CHAPTER II

1.3K 194 46
                                    

✧✧✧

"Hey, bangun. Kerja, kerja."

Suara samar-samar itu terdengar semakin nyata dan ketika Renjun membuka matanya. Masih dalam keadaan setengah sadar, Renjun malah berteriak saat melihat sosok tampan yang berdiri di hadapannya dengan hanya mengenakan jubah mandi.

"Aaaaakkk!!!!" Renjun menjerit dan menutup matanya.

Jeno menahan tawa melihat ekspresi wajah Renjun yang terlihat konyol. Tapi ia tidak mau menurunkan wibawanya, jadi Jeno mengalihkan pandangannya.

Ketika Renjun sepenuhnya sadar, wajahnya memerah. Ia melempar sebuah bantal dari sofa dan ditangkap hanya dengan satu tangan oleh Jeno.

"Wakeup, jam kerja kamu sudah mulai 30 menit yang lalu.Saya kurangi gaji kamu karena kamu telat bangun, ya."

"Eh! Gue kan belom tandatangan kontrak!"

"Kamu sudah tidur di rumah saya semalaman, itu jadi salah satu bentuk tandatangan kontrak."

"Apa maksudnya, enak aja!"

"Anyway, cepet bangun. Saya jelasin kamu harus ngerjain apa saja hari ini."

Renjun hendak membantah perintah Jeno, tapi sang pengusaha sudah berjalan meninggalkan dirinya. Renjun mau tidak mau bangkit dan mengekor di belakang.

Untuk pertama kalinya Renjun melihat secara detail isi rumah Jeno yang sangat elegan dan modern.

Ketika pintu geser yang terbuat dari kaca dibuka, Renjun bisa melihat sebuah balkon besar dengan kolam renang dan konsep barang-barang yang dibuat seperti berada di pulau tropis. Tidak terlihat murahan justru sangat estetik.

"This is my infinity pool, tolong dibersihkan."

Renjun mengernyitkan keningnya bingung karena kolam renang tampak masih sangat bersih.

Jeno lanjut menjelaskan bahwa hari itu Renjun harus membersihkan dapur yang juga terlihat masih bersih. Tapi Jeno bilang ia harus mengelap piring dan gelas yang berdebu dengan lap setengah basah.

"Ingat, kalau ada yang pecah, gaji kamu saya kurangi."

Hampir 15 menit Jeno membawa Renjun tur di dalam penthouse nya. Dan itu jadi kali pertama bagi Renjun melihat pemandangan kota yang luar biasa indah. Ia bisa membayangkan gemerlap lampu-lampu yang cantik saat malam tiba.

Jeno lantas membawa Renjun ke lantai atas, di sana ada tiga pintu yang ia duga salah satunya adalah milik Jeno.

"This is my room. You are not required to clean mine. This is my study room, please be cautious when you come here because there are a lot of work documents."

Langkah kaki Jeno berhenti di sebuah pintu dengan cat cokelat gelap.

"And this is your room."

Ketika pintu dibuka, Renjun langsung disambut dengan ruangan yang gelap dan berdebu. Sepertinya ini adalah gudang atau kamar tamu yang tidak pernah dipakai. Ketika lampu dinyalakan Renjun bisa melihat ada satu queen bed, satu lemari, dan jendela besar dengan pemandangan kota.

Meski indah, tapi bau apek dari ruangan tersebut membuat Renjun bergidik. Rasanya seperti berada di dunia lain.

"Bisa dibersihkan sendiri ya. Saya sudah kasih lihat kan tadi supply untuk bersih-bersih ada di mana. Ada pertanyaan?"

"Can you send all my luggage? I don't have anything to wear."

"Sure. I'll let my workers know."

"Thanks. Can I borrow your shirt just for now?"

Tangerine LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang