"Semua akan baik-baik saja, aku janji."
"Maaf, lagi-lagi aku berbohong padamu."
"Chan, lihat saja. Paman akan mendapatkan boneka beruang untukmu!"
Mingyu terlihat bersemangat saat bermain mesin capit boneka itu.
Wonwoo tersenyum melihatnya, apalagi melihat ekspresi wajah Chan yang terlihat menantikan kemenangan pamannya.Dan berhasil.
"Wah paman keren sekali!"
Chan bersorak ria saat boneka beruang yang pamannya berikan berhasil berada di pelukannya.
"Sudah paman katakan, paman itu hebat Chan."
Mingyu terlihat menyombongkan dirinya.
"Terimakasih. Chan kira hanya untuk pamer saja didepan paman Wonwoo. Paman kan selalu sok keren."
Wonwoo jadi tertawa, terutama saat melihat mimik wajah Mingyu yang berubah derastis.
Mingyu lalu mengambil ponselnya yang tadi berada di saku celananya.
"Kemari, Chan. Mamamu harus melihat ini."
Ia lalu memotret Chan yang tengah memeluk boneka beruangnya.
Lucu.
Satu kata yang berhasil menggambarkan Chan di hasil foto yang berhasil Mingyu tangkap dengan ponselnya.
Sementara Wonwoo diam memperhatikan mereka sambil mengambil momen itu juga menggunakan ponselnya."Paman, tolong tanyakan apa mama sudah makan siang."
Mingyu mengangguk.
"Mamamu bilang dia sudah makan Chan."
"Katakan pada mama, Chan mencintainya, paman!"
"Iya, sudah paman katakan, katanya dia juga mencintaimu."
Mingyu kini memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celananya.
"Ayo! kau bilang ingin naik wahana yang itu, Chan."
"Chan, mau naik roller coaster?"
Pertanyaan itu mendapatkan anggukan setuju dari sang empu.
Tapi sepertinya orang lain menentangnya.
Wonwoo."Gyu, jangan gila. Permainan itu untuk orang dewasa, Chan masih berusia lima tahun!"
"Tapi Chan mau naik itu paman. Paman Mingyu bilang itu menyenangkan!"
Mingyu tersenyum tanpa dosa. Ia mendapatkan tatapan tajam dari sang kekasih.
"Bagaimana dengan kereta-keretaan itu saja, Chan?"
Wonwoo menawarinya permainan yang menurutnya tidak berbahaya dan cocok untuk anak seumuran Chan.
"Won... itu tidak seru."
"Itu untuk Chan, bukan untukmu, Gyu! Kalau kau tidak mau ya tidak usah."
Asik berdebat, mereka tidak menyadari bahwa Chan sudah tidak ada di sisi mereka.
"GYU! CHAN HILANG!"
Mingyu diam tak berkutik.
Wonwoo ingin rasanya ingin memukul kepalanya sekarang juga.
Tapi Wonwoo sadar bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk melakukannya.Wonwoo ikut melihat kearah yang Mingyu tuju.
Chan.
Dengan pria asing."Itu paman Chan.
Paman!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [Jeongcheol]
RomantizmTakdir? Kutukan? Hukuman? Takdir tetaplah takdir. Yang tidak bisa di ubah dan harus di terima. Jeonghan tidak tau, jika takdir yang kejam selalu menghampirinya. Tapi sepertinya kenyataan kejam itu lebih suka bersama Seungcheol. Dosa masa lalu se...