11. Power Of Love

170 17 4
                                    

Semua hal terjadi begitu cepat.
Trauma Jeonghan masih membekas tapi tak ada jejak.

Meskipun begitu, tak pernah sekalipun Jeonghan membenci anaknya yang bahkan belum lahir ini.
Ia menyayanginya, Jeonghan sangat menyayanginya.

"Kau jadi lebih baik."

"Terimakasih, berkatmu.
Lingkunganku kembali seperti semula."

"Kau membencinya?"

Jeonghan tersenyum, ia lalu mengusap perutnya.

"Aku tidak pernah membencinya sekalipun, aku tidak bisa melakukannya.
Jika aku membencinya, aku sama saja dengan orang-orang itu.
Anak ini tidak salah apapun dan aku mencintainya.
Aku mencintai anakku."

Hyungwon tertawa, ia lalu berjalan mendekat. Hyungwon mengusap perut Jeonghan.

"Bayangkan saja wajahku setiap hari, mungkin anak ini akan mirip denganku.
Sekarang aku ayahnya, kan."

Dan kini giliran Jeonghan yang tertawa.
Mereka tertawa bersama, ketika merasakan tendangan dari bayi yang berada di perut Jeonghan.

"Sepertinya ia menyukaimu, Won."

Hyungwon jadi tersenyum bangga.

Malam demi malam berlalu.
Jeonghan menjalani hari-harinya dengan baik.
Dan tepat di malam bulan purnama, anak yang ia nantikan selama ini lahir.

"Selamat, anak anda lahir.
Seorang putra yang sehat dan tampan."

Jeonghan langsung membawanya ke dalam pelukannya.
Air matanya lolos begitu saja.

"Anakku yang kusayangi, Lee Chan.
Itu namamu."

Hyungwon diam memperhatikan mereka.

'Benar-benar mirip.'





Dan waktu demi waktu kembali berlalu.
Chan tumbuh jadi anak yang aktif.
Dan Jeonghan semakin menyayanginya.

Chan jadi anak yang sangat cerdas padahal umurnya yang terbilang sangat muda.
Jeonghan heran, tapi ia memilih untuk mengabaikannya.

Bagaimana mungkin Jeonghan tidak menyayangi putranya jika putranya ini sangat-sangat menyayanginya.

"Chan menyayangi mama.
Ini bunga yang Chan petik untuk mama Han."

Jeonghan menghadiahinya dengan pelukan serta kecupan di dahi.
Chan sangat dekat dengan ibunya, tapi ia tak mudah dekat dengan orang lain.

Bahkan ayahnya sendiri.
Seolah tahu rahasia kelahirannya, Chan tidak pernah sekalipun memanggil Hyungwon dengan sebutan Ayah.

Tapi ia memanggil orang asing ini dengan sebutan itu.

Seperti saat ini.

"Chan mau bersama papa Cheol."

Hyungwon menatap orang asing ini dengan tatapan tak suka.
Ia melingkarkan satu tangannya di pinggang Jeonghan, menariknya mendekat.
Jeonghan mengartikannya seolah ia tak suka dengan keberadaan Seungcheol.

Sementara Seungcheol, menatapnya sambil tersenyum.

'Ini alasanku membencimu.
Aku tak akan memberikan Angel pada bajingan sepertimu.'







Semua orang pasti tahu, Hyungwon menunjukkan ketidaksukaannya pada Seungcheol.
Tapi tangannya terulur, mengajak berjabat tangan.

"Kita belum berkenalan secara resmi.
Chae Hyungwon, suami Yoon Jeonghan."

Destiny [Jeongcheol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang