kalau ada typo tolong tandai yaa teman temann
happy readingg
໒꒰ྀིᵔ ᵕ ᵔ ꒱ྀི১𖹭Tibalah saat yang ia tunggu, kini ia berdiri dihadapan anak yang ia tunggu kesadarannya.
lalu berjalan lebih dekat menghampiri brankar, tangannya terulur untuk mengusap kepala anak kecil di depannya.
"Halo anak papa, bagaimana perasaanmu hum" ucap vernon dengan lembut seraya mengelus pelan rambut anak kecil itu.
anak itu menatapnya dengan bingung lalu mulai menggeleng dengan bibir kebawah menahan tangis tanda bahwa ia tak baik baik saja.
lalu anak itu mulai mengeluarkan isak tangisnya yang lemah, itu terdengar menyesakkan.
"Kenapa menangis, ada Papa disini" ucapnya dengan lembut dengan tatapan yang tak lepas kepada anak itu
"Papa??" ucapnya dengan lemah
Mata anak itu kini semakin berair lalu menangis dengan keras.
"Yaaa ini Papa, aku adalah Papa mu"
Dengan pelan ia mulai mengangkat anak itu ke pangkuannya, lalu disandarkannya pada dada bidangnya.
Vernon mulai mengelus surai putih yang lembut itu seraya memberikan kata-kata penenangnya.
"Ada papa disini, papa akan selalu ada" ucapnya dengan yakin
°✩⋆。°✩⋆。°✩⋆。°✩
Vernon pov
Aku merasa ada yang aneh dalam diriku, entah mengapa sejak pertama kali melihat anak ini hatiku tergerak ingin melindunginya.
Sekejam apapun dirinya ia tak pernah melukai anak anak karena merasa mereka tak bersalah.
Ia juga memiliki seorang anak, ia tahu perasaan orangtua bila anaknya terluka.
Vernon akan melalukan cara apapun agar anak anaknya tak terluka bagaimanapun caranya.
Dan sekarang ia melihat anak yang sekarang ada di dekapannya benar benar lemah bahkan tak berdaya.
ia berjanji akan melindungi anak ini walaupun anak ini bukanlah darah dagingnya.
Vernon pov end
▪︎☆▪︎☆▪︎☆▪︎
Siang ini alat alat yang menempel pada pada tubuh anak itu kini mulai di lepas dan hanya meninggalkan nasal cannula dan juga infus yang masih apik tertancap pada lengan mungilnya yang nampak membengkak.
Kini vernon tengah menemani anak itu makan siang dengan tak henti hentinya menyunggingkan senyum tipisnya.
"Sayangg..papa boleh bertanya??"
anak itu awalnya terdiam lalu mengangguk sebagai jawaban.
"ini siapa?" tangan Vernon menujuk dirinya untuk menanyakan siapakah dirinya.
ia hanya ingin memastikan sesuatu.