🪄 ⸼ ࣪ ꒰ christmas holiday 🕯 ࣪ ⸼ ꒱

122 27 3
                                    

Suatu pagi di pertengahan Desember, Hogwarts terbangun dalam keadaan sudah berselimut salju. Danau sudah keras membeku. Semua sudah tak sabar menunggu datangnya liburan. Bersyukurnya ruang rekreasi Gryffindor mempunyai perapian yang menyala-nyala, sekiranya mereka tak seperti asrama Slytherin yang berada di bawah tanah. Tak terbayang sedingin apa ruangan itu ketika melihat napas mereka yang langsung berubah menjadi kabut.

"Aku sungguh kasihan," Draco datang bersama antek-anteknya- Crabbe dan Goyle- mengganggu ketentraman Harry dkk yang sedang berbincang ria. Mereka baru saja selesai makan pagi dan hendak menuju asrama. "pada semua anak yang terpaksa tinggal di Hogwarts selama liburan Natal karena mereka tidak diinginkan di rumahnya." Sarkas Draco dengan mulut pedasnya yang rasanya ingin sekali [Name] sobek. Ditambah pada kata-katanya barusan Draco menoleh memandang Harry dan itu membuat kesabaran [Name] habis.

"Shut up, Malfoy! Your mouth full of shit!" serunya dengan nafas yang memburu.

Draco memicing ke arah [Name]. "Jadi kau membelanya, Sinclair?" katanya. "Kau sama saja seperti orang tuamu. Mereka juga tak tau mana yang baik untuk mereka. Lagipula apa untungnya kau berteman dengan Si Miskin Weasley, Pottah, dan Mudblood?"

Baik dirinya, Harry, Ron, maupun Hermione sudah memerah padam. Siapa pula yang tak kesal jika dikatai sedemikian jahatnya?

"Kurang ajar!"

Buagh!

Perasaan kesalnya memuncak-menyebar ke seluruh bagian tubuhnya. Membuat [Name] secara reflek memukul wajah Malfoy hingga anak itu mundur beberapa langkah. Tak merasa puas, [Name] mencengkram kuat kerah seragam Slytherin Draco, mengakibatkan anak itu sedikit berantakan sekarang. Crabbe dan Goyle menatap pemandangan itu ngeri- tak berani berbuat apa-apa. Jika mereka ikut campur, bisa saja nyawa mereka melayang di tempat. Beberapa orang yang berjalan di koridor bahkan sampai menghentikan langkahnya sebab melihat kejadian itu. Ini pertama kalinya ada siswa yang berani memukul seorang Draco Lucius Malfoy. Terlebih dia perempuan. Andai saja ada kamera, maka salah satu dari para penonton itu akan mengabadikannya.

"Dengar, Malfoy. Jika sampai kau mengatakan hal seperti itu lagi di hadapanku, maka aku tak akan segan-segan melakukan hal yang lebih daripada ini." Ancam [Name]. Matanya berkilat marah, menyebabkan sekujur tubuh Draco gemetar ketakutan.

Susah payah Draco menelan ludahnya. Dia tak mengira seorang [Name] Sinclair bisa se-menyeramkan ini jika sudah marah.

Draco memang anak nakal, tapi pecundang.

"Hey hey, ada apa ini?" Profesor McGonagall datang memecah kerumunan. Netranya membulat mendapati apa yang baru saja ia lihat.

[Name] melepas cengkramannya dari kerah Malfoy. Sedikit mendorongnya hingga anak itu terbatuk.

"Kalian berdua ikut aku." Kemudian Profesor McGonagall membalikkan badannya- mengintruksikan [Name] dan Draco untuk mengikuti arah langkahnya.

Harry, Ron, dan Hermione yang wajahnya semula memerah kini berubah khawatir. Netranya menatap cemas salah satu teman dekatnya itu.

"[Name]... " lirih Harry.

Bukannya panik, takut, atau apapun [Name] justru tersenyum teduh. "Aku akan baik-baik saja, Harry. Jangan khawatir."

Meskipun demikian tak menapik fakta bahwa mereka bertiga-Harry, Ron dan Hermione- masih mengkhawatirkan [Name]. Ini menjelang liburan. Apa jadinya jika teman-teman [Name] sibuk berkemas untuk liburan sedangkan dirinya berkutat dengan tugas detensi yang melelahkan? Dan setelah insiden ini [Name] sadar, mengapa sorting hat lebih memilih memasukkannya ke asrama Gryffindor daripada Hufflepuff.

"Aku pergi dulu." [Name] membalikkan badannya kemudian sedikit berlari mengejar langkah Profesor McGonagall yang terbilang cepat. Draco sudah lebih dulu pergi.

𖦆 𝐈𝐍𝐅𝐈𝐍𝐈𝐓𝐘 [ 𝗵𝗮𝗿𝗿𝘆 𝗽𝗼𝘁𝘁𝗲𝗿 𝘅 𝗿𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 ] ࿐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang