••••
••••
Daniel menatap lama layar ponselnya. Pesan yang ia kirimkan pada Hazel sejak waktu istirahat, masih belum dibaca juga oleh gadis itu yang membuat ia jadi bertanya-tanya.
Apa Hazel sangat sibuk hari ini hingga tidak sempat membalas pesannya?
Apa Hazel sedang marah dan mengabaikannya?
Hazel memang tidak selalu membalas pesannya dengan cepat, tapi biasanya tidak pernah selama ini juga. Sejak siang hingga sekarang waktu sudah memasuki malam, tapi Daniel masih belum mendapat balasan juga.
Masalahnya dia tidak tau harus bertanya pada siapa. Tidak mungkin pada orang tua Hazel, kan????
Hazel juga anak tunggal. Dia tidak bisa mengajak Kakak atau Adik gadis itu untuk bekerja sama jika dia kesulitan menghubungi Hazel.
Ini yang Daniel benci dari hubungan tidak jelas mereka. Dia tidak pantas untuk marah jika Hazel membalas pesannya lama. Dia juga tidak bisa sembarangan bertanya pada orang tua Hazel karena bagi mereka Daniel seperti adik gadis itu.
"Faza."
Tiba-tiba nama adiknya langsung terlintas. Daniel melompat dari kasur dan berlari ke kamar adiknya. Dia masuk tanpa mengetuk pintu dan membuat Faza berseru kesal karena terkejut.
"KAKAKKK!"
Daniel tidak peduli dan menerima saja ketika Faza memukuli lengannya karena kesal.
"Cil, kapan terakhir lo chatan sama Hazel?" tanya Daniel tanpa basa-basi.
"Hmm tadi sore," jawab Faza dengan jujur.
"Serius?" tanya Daniel lagi.
"Seriussss. Kenapa, sih???? Dia enggak balas chat kamu?" tanya Faza sambil menatap Kakaknya yang mengangguk lesu.
"Dari siang gue chat dan masih belum dibalas sampai sekarang," kata Daniel.
"Kasihan."
Tanggapan itu membuat Daniel berdecak kesal, tapi Faza malah tersenyum lebar. Adik perempuannya itu melipat kedua tangannya di dada dan Daniel tau apa artinya itu.
Faza akan mulai membuat kesepakatan padanya.
"Mau aku tanyain enggak?" tanya Faza.
"Enggak usah," jawab Daniel dengan ketus.
Kalau dia mau pasti Faza akan meminta uang lagi padanya. Entah untuk apa lagi, terkadang Daniel sangat pusing dengan adiknya karena setiap hari selalu ada paket datang bahkan bisa lebih dari satu.
Sudah kalau pesan selalu pakai nama yang berbeda-beda. Entah nama dia, nama Ayahnya hingga nama teman-temannya supaya Ibu mereka tidak marah.
Tapi, dimarahi juga tidak membuat adiknya itu kapok. Kalau dimarahi Ibunya dia akan langsung merengek pada Ayahnya yang membuat mereka lagi lagi harus mengalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not Easy
Teen Fiction"Kak seharusnya kalau lo memang enggak suka sama gue... jangan kasih gue harapan sebesar ini."