiYing.

Wei Ruolai lalu memeluk ShiYing dan menangis dalam diam di pelukan ShiYing.

"Maafkan aku, ShiYing"

"Sudah lah jangan menangis lagi, XieYun sebentar lagi datang. Apa kau mau di bilang ayah cengeng sama dia" Ejek ShiYing.

Tbc...

keluarga Cemara YizhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang