"Seungcheol,
Choi Seungcheol."Pertemuannya dengan orang asing dan juga nama yang ia sebutkan terus saja berputar-putar di ingatannya seolah tersihir.
Jeonghan semakin di buat terkejut pasalnya sosok tadi malam, baru saja melewati taman sekolahnya begitu saja.
Takdir?
Jeonghan tersedak makan siangnya.
Jisoo dengan cepat menyodorkannya minum."Terimakasih, Soo."
"Apa ada sesuatu yang membuatmu seterkejut itu?"
Pertanyaan itu ia jawab dengan lirikan yang menuju pada Seungcheol di depan sana, yang tengah memperhatikan seluruh isi taman itu. Tanpa meliriknya.
"Dia? Dia donatur sekolah kita, dia melakukan kunjungan rutin dan kurasa ini jadwal kunjungannya. Kau murid baru, mungkin baru pertama kali bertemu dengannya. Dia orang yang baik. Sungguh."
Jeonghan mengangguk paham, Jisoo dapat melihat dengan jelas, Jeonghan tertarik padanya.
"Kau pikir aku tertarik dengannya? Itu gila."
Jisoo tertawa.
"Habisnya kau hanya tertarik pada adik Seokmin, tiba-tiba bertanya tentang dia. Bukankah artinya kau penasaran? Apa kau pernah bertemu dengannya!?"
Dengan cepat ia memberikan gelengan.
"Tidak, Lee Chan itu kasus yang berbeda, Soo. Aku sangat menyayangi adik Seokmin itu. Secara naluri."
"...."
"Bagaimana bisa?"
Itu Seokmin, yang tiba-tiba muncul dan bersuara. Membuat jantung Jeonghan dan Jisoo rasanya berpindah.
Hampir saja Jisoo memarahinya, namun fokusnya teralihkan dengan jawaban Jeonghan.
"Seperti ada ikatan. Kau yang kakaknya masa tidak menyadarinya?"
"Pasti berbeda kan? Antara aku dan Chan, serta kau dan dia?
Kami tumbuh bukan dari kasih sayang seorang ibu, aku heran bagamana bisa dia menganggapmu sedekat itu. Padahal kalian baru bertemu belum genap satu tahun."
Jeonghan menggeleng.
"Kalian ingin makan bersama kan? Silahkan, aku akan kembali ke kelas, sampai jumpa."
Belum sempat Jisoo tahan, Jeonghan sudah keburu pergi.
Ia menepuk pundak seokmin yang kini duduk di depannya.
"Ini karena kau! Jeonghan jadi pergi!"
Seokmin tertawa.
"Dia memberikan kita ruang bukan?"
Dan biarkan mereka berdua.
Mereka saling bertatapan.
"Teman kita....
.... Agak aneh. "
Itu suara Seokmin.
Pertanyaan itu di balas anggukan oleh Jisoo.Jeonghan menghentikan langkahnya, menundukkan kepalanya sejenak kepada kepala sekolah serta donatur sekolah dan kembali berjalan menuju kelasnya.
Tengah malam.
Salju pertama turun.Jeonghan menadahkan tangannya, membiarkan butiran-butiran salju itu mengenai tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [Jeongcheol]
RomanceTakdir? Kutukan? Hukuman? Takdir tetaplah takdir. Yang tidak bisa di ubah dan harus di terima. Jeonghan tidak tau, jika takdir yang kejam selalu menghampirinya. Tapi sepertinya kenyataan kejam itu lebih suka bersama Seungcheol. Dosa masa lalu se...