happy reading
໒꒰ྀིᵔ ᵕ ᵔ ꒱ྀི১𖹭Pagi hari ini di kediaman Vernon sedang melakukan sarapan, akan tetapi sarapan pagi ini terasa sangat canggung.
Rayan yang masi merajuk, Bryan yang memang jarang berbicara membuat suasana nampak sangat kaku.
Vernon memperhatikan anaknya satu persatu.
Asaa yang duduk dipangkuannya enggan melepaskan pelukannyaa, sepertinya ia masih takut pada Rayan.
Asaa tak mengerti kenapa ia diperlakukan seperti kemarin, Asaa sangat sedih sekali.
Ia tak tahu apapun ia juga tak mengerti.
" Papa...Asaa nda mau disini, Asaa takut "
Pada akhirnya sikecil bersuara, bahwa ia tak nyaman berada disini.
" Asaa maunya kemana hum, maaf membuat Asaa ini tak nyaman" sesal Vernon pada Asaa.
Seharusnya ia tak menempatkan Asaa pada situasi seperti ini, ia berharap kedua anaknya bisa menerima Asaa dengan tulus.
Rayan yang mendengar Papanya berbicara dengan lembut pada anak itu pun mendengus kesal.
Rayan yang terlampau kesal melemparkan sendok yang ia pegang ke arah kepala Asaa, dan tepat sasaran mengenai kepala si mungil.
Tanpa merasa bersalah Rayan berlalu begitu saja.
Asaa yang tak siap dengan itu merasa terkejut dan juga kepalanya sakit.
Sendok itu mengenai kepalanya sangat keras, dan itu membuatnya menangis keras.
" Lebih baik tenangkan anak pungut Papa itu, aku berangkat"
Si sulung pun ikut melenggang pergi.
Vernon kelimpungan menenangkan Asaa, ia tak berhenti menangis bahkan tangisannya semakin keras.
Vernon mengusap ngusap kepala Asaa sesekali mencium kepalanya berharap sakitnya hilang.
" Papa.. kepala Asaa sakit.. " adunya pada sang Papa.
" Sakit tolong pergilah jangan sakiti kecilku "
Vernon berkata sembari mengecup kepala Asaa.
Karena tangisnya tak kunjung berhenti, Vernon segera membuatkan susu untuk Asaa.
Anak ini pasti kelelahan, masih pagi saja ia sudah menangis 3 kali.Setelah susunya siap ia memberikan susu itu pada Asaa, walau masih sesegukan ia tetap mengambil botol susu itu.
menyedotnya dengan cepat mungkin ia merasa haus dan lelah.
Vernon mengubah gendongannya menjadi menyamping agar Asaa nyaman, tangannya membantu memegangi botol susu itu.
Setelah beberapa saat sepertinya Asaa masih tidak mengantuk padahal ia sudah menangis beberapa kali.
" kenapa tidak tidur.. apa kecilku ini belum mengantuk "
Asaa hanya mengangguk sebagai jawaban.
" Kalau begitu apa yang ingin kecilku lakukan pagi ini " tanya VernonNamun tak ada jawaban yang ia dapat.
Vernon melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 8 pagi.
Hari ini Vernon ada rapat dan juga akan menemui beberapa klien nya.
Ia bingung apakah harus membawa Asaa ikut dengannya atau menitipkannya pada Bryan.
namun opsi pertama sepertinya lebih baik dari pada yang kedua.
" kecil.. Papa harus ke kantor sekarang, Asaa tak apa ikut Papa ke kantor?? "
Asaa yang mendengar itu berpikir sejenak lalu mengangguk sebagai jawaban.
Senyum Vernon mengembang setelah mendapat anggukkan itu.
Kemudian Vernon melangkah menuju kamar untuk mempersiapkan keperluan Asaa, Vernon memasukkan beberapa kebutuhan Asaa pada tas bayi.
Asaa sedari tadi hanya memperhatikan Papanya yang bolak balik mempersiapkan kebutuhannya.
" Ayo kita berangkat " ajak Vernon dengan menggendong Asaa.
Asaa hanya mengangguk saja dan membiarkan tubuhnya di angkat Vernon.
"Papa.. Asaa tidak mandi??" tanyanya dengan tatapan polos sembari mendonggak pada Vernon.
" Tak perlu anak Papa masih wangi, kita langsung berangkat sajaa "
Jawab Vernon dengan mengecup pucuk kepala Asaa karena merasa gemas.
▪︎☆▪︎☆▪︎☆▪︎
Kini Vernon berada di dalam mobil dengan Asaa di pangkuannya.
Sampailah di gedung bertingkat milik Vernon, ia keluar dari mobilnya dengan gagah meski dengan Asaa di gendongannya.
sedangkas tas yang berisi keperluan Asaa di bawakan oleh asisten pribadinya.
Vernon berjalan menuju lift untuk ke lantai paling atas dimana ruangan pribadinya berada.
Sampailah di ruangan Vernon
Vernon mendudukkan Asa di sofa yang ada di ruangannya lalu memberikan botol susu yang ia bawa tadi.
" Duduklah dengan tenang di sini, Papa akan bekerja dulu "
Asa mengangguk lalu mengubah posisinya menjadi telentang di sofa, kemudian menyedot botol susunya dengan pelan.
Selama Vernon bekerja di mejanya Asa mulai merasa bosan dan ia juga tak mengantuk.
Ia tak bisa menghampiri Vernon, kakinya belum sembuh sempurna.
Tak lama terdengar isakan isakan kecil yang di keluarkan bayi Vernon ini.
Pendengaran Vernon yang tajam langsung menangkap suara isakan itu lalu beranjak dari meja kerjanya untuk menghampiri Asa.
" Kecil apa kau baik baik saja, apa kau bosan disini. Mari bermain jika kau bosan " vernon membujuk sembari mengusap rambut Asaa.
Isakan Asa terdengar mulai mengecil ditambah posisinya tengkurap membuat suara isakannya teredam.
Vernon senantiasa membujuk Asa, ia juga merasa bersalah. seharusnya ia menemani Asa walaupun sedang bekerja.
" Maafkan Papa, ayoo.. akan Papa temani "
Vernon bergerak untuk mengubah posisi Asa menjadi telentang karena jika terus tengkurap itu pasti tak baik untuk pernafasannya.
Asaa masih menangis dengan menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan kecilnya.
Vernon yang melihat itu merasa gemas bahkan sekarang ia sedang memotret Asa menggunakan Handponenya.
"Sayangku ayo buka tanganmu, Papa janji akan temani"
Tangannya tergerak untuk menggendong Asa.
"Papa.. Asa bosan, Papa tidaa temani Asaaa.."
ujar Asa dengan bibir yang melengkung ke bawah."Stt maafkan Papa yaaa, sekang tidur saja yaa nanti habis tidur Asa boleh bermainn".
Asa yang memang mengantuk sedari tadi hanya bisa mengangguk, Vernon kemudian memasukkan nipple buatan itu ke goa kecil Asa.
Asa menyedotnya dengan teratur dan mulai tenang, tak ada lagi isakan yang terdengar akan tetapi gumaman gumaman kecil yang terdengar.
Vernon merasa kasihan tapi juga merasa gemas. Vernon mengecup surai lembut putranya berkali kali, Ia merasa bersyukur telah menemukan Asa.
tbc
terimakasih sudah membaca
jangan lupa vote ya teman teman
☾⋆。𖦹 °✩ 🎀