Kasur putih bersih dengan selimut tebal yang hangat, selang infus yang mengarah ke tangan seorang anak laki-laki terbaring lemas. Keadaan yang membuat ia kini berbaring di kasur putih bersih disertai selimut tebal yang hangat itu bukanlah keadaan yang mudah. Trauma yang semakin membesar menimbulkan rasa ingin mati lebih cepat.
Razka juga berpikir akan kenangan bahagia bersama bunda, Karen, Eca dan teman-temannya.
Ternyata hari ini teman-teman Razka menjenguk keadaan Razka setelah kejadian tadi malam, tidak hanya teman-temannya tapi ayah dan Kayla pun ikut datang.
"Gilak bro lo kenapa dah, kok bisa gini sih itu luka lo gapapa kan" ucap Kevin
"Udahlah gue gapapa ga usah lebay hahaha" jawan Razka sambil tertawa
"Nih ada sedikit makanan buat lo dari kita, dimakan ya" kasih Taya
"Makasih ya guys sebenernya kalian ga usah repot-repot" ujar Razka
tak kunjung lama Kevin, Ghea, Taya dan Fristy menjenguk Razka, ayah dan Kayla datang ke ruangan Razka. Sementara teman-teman yang lain izin untuk pulang kerumah.
Ayah dan Kayla kini berjumpa dengan Razka, tak banyak yang mereka bicarakan namun tak terdengar sedikit pun ucapan minta maaf dari ayah maupun dari Razka.
"Ga usah lama-lama disini, bayarannya mahal. Belom lagi mau biayain uang sekolah Kayla nanti, untuk bayaran rumah sakit ayah yang tanggung" ucap ayah
"Makasih yah" ucap Razka
Setelah percakapan yang sangat singkat itu ayah meninggalkan ruangan Razka tapi tidak dengan Kayla, ia masih ingin berbincang dengan Razka. Untungnya ayah mengizinkan.
"Ayah duluan saja aku mau bicara sama kakak" ucap Kayla polos
"Jangan lama-lama ya, ayah tunggu di mobil" jawab ayah
Ayah mengizinkan Kayla untuk bicara sebentar dengan Razka. Di luar ayah bertemu bunda.
"Kamu udah gila ya mas, anak sendiri loh itu tega banget kamu, kenapa sih" ucap bunda terpotong
"Sudahlah Risma ini rumah sakit aku tak ingin cari ribut" potong ayah
Bunda hanya menggelengkan kepala dan bersedih akan perilaku ayah terhadap Razka, sementara di ruangan Razka.
"Kakak, Kayla minta maaf Kayla sudah mendengar semuanya dari balik pintu kamar semalam. Kayla bener bener ga ada maksud buat kakak di benci sama ayah" ujar Kayla
Anak kecil yang berusia 10 tahun itu kini menangis di hadapan Razka sambil meminta maaf, anak yang pintar. Usia yang masih kecil itu ia sudah mengucapkan hal-hal yang membuat Razka sangat tersentuh. Seperti Razka masih kecil, sangat pintar.
"Kayla bener bener ga mau kehilangan seorang ayah lagi dan kehilangan sang kakak" sambung nya
"Kayla, udah ya jangan menangis kakak ga marah kok ini juga kesalahan kakak kenapa semalam kakak membantah ayah, kamu jangan berpikir seperti itu lagi ya, kakak gapapa" jawab Razka
Razka yang awalnya ingin membenci adik tiri nya itu musnah setelah Kayla menangis meminta maaf kepadanya, ternyata ia memiliki hati yang baik dan tulus kepada ayah dan dirinya. Sekarang ia paham disini tidak ada yang saling di salahkan.
Kayla pamit untuk pergi kepada Razka, Kayla meninggalkan ruangan putih itu. Di jalan ia berpapasan sama bunda, Kayla hanya tersenyum dan sebaliknya bunda membalas senyuman Kayla dengan senyum hangat dari bunda.
Razka menjelaskan kepada bunda bahwa dia dan bunda harus menerima kehadirannya Kayla, karena Razka tau rasanya di tolak akan kehadiran seseorang. Masalah sikap ayah nanti itu urusan belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZKA 7 MENIT (END)
Short Story"Setelah meninggal, otak manusia masih berfungsi 7 menit untuk memutar ulang memori paling indah" Razka Putra Wijaya Anak pertama dari ayah Wijaya dan bunda Risma yang kini sedang berupaya mempertahankan hidup dan mentalnya Apa arti kebahagiaan bag...