Begins

16 1 0
                                    

Di sebuah universitas, pria dengan anak perempuan menyusuri sebuah acara publikasikan hasil penelitian terbaru tentang sejarah titan yang benar-benar ada di dunia. Dengan gandengan tangan yang sesekali diayunkan sang anak, pria itu tersenyum melihat anak yang telah ia rawat sudah mulai beranjak remaja. Namun senyuman itu luntur mengingat ia akan sibuk dengan pekerjaan nya sebagai dosen dan juga penelitian.

"Ayah? Bukankah ayah berjanji tidak murung pada hari ini?" Ucap sang anak menyadari air muka sang ayah yang mungkin sedikit seram karena kantung matanya.
"Hahaha. Maaf, ayah hanya merasa ayah sudah melewati banyak waktu pertumbuhan mu. Ayah merasa bersalah tidak banyak waktu yang ayah luangkan untukmu."

"Ayah.." Dengan nada sedih, anak perempuan itu mencari sesuatu disekitarnya untuk mengalihkan topik. "Apakah ayah bisa jelaskan tentang lukisan itu? ” sembari tangannya menunjukan ke arah lukisan tersebut.

" Itu adalah lukisan awal mula titan terbentuk "Ucap yang ayah melihat arah tangan sang anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Itu adalah lukisan awal mula titan terbentuk "
Ucap yang ayah melihat arah tangan sang anak. "Apakah kau tertarik mendengar cerita dibalik lukisan itu?” lanjutnya melihat muka penasaran yang muncul dari anaknya.

" Iya dan tidak" Jawab sang anak yang membuat ayahnya keheranan dengan jawabannya yang tidak terduga "saat ayah pulang, ayah sering berbicara tentang titan tanpa henti. Lalu bagaimana dengan yang satu itu?" Tunjuk anaknya ke lukisan disebelah nya.

"Itu tentang 9 jenis titan pertama yang muncul" Jawab pria tinggi dengan rambut pirang, wajah tegas, dan iris biru langit menatap anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu tentang 9 jenis titan pertama yang muncul" Jawab pria tinggi dengan rambut pirang, wajah tegas, dan iris biru langit menatap anak.

"Lama tak bertemu sensei, senang dapat berjumpa kembali dengan sensei." Sapa pria itu dan menyalurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan ayah anak perempuan itu.

"Erwin, senang bertemu dengan mu juga. Bagaimana kabarmu?"  Melihat sang ayah yang tampak mengenal pria asing itu, anak perempuan itu bersembunyi di balik badan sang ayah.

"Kabar saya baik sensei, sekarang saya sudah bekerja sebagai guru sejarah di SMA." Sekilas ia melirik anak perempuan itu. Ia tau anak perempuan itu kurang nyaman akan kehadiran nya. "Sensei, apakah yang dibelakang anda adalah anak anda yang sering anda ceritakan saat kelas?”

" Ahh, iya. Dia Y/n. Y/n, ini Erwin Smith, murid ayah dan juga salah satu partner ayah di salah satu penelitian" Dengan sedikit menarik sang anak untuk keluar dari belakang tubuhnya.

Dengan menyamakan tingginya dengan anak itu, "Halo? Salam kenal, aku Erwin"
" Sa-salam kenal juga". Dengan gugup Y/n menjawab karena dirinya yang jarang berinteraksi dengan orang baru/asing untuknya.
"Masih kelas berapa?” Erwin sedikit penasaran dengan Y/n, ia terlihat seperti anak pertengahan SD.
" Kelas 1 SMP sekarang." Jawab sang ayah. Mendengar hal itu, Erwin sedikit malu dengan perkiraannya yang meleset jauh.

"Kruyuk~~~" Suara lantang tersebut berbunyi diantara jeda percakapan mereka. Y/n dengan muka memerah memeluk tangan ayahnya dan sang ayah hanya tertawa melihat sang anak ternyata menahan laparnya setelah 2 jam menemaninya melihat publikasi penelitiannya akhirnya membunyikan alarm.

"Erwin apakah kau mau makan siang bersama? Sensei ingin mendengar pengalaman mu mengajar anak-anak SMA sekarang."  Ajak Kheith dan tentunya Erwin menerimanya. Y/n merasa hari itu adalah hari sialnya karena ia terlihat seperti bocil.

*******
Sejak saat itu, Erwin sering terlihat di lingkungan rumahnya. Entah itu berkunjung untuk membahas tentang teori titan, maupun update data sejarah+ cara mengajar yang baik untuk para muridnya.

Namun dibalik itu......

"Ayah aku ke kamar dulu." Kata Y/n meninggalkan ruang makan dan membiarkan sang ayah dan mantan muridnya berbincang bincang tentang titan. Setelah Y/n terlihat jauh dari pandangan nya, Kheith mulai membuka pembicaraan dengan memanggil namanya.

"Erwin.... Menurut mu apa Y/n kesepian? " Dengan langkah mengambil teko teh, mukanya mengawasi pria beralis tebal itu.
Erwin yang ditanya bingung harus menjawab apa. Melihat reaksi bingung Erwin, Kheith pun tertawa dan melanjutkan ucapannya.
”Hahahah senang rasanya melihat raut wajah itu lagi."

senyum kecil muncul dibibir Erwin mendapatkan ledekan dari Kheith.
"Mengapa sensei bertanya seperti itu? ” dengan sedikit menyesap teh di gelasnya.
Dengan muka serius Kheith menatapnya
" Apakah kau bisa kupercaya untuk menjaga Y/n?”

" 。。。” Erwin menatap Kheith mencari maksud dari pertanyaan tidak biasanya.

" Mungkin ini adalah permintaan egoisku. Tapi setelah ini aku tak bisa menjamin bisa menyediakan waktu untuk bersama dengannya. Dalam beberapa tahun terakhir aku telah melewati banyak waktu dimana ia membutuhkan perhatian orang disekitarnya."
Genggaman Kheith pada gelasnya terlihat lebih erat seperti ingin memecahkannya, namun seketika ia melepasnya dengan perlahan. Erwin masih tetap memperhatikannya dengan diam.

"Pekerjaan ku menjadi lebih berbahaya setelah publikasi terakhir. Akan banyak penelitian langsung ke lokasi reruntuhan. Kau tau kan lokasi reruntuhan dan risikonya?”

Dengan keterkejutan yang tak bisa disembunyikan, Erwin sedikit memukul meja makan. "Sensei, itu bahaya. Bukankah kau bisa menjadi dosen saja? Atau paling tidak keluar dari penelitian itu?”

" Maaf aku tidak bisa."
"Lalu? Selain saya kan ada?"
" Aku lebih percaya padamu Erwin. Kau belum menikah maupun punya pacar. Aku yakin Y/n  melihatmu sebagai kakaknya. Dan kalaupun aku titipkan Y/n pada keluarga dekatku, aku tak bisa menjamin Y/n baik-baik saja dalam keluarga itu. Y/n adalah anak angkat ku, banyak anggota keluarga ku yang tidak menerimanya."

Erwin pun terkejut dengan perkataan Kheith yang tidak salah tapi rasanya salah. Ia juga seorang pria normal.

attack on UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang